BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Perjuangan Hidup, Nikmati Prosesnya

Pena Laut -
Senja merangkak perlahan di langit desa kecil itu, mewarnai cakrawala dengan semburat jingga yang indah. Di sebuah rumah sederhana di tepi sawah, seorang pemuda bernama Adit duduk termenung di beranda. Keringat masih membasahi dahinya setelah seharian bekerja membantu ayahnya di ladang. Meski tubuhnya lelah, ada kepuasan yang tersirat di matanya.

Adit adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan kehidupan yang penuh perjuangan. Ayahnya seorang petani, sementara ibunya berjualan makanan ringan di pasar. Hidup mereka jauh dari kata mewah, tetapi mereka memiliki sesuatu yang lebih berharga: semangat pantang menyerah dan ketulusan dalam menjalani hidup.

Ketika Adit memasuki bangku SMA, ia mulai memahami arti perjuangan yang sesungguhnya. Tidak seperti teman-temannya yang bisa dengan mudah membeli buku dan perlengkapan sekolah, Adit harus bekerja paruh waktu setelah pulang sekolah untuk membantu ekonomi keluarganya. Ia menjadi buruh angkut di pasar, mengangkat karung-karung berisi beras dan sayuran untuk para pedagang. Kadang-kadang, rasa lelah membuatnya hampir menyerah. Namun, ia selalu teringat pesan ayahnya, "Perjuangan itu bagian dari kehidupan, Nak. Nikmati prosesnya, dan kelak kau akan merasakan manisnya hasil."

Waktu terus berjalan. Setelah lulus SMA, Adit bertekad untuk melanjutkan kuliah. Ia tahu bahwa biaya kuliah bukanlah hal yang mudah bagi keluarganya. Namun, ia tidak gentar. Dengan tabungan hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun dan bantuan beasiswa, Adit akhirnya bisa masuk ke universitas impiannya.

Perjuangan Adit tidak berhenti di sana. Sebagai mahasiswa, ia harus pandai membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan sampingan. Ia menjadi ojek online di sela-sela waktu luangnya, mengantar penumpang ke berbagai sudut kota demi mendapatkan uang tambahan. Tidak jarang, ia harus begadang untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah setelah seharian bekerja. Namun, di balik semua itu, ada kepuasan yang tidak bisa diukur dengan materi. Ia tahu bahwa setiap tetes keringatnya membawa ia selangkah lebih dekat menuju impiannya.

Tahun demi tahun berlalu, hingga akhirnya Adit berhasil menyelesaikan studinya. Hari kelulusan itu menjadi momen yang tidak akan pernah ia lupakan. Ia berdiri dengan bangga di atas panggung, mengenakan toga, sementara kedua orang tuanya menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Semua perjuangan, kerja keras, dan pengorbanan akhirnya terbayar lunas.

Kini, Adit telah menjadi seorang insinyur yang sukses. Ia tidak hanya membangun kehidupan yang lebih baik untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarganya. Namun, ia tidak pernah melupakan akar perjuangannya. Ia tetap rendah hati dan selalu mengingat bagaimana proses panjang yang ia lalui membentuk dirinya menjadi pribadi yang kuat dan tangguh.

Hidup memang penuh tantangan, tetapi seperti yang Adit pelajari sepanjang perjalanannya, menikmati proses perjuangan adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan sejati. Setiap langkah, setiap keringat, dan setiap pengorbanan adalah bagian dari cerita yang akan membuat kemenangan terasa lebih bermakna. Jadi, apapun rintangan yang menghadang, nikmatilah perjuangan itu, karena di sanalah makna hidup yang sesungguhnya.


Oleh: Fathan Faris Saputro (Penulis Buku Pelukan Ramadan)
Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak