BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

PP. Miftachussaadah Gelar Haul Masyayikh Ke-44

PP. Miftachussaadah
Pena Laut -
Senin (04/11/2024), Pondok Pesantren (PP) Miftachussaadah Maron Genteng Banyuwangi, bersama dengan masyarakat setempat, selenggarakan acara Peringatan Haul ke-44 Pendiri PP. Miftachussaadah, KH. Achyat Mahmud.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, acara Haul kali ini bertempat di halaman PP. Miftachussaadah. Dihadiri oleh seluruh santri, alumni, pengasuh, dan masyarakat sekitar PP. Miftachussaadah.

Rangkaian acara ini dimulai sejak pagi hingga malam. Diawali dengan kegiatan pembacaan nama arwah, khataman Al-Quran, ziarah bersama di makam KH. Achyat Mahmud, dan prosesi acara Haul.

Sebagai perwakilan dari alumni, Kiai Husain meniatkan Haul ini sebagai manifestasi berbakti kepada orang tua (birrul walidain). 

“Orang tua itu ada 3. Orang tua yang melahirkan kita, orang tua suami/istri kita, dan orang tua yang mendidik kita. Nah, peringatan Haul ini juga bisa diniatkan sebagai birrul walidain. Tanda kita berbakti kepada orang tua yang telah mendidik kita", jelas Kiai Husain.

Selain itu, Kiai Mukhlasin sebagai perwakilan dari pengasuh PP. Miftachussaadah, menyampaikan bahwa kita—sebagai anak, seyogyanya bertindak baik kepada orang tua, leluhur-leluhur kita.

“Bertindak baik kepada orang tua termasuk tindakan yang sangat utama. Maka, seyogyanya kita bertindak baik kepada orang tua-orang tua kita, leluhur-leluhur kita. Dengan mendoakannya, harapannya semoga Allah dapat mengangkat derajat kita, sebagaimana Allah mengangkat derajat para Ulama”, terang Kiai Mukhlasin.

Sementara itu, KH. Abdul Ghofar dalam tausiahnya menjelaskan keutamaan membaca Al-Qur’an, shalat fardhu, serta infaq dan shadaqah. Ketiga hal ini merupakan amalan yang akan menyelamatkan manusia, baik di dunia maupun di akhirat.

“Ada tiga hal yang akan menyelamatkan kita di dunia dan di akhirat. Pertama, membaca kitab suci Al-Qur’an; kedua, shalat lima waktu; ketiga, menginfaqkan sebagian harta kita baik secara sembunyi-sembunyi, maupun secara terang-terangan”, jelas KH. Abdul Ghofar.

Di penghujung tausiahnya, KH. Abdul Ghofar menyampaikan pentingnya mengirimkan doa kepada orang yang sudah wafat. Sebab, mereka akan merasakan kenikmatan yang jauh lebih nikmat daripada kenikmatan di dunia.

“Seyogyanya kita mendoakan, mengirimkan al-fatihah kepada orang tua, leluhur-leluhur kita yang sudah berada di alam barzakh. Orang yang sudah berada di sana, akan bahagia di saat dikirimkan doa oleh saudara-saudaranya yang ada di dunia. Kenikmatan Al-fatihah bagi orang yang sudah wafat, itu lebih nikmat daripada dunia dan seisinya”, jelas KH. Abdul Ghofar.

Haul ini menjadi momen penting bagi santri, alumni, dan masyarakat setempat. Selain untuk mempererat tali silaturahmi dan memperdalam pemahaman keagamaan, melalui acara ini para jama'ah juga berharap agar senantiasa di-ridhoi dan diakui santri oleh KH. Achyat Mahmud.

"Semoga melalui acara ini kita dapat diakui santri oleh KH. Achyat Mahmud", pungkas KH. Abdul Ghofar. 

Kiai Husain juga berharap agar acara peringatan Haul ini dapat istiqamah, terus dijalankan oleh generasi selanjutnya.

".......maka saya berharap, semoga acara Haul ini tetap istiqamah. Terus dijalankan oleh anak-cucu kita”, pungkas Kiai Husain. (Hlmi)
1 komentar

1 komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak
  • AHMAD TORIF
    AHMAD TORIF
    5 November 2024 pukul 17.47
    alhamdulillah ,jazakumullahum Khoiron..selaku alumni turut andil akan keberlangsungan haul tsb.semoga tetep istiqomah dan meneruskan panji dakwah dan kebaikan Hadrotus syaikh Ahyat Mahmud ...amin yarobbal alamin
    Reply