
Penalaut.com - Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banyuwangi melaksanakan berbagai jenis pelatihan berbasis kompetensi dengan berbagai jenis kejuruan, diantaranya kejuruan pariwisata, teknologi pengolahan pertanian dan ikan, teknologi informasi dan komunikasi, otomotif, pertanian, pengelasan, dan fashion technology di Tahun 2024 dengan total 5.352 orang peserta pelatihan yang 70% nya merupakan masyarakat banyuwangi.
Selain itu, ada terobosan program pelatihan baru berupa Program Pelatihan Tailor Mode Training (TMT) dan telah dilaksanakan di wilayah kerja meliputi Kabupaten Banyuwangi, Jember, Lumajang, Pasuruan, Bondowoso Situbondo, Probolinggo, dan Kota Probolinggo. Pelatihan ini berbasis kepada kebutuhan masyarakat yang relevan dengan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja (DUDIKA) dan dilakukan langsung di tempat kerja “On Job Training”.
Kepala BPVP Banyuwangi, Arsad, menjelaskan bahwa pelatihan TMT ini merupakan terobosan baru yang dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI untuk mendekatkan para pencari kerja dengan program pelatihan dan dunia kerja.
“Pelatihan PBK itu pesertanya kan wajib datang ke BPVP untuk mengikuti pelatihan, sekarang tidak perlu jauh-jauh, kami buat pelatihan TMT yang hadir ditengah-tengah masyarakat, agar akses pelatihan yang dekat, gratis, dan mudah, dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali.” ujar Arsyad dalam keterangannya, Selasa (21/1/2025).
Pelatihan Tailor Made Training ini merupakan program peningkatan profesionalitas berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia, lembaga yang dapat mengusulkan kegiatan pelatihan Tailor Made Training pun sangat beragam, mulai dari perusahaan swasta, lembaga pemerintah, hingga kelompok masyarakat. Dimulai dari proses pengajuan program pelatihan oleh lembaga pengusul melalui e-proposal, dilanjutkan dengan memverifikasi administrasi yang didalamnya memuat legalitas lembaga pengusul, kurikulum pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Data peserta pelatihan yang merupakan pekerja di tempat tersebut, pelaksanaan pelatihan, diakhiri evaluasi pelatihan dan pelaporan.
Pelatihannya pun berasal dari berbagai bidang kompetensi yang beragam, mulai dari pembuatan roti dan kue, pengelolaan sampah, pelatihan bordir, termasuk pemandu karaoke yang saat ini menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Kepala BPVP Banyuwangi, Arsad, mengatakan, latar belakang munculnya Pelatihan Pemandu Karaoke itu adalah adanya e-proposal yang diajukan oleh salah satu elemen masyarakat dan kita terima karena sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"Ada permenparekraf nomor 11 tahun 2015 tentang pemberlakuan standar kompetensi kerja nasional indonesia di bidang pariwisata dan Perbup nomor 44 tahun 2024 tentang SOTK yang salah satu tugas bidang produk pariwisata adalah membina, mengembangan, dan mengelola destinasi kawasan strategis pariwisata, sumber daya pariwisata, dan tenaga kerja pariwisata, dan meningkatkan sumber daya pariwisata dan usaha jasa kepariwisataan," kata Arsad saat dikonfirmasi, Selasa (21/1/2025).
Kemudian apa saja materi yang diberikan kepada 16 pemandu karaoke yang hadir itu? Arsad menjawab materinya adalah sesuai dengan SKKNI atau Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang tertuang dalam Kepmenaker nomor 369 tahun 2013.
"Secara hardskill mereka diberikan materi bagaimana cara menyambut tamu pelanggan karaoke, melaksanakan pemanduan karaoke, mengakhiri pemanduan karaoke, mengembangkan pengetahuan jenis musik, judul dan lagu. Kemudian bekerjasama dengan lingkungan sosial yang berbeda, mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan di tempat kerja, dan mengatasi situasi konflik. Selain itu peserta juga dibekali materi softskill, yaitu kedisiplinan, wawasan keagamaan dan kebangsaan" jelas Arsad.
Direktur Hotel Ashika Pancoran, Zaenal, mengungkapkan rasa terima kasih atas perhatian dan kepedulian BPVP Banyuwangi terhadap Pemandu Karaoke yang sering mendapatkan stigma negatif dari masyarakat, dengan adanya pelatihan tersebut, diharapkan selain dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja terampil di bidang hiburan dan rekreasi, juga untuk memberikan peningkatan kualitas dan profesionalisme Pemandu Karaoke.
“Terima kasih kepada BPVP Banyuwangi atas Program Pelatihan yang telah diberikan, pelatihan ini dapat memberikan kesan positif terhadap pemandu karaoke yang masih mendapatkan stigma negatif dari masyarakat, padahal apa yang dilakukan itu tidak ubahnya sebagai alternatif pekerjaan akibat belum mendapatkan kesempatan kerja, dengan memberikan edukasi dalam bentuk pelatihan tersebut, harapannya mereka dapat profesional dalam bekerja dan mempunyai pandangan hidup akan masa depan yang lebih baik.” ucap Zaenal.
Program Pelatihan yang telah dilaksanakan pada Tahun 2024 oleh Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banyuwangi dari berbagai jenis program, meliputi restaurant attendant 32 peserta, front office 32 peserta, room attendant 32 peserta, tour guide 32 peserta, dan barista 48 peserta, pembuatan roti dan kue 80 peserta, pengolahan buah 32 peserta, dan pengolahan ikan 32 peserta, desain grafis 48 peserta, practical office advance 32 peserta, operator komputer 32 peserta, pemasangan jaringan komputer 16 peserta, service sepeda motor 64 peserta, pemeliharaan kendaraan ringan 16 peserta, pelatihan pembudidayaan sayuran hidroponik 48 peserta, smart farming 16 peserta, pengelasan 48 peserta, dan fashion technology sebanyak 112 peserta.
Terdapat 3 kejuruan program pelatihan yang menjadi unggulan BPVP Banyuwangi, yang pertama pariwisata, salah satu hal yang mendasari dikarenakan wilayah tapal kuda memiliki potensi pariwisata yang harus dikembangkan, maka indikator penting untuk mensukseskan itu ialah terciptanya sumber daya manusia yang memiliki skill di bidang pariwisata, baik nantinya sebagai pelaku wisata maupun pekerja, dan kejuruan pariwisata di BPVP Banyuwangi paling diminati oleh masyarakat. Yang kedua ialah kejuruan pertanian, baik pelatihan teknologi pertanian maupun pengolahan hasil pertanian, potret sumber daya agraria perlu diolah kembali menjadi ketahanan pangan sebagai penyangga ekonomi nasional, maka BPVP Banyuwangi siap mencetak insan terampil di bidang itu. Yang terakhir adalah pengelasan (welding), Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Industri lokomotif yang ada di wilayah tapal kuda harus disokong oleh SDM Kompeten agar kesempatan kerja yang dibuka dapat dimanfaat dengan maksimal oleh masyarakat lokal.(Far)
Posting Komentar