Penalaut.com - Perkembangan teknologi yang pesat dan perubahan zaman yang begitu cepat memang menimbulkan kekhawatiran bagi banyak orang. Tidak jarang, ketidakpastian tentang masa depan membuat kita merasa terjebak dalam arus perubahan yang terus bergerak. Namun, yang perlu kita pahami adalah, kunci untuk tetap relevan dan sukses di tengah perubahan ini terletak pada sikap fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi. Penting bagi kita untuk mengikuti perkembangan zaman tanpa terjebak atau terbawa arus yang bisa mengubah arah hidup kita secara negatif.
Fleksibilitas dan adaptasi adalah dua keterampilan penting untuk bertahan di era yang selalu berubah ini. Dunia bergerak dengan cepat, dan kita perlu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut agar tidak tertinggal. Mengikuti perubahan zaman bukan berarti kita harus menyerahkan prinsip hidup atau jatuh ke dalam arus yang mengubah karakter dan tujuan hidup kita. Sebaliknya, kita perlu memanfaatkan perubahan tersebut sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang.
Fleksibilitas memberi kita kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru, sementara adaptasi memungkinkan kita untuk berkembang tanpa kehilangan identitas diri. Dengan kedua sikap ini, kita bisa menghadapi berbagai tantangan zaman tanpa merasa terhimpit oleh kecepatan perubahan yang ada.
Dalam perspektif filosofis, kita dapat menengok pendapat dua tokoh besar dalam dunia pemikiran Islam, Imam Al-Ghazali dan Al-Farabi, yang juga menekankan pentingnya penyesuaian diri dengan perubahan tanpa kehilangan arah.
Imam Al-Ghazali dalam karyanya kitab Ihya’ Ulum al-Din mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat, serta kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tanpa melupakan prinsip-prinsip agama yang telah ada. Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa seseorang harus mampu menghadapi perubahan zaman dengan sikap bijaksana, yang mengedepankan adaptasi tanpa mengorbankan nilai-nilai moral dan etika. Al-Ghazali juga menekankan pentingnya akhlak dan perilaku yang baik dalam segala aspek kehidupan di dunia yang terus berubah.
Sementara itu, Al-Farabi filsuf besar juga memberikan pandangan tentang pentingnya penyesuaian diri dalam masyarakat yang terus berkembang. Imam Al-Farabi juga berpendapat bahwa manusia harus selalu beradaptasi dengan perubahan dalam masyarakat, namun harus tetap menjaga kebajikan dan nilai-nilai yang membawa kedamaian dan kebaikan bagi umat. Al-Farabi mempercayai bahwa perubahan yang terjadi harus dimanfaatkan untuk membangun masyarakat yang lebih baik, dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang mengedepankan kebijaksanaan dan keadilan.
Selain dari para filsuf, para ulama juga berpendapat bahwa pentingnya beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan prinsip hidup yang baik dan benar.
KH. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu ulama Indonesia yang menekankan pentingnya ilmu dan pemahaman agama dalam menghadapi perkembangan zaman. Beliau mengajarkan bahwa umat Islam harus selalu mengikuti perkembangan zaman, tetapi tetap berpegang pada prinsip-prinsip agama yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. KH. Hasyim Asy'ari mengingatkan agar generasi selanjutnya tidak hanya mengikuti arus, tetapi harus lebih bijak dalam memahami perubahan dan memanfaatkannya untuk kemaslahatan umat. Menurut beliau, Ilmu adalah kunci untuk memahami zaman, tetapi akhlak adalah penjaga dari perubahan itu sendiri.
Begitu pula dengan KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, beliau juga merupakan salah satu ulama yang sangat menekankan pentingnya beradaptasi dengan perubahan sosial dan dunia modern. Beliau percaya bahwa umat Islam harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, tetapi tetap harus menjaga identitas Islam yang mengutamakan akhlak, moral, dan kebaikan. KH. Ahmad Dahlan sangat mendukung pendidikan modern yang berbasis pada nilai-nilai Islam dan mengajak umat untuk tidak takut dengan kemajuan, asalkan tetap berada dalam koridor yang benar.
Lalu bagaimana kita sebagai generasi muda menerapkan pemikiran para filsuf dan juga ulama terdahulu di kehidupan masa kini?
Sebagai generasi muda sudah seharusnya kita bisa menikmati perkembangan hari ini tanpa merusak masa depan, dan tanpa rasa cemas yang berlebih dengan senantiasa melakukan aktivitas produktif meliputi hal-hal berikut ini:
1. Terus Belajar dan Berkembang: Dunia terus berkembang, dan kita perlu terus belajar agar dapat mengikuti perkembangan tersebut. Baik melalui kursus, seminar, atau membaca, penting untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan agar tetap relevan.
2. Pola berpikir yang terbuka: Fleksibilitas mengharuskan kita untuk memiliki pola pikir yang terbuka terhadap perubahan. Beradaptasi dengan teknologi baru, cara kerja yang lebih efisien, atau bahkan perubahan dalam cara berinteraksi dengan orang lain akan mempermudah kita untuk menghadapi tantangan.
3. Jangan Takut Mencoba Hal Baru: Perubahan seringkali datang dengan tantangan dan kegagalan. Namun, kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Yang terpenting adalah kita bisa bangkit dan melanjutkan langkah kita tanpa terhenti di tengah jalan.
4. Kolaborasi dan Jaringan: Fleksibilitas juga berarti kita bisa bekerja dengan berbagai pihak, belajar dari orang lain, dan berkolaborasi untuk menemukan solusi baru. Hal ini akan memperkaya cara kita beradaptasi.
5. Menjaga Keseimbangan Emosional: Untuk beradaptasi dengan baik, kita perlu menjaga kestabilan emosional. Dengan mengelola stres dan kecemasan, kita bisa tetap fokus dan tidak terhanyut dalam perasaan takut atau cemas terhadap perubahan.
Dari poin-poin tersebut tentu poin utama yang harus diperhatikan adalah kesadaran akan pentingnya literasi, baik literasi akademik, literasi digital, maupun literasi sosial.
Fleksibilitas dan adaptasi bukan hanya soal bertahan hidup, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa menjadi bagian dari perubahan itu sendiri. Alih-alih hanya mengikuti arus, kita bisa menciptakan peluang baru, berinovasi, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Dengan fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi yang baik, kita dapat mengikuti perkembangan zaman tanpa terjebak dalam arus perubahan yang merugikan. Seperti yang diajarkan oleh para filsuf seperti Imam Al-Ghazali dan Al-Farabi serta para ulama terdahulu seperti KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Ahmad Dahlan, kita perlu menjaga prinsip dan moral dalam menghadapi perubahan, serta berusaha menjadikan perubahan tersebut sebagai sarana untuk tumbuh dan berkembang.
Penulis : Husna Mahmudah
Fleksibilitas dan Adaptasi: Ikuti Perkembangan Zaman Tanpa Terjebak Arus Perubahan

Pena Laut
... menit baca
Dengarkan
Posting Komentar