Cinta, Hasrat Seksual, dan Penataan Masa Depan
Pena Laut
... menit baca
Dengarkan
Pena Laut - "Ming, andai kita masih bersama". Muka Bing murung sambil menatap langit mengingat-ingat masa lalunya.
Malam Jumat, waktu yang begitu membosankan bagi seorang Bing yang sedang termenung diam mengingat-ingat masa lalunya.
Pada masa itu adalah masa prime seorang bernama Bing. Waktu dimana ia memiliki wish list kehidupan kedepannya dengan seorang bernama Ming yang ia kenal saat masa akhir Sekolah Menengah Pertama.
"Ming, aku mau pasca lulus SMK ini membangun sedikit demi sedikit usaha di bidang perikanan dan aku punya motivasi untuk kalahkan Aseng-aseng penguasa sektor perikanan itu nanti di masa depan" ucap Bing pada saat ngobrol di malam minggu ngopi di cafe D'Copiz bersama Ming.
"Bing tenang aja, selama ada Ming disamping Bing, ayo bareng-bareng mencapai semua harapan Bing di masa depan", tanggap Ming dengan penuh senyuman atas ucapan Bing.
Sehari-hari Bing selalu menggali informasi terbaru terkait berita berita tentang industri perikanan negeri, tips & trick budidaya perikanan sekaligus pemasaran ikan pasca siap panen.
Anak seorang manajer pabrik ikan itu begitu antusias dalam meng-upgrade diri supaya masa depannya lebih baik dari apa yang bapaknya sudah capai pada waktu itu.
Sampai pada tahun 2016, dunia seorang Bing mulai terlihat membosankan dengan dikelilingi pertemanan yang begitu kotor bila di bayangkan. Minuman keras, Pil Koplo, having sex with a girlfriend ia kenal dari circle pertemanan Bing.
Hidup yang begitu membosankan dan monoton pada waktu itu karena ia berbeda dari circle pertemanannya membuat Bing begitu tertarik mencoba semuanya, termasuk mencoba memakai tubuh Ming yang begitu indah dan menarik bila dipandangi Bing.
Sabtu malam Minggu disaat Bing apel dirumah Ming, Bing yang kesetanan mulai merayu sedikit-dikit kepada Ming untuk mencapai tujuan menikmati tiap-tiap daripada tubuh yang dimiliki oleh seorang Ming.
Dalam pelukan "Ming, aku sayang banget sama kamu. Kamu sayang sama aku enggak?" Ucap Bing dengan gemetaran mulut dan jantung yang berdegup kencang.
Ming menjawab "ada apa sampai menanyakan itu?".
Bing seorang yang mudah gugupan dengan begitu tegang menjawab blak-blakan "ya, kalau emang sayang, ayo kita lakukan sesuatu yang biasa dilakukan orang pacaran".
"Hah, kamu mau apa Bing? Jangan melakukan hal yang aneh-aneh, ingat hari ini aku berkerudung kemana-mana kamu yang menyuruh, loh" jawab Ming dengan muka ketakutan.
Bing menimpali perkataan Ming "Mingku sayang, gaada salahnya ketika itu harus kita lakukan berdua. Toh juga kita selamanya ga akan pernah berpisah kan Ming?"
Dengan suasana yang penuh dengan kenafsuan Bing berusaha meyakinkan Ming melakukan bersama sesuai apa yang Bing mau.
Pelan-pelan di ruang tamu yang jauh dari pantauan mata orang tua Ming, Bing mengecup-kecup dahi sampai dengan leher Ming sembari berusaha meyakinkan Ming bahwa apa yang dilakukan itu adalah sebuah hal yang biasa dilakukan oleh dua sejoli yang saling mencintai.
Dengan nafas yang berdesah desah dan tangan yang berusaha menjauhkan Bing agar tidak terus melancarkan niatnya, Ming berkata "Bing, aku gak bisa dan aku gak mau seperti ini. Tolong berhentilah!"
Bing yang dipenuhi nafsu, tidak memperdulikan sama sekali apapun yang dikatakan Ming dan dia terus berusaha melancarkan segala bentuk nafsu keinginannya.
Di tengah nuansa menegangkan dan penuh dengan kenafsuan, baju berkancing sudah mulai terbuka menganga sampai terlihat bulatan payudara indah milik Ming yang di bungkus bra berwarna hitam dengan motif bunga. Bing menikmati tubuh Ming secara perlahan dan Ming mulai terasa pasrah mengikuti alur kenikmatan segala apapun yang dilakukan Bing.
Dunia terasa hening, mereka berdua saling menikmati satu sama lain sampai pada zakar yang sudah dimasukkan kedalam vagina.
Sampai pada kejadian itu, Bing dan Ming sudah mulai disorientasi dalam menjalankan percintaan satu sama lain. Semua yang direncanakan dan semua yang dicitakan seolah tidak jadi pembahasan menarik untuk diperbincangkan.
Kapanpun kita bertemu, itu hanyalah waktu kita untuk bersenggama terus menerus tanpa mengenal waktu dan tempat.
Tidak ada lagi yang harus didiskusikan, kita seperti sudah lupa berbicara tentang pendidikan, bisnis, dan apapun itu yang bersangkutan dengan masa depan.
Pada satu waktu, di tahun 2017.
Ming sudah mulai terlihat bosan dengan percintaan seperti ini, Ming berfikir Bing hanya mencintai tubuh Ming.
Cinta kita berdua hanya diisi dengan nafsu hubungan seksual dan pertengkaran saja setiap detik demi detik ceritanya.
Malam Minggu 2017, di suatu percakapan Ming berbicara "Bingku sayang, tidakkah cukup bagi kita melakukan seperti ini. Aku bosan dan aku ragu kita akan terus bersama selamanya"
Bing menanggapi dengan ketersinggungan "kenapa kamu berbicara seperti itu Ming, bukankah kamu menikmati semua itu?"
"Tapi Bing, tidakkah berikan aku waktu jeda beberapa bulan atau beberapa minggu untuk kita tidak selalu bersenggama di tiap pertemuan. Aku lelah, sedikit saja aku tidak diberi waktu untuk berpacaran seperti dulu sebelum kamu mengenal nikmatnya bersenggama" ucap Ming.
Debat bernuansa pertengkaran terus terjadi, walaupun itu Ming tetap pasrah untuk dinikmati tubuhnya lagi dan lagi oleh Bing.
Juni 2017,
Bing dan Ming terpaksa harus berpisah karena banyak ketidak cocokan dan Ming menemukan lelaki idaman baru bernama Jonathan yang walaupun secara nafsu lebih parah dari Bing cuma secara perlakuan lebih lembut daripada yang Bing lalukan terhadap Ming.
Bertahun tahun, Bing meratapi nasib kehilangan wanita kesayangannya. Tidak ada kesempatan yang diberikan Bing untuk memperbaiki hubungan dengan Ming, semua media komunikasi yang berhubungan dengan Bing di blokir oleh Ming agar tidak ada satupun kesempatan untuk Bing membujuk Ming kembali ke pelukan Bing.
Juli pada tahun 2019,
Dunia Bing sudah mulai terbiasa dengan kesendirian. Sampai pada waktu yang tidak di sangka notifikasi Messenger Facebook Bing bergetar dengan pesan yang bertuliskan akun yang pemiliknya adalah Ming, tiba-tiba Ming dengan akun facebook-nya yang baru men-dm Bing dengan bujuk rayuan gombalan agar Bing tertarik untuk membalasnya. Dua Minggu Ming berusaha spam chat messenger Bing yang pada saat posisi dilain pihak Bing sebenarnya senang dengan hal itu namun Bing seolah gengsi karena dicampakkan bertahun tahun oleh Ming.
Pertahanan gengsi Bing ternyata setipis tisu, Bing mulai tertarik dan lalu menanggapi pesan yang dua minggu terus menerus dilancarkan oleh Ming.
Sampai pada akhirnya kita bertukar WhatsApp dan Ming mulai berani menelpon Bing.
"Mas, aku minta maaf atas kejadian kemarin. Kamu mau nggak memulai ulang lagi, menata semua kembali berdua lagi?" Ucap Ming dalam percakapan telepon.
"Aku lagi pingin fokus untuk kembali menata kembali wish list kita berdua, Ming. Dua tahun tanpamu aku sadar aku salah dalam memperlakukanmu dan aku lupa semua apa yang aku citakan perihal apapun yang ingin aku bangun bersamamu, aku hanya mementingkan nafsu birahiku saja" ucap bing
"Kalau begitu ayo mas kita bangun lagi mulai awal cita itu, tapi aku minta satu hal ke mas" ucap Ming
"Apa itu?" Ucap bing
"Ayo kita segera nikah, mas. Aku mau berdua sama kamu. Cuma aku enggak mau sama sekali hubungan kita hanya sebatas berpacaran yang ujungnya kita lupa lagi akan wish list hidup kita dan pasti keseharian kita akan sama seperti kemarin. Setidaknya ketika memang kita nikah maka apapun itu yang dilakukan mas ke aku adalah sebuah ibadah dan itu sama sekali bukan tindakan amoral seperti dulu lagi." Ucap Ming.
"Ming kenapa harus keburu nikah?. Hidupku hari ini berantakan, ekonomi keluargaku hancur lebur, bapakku baru dipecat dari pekerjaannya karena tidak mencapai target dari perusahaan. Apakah kita tidak bisa bersama sembari aku menyelesaikan kuliahku yang dibiayai sodara dan pelan-pelan meraih satu persatu wish list itu dengan ditemani kamu tiap apapun yang menjadi perjuangannya", ucap Bing.
"Enggak harus besar-besaran kok mas. Nikah di KUA juga sudah cukup. Yang penting apapun itu membuat kita bisa dikatakan halal untuk bersama", ucap Ming.
"Maaf, Ming, aku takut dengan pernikahan. Kalau kamu mau, ya, minimal tunggu aku lulus kuliah, dan setelah lulus baru aku bisa dikatakan mulai berani meminangmu." Ucap bing
Dalam percakapan serius yang tidak menemukan kesepakatan, kita berdua bernostalgia dengan bercerita bagaimana kita dulu saat kita bersama baik putihnya maupun hitamnya. Walaupun diakhir obrolan telepon kita sepakat bahwa tidak ada hubungan atau ikatan apapun untuk menjaga hal hitam dulu tidak berulang lagi dan lagi di masa ini.
Sampai pada bulan Oktober 2019,
Bing menemukan fakta bahwa ternyata Ming sudah mau dipinang oleh lelaki daerah barat yang dimana orang tua daripada mereka berdua saling berhubungan baik secara pertemanan, sehingga perjodohan tidak bisa ditolak secara sepihak.
Bing dengan legowo menerima kabar sekaligus undangan resepsi pernikahan, Ming pamit dan memohon maaf lewat telepon kepada Bing bahwa kenyataannya Ming tidak bisa menolak pinangan dari keluarga lelaki tersebut.
Oleh: Sabil
Posting Komentar