Kegiatan ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana belajar yang dikemas secara ringan dan menyenangkan. Para santri terlihat duduk rapi, sebagian bersila di atas tikar yang digelar di halaman masjid, sambil menatap layar proyektor dengan antusias.
Film Omar dan Hana sendiri dikenal luas sebagai serial animasi Islami yang mengajarkan nilai-nilai agama kepada anak-anak. Tokoh utamanya, Omar dan Hana, merupakan kakak beradik yang selalu belajar tentang akhlak mulia, pentingnya berbagi, serta bagaimana mempraktikkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari para orang tua santri. Menurut Ustazah Rahma, salah satu pengajar di TPA Al Mahkamah, kegiatan nonton bareng ini bertujuan agar anak-anak tidak hanya sekadar menunggu waktu berbuka puasa, tetapi juga mengisi waktu mereka dengan hal bermanfaat.
“Kami ingin mengajarkan kepada anak-anak bahwa menunggu waktu berbuka tidak harus dengan bermain saja. Lewat film Omar dan Hana, mereka belajar tentang kebaikan, pentingnya bersedekah, serta bagaimana menjadi anak yang taat kepada orang tua,” jelas Ustazah Rahma.
Nilai-nilai Islami dalam Film Omar dan Hana
Beberapa pelajaran penting yang diambil santri dari film yang ditonton sore itu antara lain:1. *Keutamaan Berbagi*
Salah satu episode yang ditayangkan menampilkan kisah Omar dan Hana yang belajar tentang berbagi makanan dengan tetangga. Pesan ini sejalan dengan ajaran Islam yang menganjurkan umatnya untuk saling berbagi, terutama di bulan Ramadhan. Rasulullah ﷺ bersabda:
**مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا**
_"Barang siapa memberi makan untuk berbuka puasa kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun."_ (HR. Tirmidzi)
2. *Kesabaran dan Ketaatan*
Dalam episode lain, Omar dan Hana diajarkan tentang pentingnya kesabaran saat menahan lapar dan haus selama berpuasa. Ini menjadi momen refleksi bagi para santri, bahwa puasa bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjaga emosi dan memperbanyak amal ibadah. Allah SWT berfirman:
**يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ**
_"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."_ (QS. Al-Baqarah: 183)
3. Menghormati Orang Tua
Anak-anak juga belajar bagaimana Omar dan Hana selalu menghormati dan menaati kedua orang tua mereka. Ini memperkuat pesan Islam yang memuliakan kedudukan orang tua, seperti dalam firman Allah SWT:
**وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا**
_"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tua."_ (QS. Al-Isra’: 23)
Beberapa santri tampak antusias memberikan pendapat mereka setelah selesai menonton. Misalnya, Nabila (9 tahun) mengatakan ia ingin mengikuti jejak Omar dan Hana dengan lebih rajin bersedekah dan membantu orang tua.
“Aku mau kayak Omar, yang selalu bantu ibu di rumah dan berbagi makanan ke teman-teman,” ucapnya polos.
Sementara itu, Farhan (10 tahun) merasa semakin termotivasi untuk menjaga puasanya hingga waktu berbuka tiba. “Dari film tadi, aku belajar kalau puasa bukan cuma nahan lapar, tapi juga belajar sabar,” kata Farhan.
Harapan untuk Kegiatan Serupa
Ustazah Rahma berharap kegiatan serupa bisa terus diadakan sepanjang bulan Ramadhan, mengingat dampak positifnya bagi para santri. Ia juga mengajak para orang tua untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan agama anak-anak mereka.“Kami ingin anak-anak memahami bahwa Islam itu indah, dan belajar agama bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Semoga kegiatan ini membuat Ramadhan mereka semakin bermakna,” tambahnya.
Acara ditutup dengan doa bersama menjelang adzan Maghrib berkumandang. Setelah itu, santri dan santriwati dengan wajah sumringah menikmati hidangan berbuka puasa yang disediakan oleh pengurus masjid.
Momentum ini menjadi pengingat bahwa Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang memperkaya diri dengan ilmu dan memperkuat ikatan ukhuwah Islamiyah.
Dengan semangat dan antusiasme yang terpancar dari wajah para santri TPA Al Mahkamah, Ramadhan kali ini terasa semakin bermakna.
Oleh: Nashrul Mu'minin Content writer Yogyakarta
Posting Komentar