BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

"Jangan dimakan mentah", Melihat Makna Dibalik Kata-kata

Pena Laut -
 "Jangan dimakan mentah-mentah". Kata-kata ini sering diucapkan oleh orang-orang tua ketika sedang menasehati seseorang yang lebih muda. Kalimat ini tertuju pada suatu kalimat, atau pesan dalam suatu percakapan dengan orang lain. Kalimat ini mengingatkan seseorang agar mencerna kata-kata atau kalimat yang diucapkan oleh lawan bicara agar tidak terjadi salah kaprah atau pemahaman yang melenceng dari maksud yang sebenarnya.

Orang-orang tua dulu tepatnya di bawah kelahiran tahun 2000-an, ketika bercakap-cakap seringkali mereka mengucapkan kalimat yang memiliki pemaknaan mendalam. Sehingga bagi orang-orang yang tidak memahaminya secara benar, justru akan melakukan suatu hal yang melenceng dari perkataan tersebut.

Oleh karena itu, ketika bercakap-cakap dengan para orang tua, hendaknya disimak dan dipahami dengan seksama. Dan apabila ada yang tidak dipahami hendaknya segera bertanya. Hal ini perlu dilakukan agar memperoleh pemahaman, karena apa yang mereka utarakan seringkali terdapat makna yang dalam atas kata-kata yang diucapkan.

Terdapat banyak kata yang memiliki makna yang harus dicermati. contohnya yaitu:

"Ngakan pa kennyang, tedung pa tobu, ajher pa korang" atau "Pakorang ngakan, patobu tedung, pakorang ajher". Kedua kalimat ini berasal dari bahasa yang sama, yaitu bahasa madura juga memiliki esensi yang sama, akan tetapi terdapat perbedaan susunan katanya. kalimat ini merupakan bahasa yang sering diucapkan oleh orang berbahasa madura. jika di ubah menjadi bahasa indonesia maka akan berbunyi "Kenyangkan makan, puaskan tidur, kurangi belajar".

Jika seseorang mengartikan kata ini secara umum. Maka, yang akan timbul pemahaman yang terbalik dari makna yang sesungguhnya. karena orang yang mengartikan secara umum akan mengartikan menjadi, "Makan sampai kenyang, tidur sepuas-puasnya, dan mengurangi belajarnya". Mungkin secara logika ini masuk akal. Akan tetapi, ini bukan artian yang sebenarnya.

Jika seseorang mencerna kalimat ini dengan sungguh-sungguh. Maka, akan memperoleh artian yang benar. Yaitu ia akan menemukan maksud dari munculnya rangkaian kata tersebut. Arti sebenarnya yaitu, agar seseorang mengurangi makan dengan merasa cukup makan, mengurangi durasi waktu tidur dengan merasa puas tidur, dan memperbanyak waktu untuk belajar dengan selalu merasa kurang dalam belajar.

Pertama, kata tersebut dimaksudkan agar seseorang bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu atau belajar. Dan tak sesimpel itu, kata-kata tersebut disusun dalam satu kalimat, sehingga terdapat pemaknaan yang lebih luas dan mendalam. Perjuangan, pengorbanan, kesabaran, dan bersyukur merupakan makna yang terkandung dalam kalimat tersebut.

Berjuang agar menjadi orang yang berilmu dan berguna bagi diri sendiri dan orang lain, oleh karena itu pengorbanan, kesabaran dan bersyukur diperlukan untuk mencapainya. Mengurangi makan agar perut tidak dalam kondisi kenyang sehingga meminimalisir terjadinya ngantuk setelah makan. Korbankan tenaga, pikiran, dan mengurangi durasi waktu tidur untuk memperbanyak belajar. Bersabar dalam melakukan semua perjuangan dan pengorbanan. Dan bersyukur karena sudah diberi kenikmatan oleh tuhan yang maha kuasa. Sehingga, sudah selayaknya menggunakan semua nikmat itu untuk mendekatkan diri kepada tuhan.

Terdapat makna yang lebih luas dari kalimat diatas, tentunya kalimat ini harus benar-benar dicermati, pahami, dan resapi. Niscaya makna itu akan diperoleh.


Oleh: Khusaini (Mahasiswa UIN KH. Achmad Shiddiq Jember)
Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak