Mereka bisa menciptakan sesuatu yang baru atau cara baru untuk melakukan sesuatu. Eksplorasi pembelajaran mandiri juga mendorong anak-anak untuk belajar secara mandiri. Mengambil inisiatif dalam membuat keputusan merupakan bagian penting dari perkembangan kemandirian. Eksplorasi juga dapat melibatkan dengan teman sebaya dan orang dewasa yang membantu anak-anak belajar satu sama lain. Mengeksplor anak-anak sangat penting dilakukan oleh pendidik untuk proses belajar mereka. Hal ini bisa mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia, meningkatkan keterampilan berpikir kritis, dan membangun rasa ingin tahu yang akan mendukung pembelajaran sepanjang masa.
Tidak hanya guru di sekolah, namun juga orang tua siswa di rumah juga dapat berperan penting dalam memberikan pengasuhan dalam memberikan pengalaman yang positif dalam mendidik. Teori Locke menekankan bahwa pendidikan formal di sekolah sangat penting, tetapi jauh lebih penting juga untuk menekankan bahwa pendidikan informal di rumah dan lingkungan sosial juga teramat sangat penting pengaruhnya. Jadi usaha guru dan orang tua harus seimbang di antara keduanya.
Salah satu usaha orang tua yang bisa di lakukan ketika dirumah agar seimbang antara visi-misi guru di sekolah adalah menciptakan lingkungan yang stimulative. Jadi menyediakan ruang belajar di rumah meski kecil haruslah tetap diupayakan, karena disitu bisa digunakan anak untuk wadah bereksplorasi dengan variasi aktifitas seperti music, permainan dan eksperimen sains. Tidak hanya itu, orang tua dirumah juga diminta bisa memberikan pengalaman positif dalam kegiatan sehari-hari. Libatkan saja anak-anak dalam kegiatan sehari-hari.
Kebanyakan orang tua pada awalnya merasa risih dan terganggu, dirasa bahaya ketika anak ikut serta dalam apa yang dilakukan orang tua. Orang tua yang merasa risih tadi akan membentak bahkan memarahi anak tersebut, padahal itu tindakan yang salah dan tidak dibenarkan dari teori John Locke. Orang tua di rumah tetap dan harus berpegang teguh dengan kata sabar, ulet dalam melibatkan anak-anak seperti memasak, berkebun, berbelanja, karena hal itu bisa memberikan pengalaman tersendiri yang mampu tertanam kuat dalam otak anak yang mengalami perkembangan. Ajaklah anak untuk menjelajahi alam, seperti berjalan-jalan di taman, mengamati hewan, atau mengumpulkan benda alam.
Hal tersebut mendorong rasa ingin tahunya. Maka, dorong anak-anak untuk bertanya dan menjawab pertanyaan mereka dengan cara yang terbuka. Jika mereka tanya tentang cuaca, ajak mereka untuk mencari tahu bersama. Ajak anak berdiskusi tentang berbagai topik, mendengarkan pendapat mereka dan memberikan penjelasan yang sesuai dengan seusianya. Dengan memberikan kebebasan untuk bereksplorasi orang tua telah berhasil membantu mereka memilih aktifitas yang ia minati. Hal ini akan membantu mereka merasa terlibat dan bersemangat untuk belajar. Sediakan waktu pula untuk ia bermain. Karena bermain adalah cara utama anak-anak belajar dan mengeksplorasi dunia mereka tanpa terbebani.
Dengan memberikan teladan yang baik bisa mengajarkan nilai-nilai moral dan etika melalui tindakan sehari-hari. Seperti berbagi, menghormati orang lain, dan bertanggung jawab. Orang tua juga diwajibkan memberikan dukungan emosional terhadap anak, misalnya dengan memberikan pujian dan dorongan ketika anak mencoba hal baru atau menunjukkan usaha dalam belajar. Dengan menerapkan sikap tabula rasa di rumah, orang tua dapat membantu anak-anak mengembangkan potensi mereka secara optimal. Lingkungan yang mendukung, pengalaman yang positif, dan dukungan emosional yang maksimal akan membentuk jiwa anak menjadi individu yang tangguh dan memunculkan kepercayaan diri yang unggul, kreatif, dan siap dalam belajar kedepan pada tingkat dan jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Keteledoran orang tua yang jauh dari tabula rasa terlihat dari berbagai situasi dimana orang tua tidak memberikan lingkungan yang mendukung atau pengalaman yang positif bagi mereka. Misalnya membiarkan anak bermain tanpa batas dapat membuat anak tidak mandiri, kurang bertanggung jawab dan suka melukai orang lain. Tidak hanya itu pula, orang tua yang mengabulkan tiap permintaan anak atau tidak mampu menolaknya dapat membuat anak tidak percaya diri dan memiliki rasa ketergantungan.
Mirisnya dari peristiwa saat ini, anak-anak seusia PAUD/SD saja berani mengumpat, hal ini terbentuk karena lingkungan atau kebiasaan orang tuanya yang didengar tanpa sengaja lalu ditiru. Hal ini harus DIRUBAH karena tidak edukatif. Keteledoran orang tua yang jauh dari prinsip tabula rasa dapat berdampak negative pada perkembangan anak. Penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, yang aman, memberikan pengalaman positif, dan mendengarkan serta menghargai anak-anak mereka agar dapat tumbuh dan berkembang secara baik.
Oleh: Nur Elisa A.
Posting Komentar