BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

PK. PMII Ibrahimy Selenggarakan Madrasah Falsafah Vol II

PMII Ibrahimy
Pena Laut -
Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) IAI Ibrahimy bersama dengan Republic Of Letters (ROL) telah menyelenggarakan acara Madrasah Falsafah yang ke 2.

Acara ini diselenggarakan pada hari Jum'at - Sabtu (22-23/11/24) yang bertempat di Rumah Baca PKBM, Gitik, Rogojampi.

Turut andil dalam acara tersebut, yakni Dr. Emi Hidayati (Dosen IAI Ibrahimy), Taufik Wr. Hidayat (Budayawan Banyuwangi), Eko Pratama (Daras Filsafat), dan beberapa kader-kader PMII.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, Madrasah Falsafah kali ini membahas mengenai alat-alat atau cabang-cabang filsafat.

Dalam sambutannya, Hendika Nanta selaku ketua panitia menyampaikan tujuan diselenggarakannya Madrasah Falsafah yakni untuk melestarikan dan merawat khazanah intelektual.

"Melalui forum Madrasah Falsafah ini, kita dapat terus merawat serta melestarikan khazanah intelektual yang telah ditelurkan oleh alumni-alumni kita", ucap Nanta.

Tak hanya itu, Nanta juga menyampaikan bahwa Madrasah Falsafah ini bertujuan untuk membekali kader-kader agar tidak mudah terhegemoni dengan ideologi.
 
"Forum ini kita upayakan untuk bagaimana kita memahami bahwa filsafat itu sebagai pandangan hidup dan juga filsafat sebagai a way of thinking atau sebagai cara berpikir agar kita tidak mudah terhegemoni atau tergerus dari doktrin ideologi yang mudah menghegemoni kita", lanjut Nanta.

Acara Madrasah Falsafah Vol II ini mengangkat tema: Philosophy Is Above Ideology (Filsafat di atas Ideologi). Artinya melalui forum ini, diharapkan kader-kader PMII dapat menerapkan metode-metode berpikir filosofis dan bertindak dengan bijak. Tidak mudah terhegemoni dan fanatik dengan ideologi.

"Ideologi selalu hegemonik, bagaimanapun bentuknya. Ideologi menciptakan kekuasaan itu dan buntutnya adalah kelas-kelas, serta otoritas yang membatasi. Lantas, sebab Nietzsche mengatakan 'am horizont unendlichen'—horizon yang tak terbatas, maka ROLian dalam Madrasah Falsafah mencoba menawarkan wacana baru, membongkar fixed idea atas multikulturalisme kader yang kata Pengurus Cabang harus dijadikan basis. Lalu, dengan penuh kesadaran, kami memberi salam; "kepada am horizont unendlichen, kami telah angkat kaki dari tanah dan naik kapal. Telah kami bakar jembatan dibelakang dengan segala isme-nya", jelas Hafid Aqil.

Dr. Emi Hidayati, selaku tuan rumah dalam madrasah falsafah kali ini menerangkan bahwa pentingnya belajar filsafat salah satunya adalah kemampuan untuk menilai argumentasi.

“Orang kalau sudah belajar filsafat itu bukan lagi melihat argumen melalui 'man qal', tapi sudah 'ma qal'. Menilai argumen bukan lagi dilihat dari siapa yang berbicara tapi dengan melihat apa yang dibicarakan”, jelas Dr. Emi.

Selain itu, Febri Kurniawan selaku ketua komisariat PMII Ibrahimy berharap forum Madrasah Falsafah ini dapat melahirkan kader-kader yang berintelektual.

"Semoga melalui Madrasah Falsafah ini akan semakin banyak bermunculan kader-kader yang berintelektual", pungkas Febri.

Sebagai penutup, panitia acara Madrasah Falsafah kali ini adakan kegiatan Meditasi yang dipandu oleh Kang Alpin. Hal ini penting guna menyelaraskan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual kader-kader. (Hlmi)
Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak