BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Dampak Penurunan Neuron Pada Pemimpin Berusia Lanjut

"Seiring bertambahnya usia, neuron di otak kita berkurang, mengurangi kemampuan kita untuk beradaptasi." (
David Eagleman)

Pena Laut - Menjadi seorang penguasa dan/atau bisa disebut juga menjadi seorang pemimpin harus dapat mengikuti perkembangan zaman dan teknologi, maka dari itu pemimpin harus bisa adaptif, dan rasional serta logis untuk dapat membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Seorang pemimpin atau penguasa dapat dikatakan sebagai manusia politik dan manusia politik harus memenuhi tiga syarat antara lain memiliki ide atau gagasan, dekat dengan masyarakat dan berusaha merealisasikan gagasanya, seperti yang ditulis Miriam Budiarjo didalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Politik. Maka dari itu agar ketiga syarat manusia politik terpenuhi sesuai dari pada realitas zaman, pemimpin atau penguassa harus memiliki kemampuan menghafal, menganalisis, dan berfikir secara jernih. Karena apa pemimpinlah yang memiliki mulut, mata dan tangan untuk membuat dan menentukan kebijakan bagi wilayahhnya atau organisasinya agar menjadi lebih baik.

Seorang manusia dan atau pemimpin dalam kemampuan berfikir dan menentukan keputusan, pilihan sangat bergantung kepada neuron otaknya, karena Neuron otak berfungsi sebagai unit dasar dalam sistem saraf yang bertanggung jawab untuk mengirim, menerima, dan memproses informasi melalui impuls listrik dan sinyal kimia. Menurut Santiago Ramón y Cajal, yang dikenal sebagai "bapak neuropsikologi," neuron berfungsi sebagai jembatan komunikasi yang menghubungkan berbagai bagian otak dan memungkinkan pertukaran informasi yang esensial untuk semua aktivitas mental Neuron juga memainkan peran penting dalam pembentukan memori dan proses belajar. Eric Kandel, seorang pemenang Hadiah Nobel, menjelaskan bahwa neuron menyimpan memori melalui penguatan sinaptik, yang memungkinkan individu untuk belajar dari pengalaman dan beradaptasi. Lebih jauh lagi, Antonio Damasio menekankan bahwa neuron bekerja dalam jaringan kompleks yang mendasari emosi, pengambilan keputusan, dan kesadaran, sehingga menunjukkan betapa pentingnya neuron dalam membentuk pengalaman manusia secara keseluruhan Dengan demikian, fungsi neuron tidak hanya terbatas pada transmisi sinyal, tetapi juga mencakup pembentukan memori, pengolahan emosi, dan adaptasi perilaku, menjadikannya komponen fundamental dalam kognisi manusia.

Sedangkan Manusia Seiring bertambahnya usia, jumlah neuron di otak manusia cenderung menurun, yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan kemampuan belajar. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Michael Merzenich, seorang ahli neurobiologi, kehilangan neuron dapat menyebabkan penurunan kecepatan pemrosesan informasi dan kemampuan untuk mengingat. Ia mencatat bahwa, meskipun ada penurunan jumlah neuron, otak memiliki kemampuan untuk beradaptasi melalui proses yang disebut neuroplastisitas, yang memungkinkan pembentukan koneksi baru antara neuron yang ada. Elkhonon Goldberg, seorang psikolog dan neurolog, juga menjelaskan bahwa kehilangan neuron seiring bertambahnya usia dapat berkontribusi pada penurunan fungsi kognitif, termasuk memori dan perhatian. Ia menekankan pentingnya menjaga kesehatan otak melalui stimulasi mental, aktivitas fisik, dan interaksi sosial untuk memitigasi efek negatif dari kehilangan neuron. Penelitian lain menunjukkan bahwa otak manusia dapat kehilangan hingga 10% dari neuron di area tertentu, seperti hippocampus, yang terlibat dalam pembentukan memori.

Jikalau semisal ada pemimpin berusia Pemimpin yang berusia 74 tahun dapat menghadapi beberapa dampak negatif terkait dengan kondisi neuron dan fungsi kognitif yang mungkin menurun. Pertama, penurunan jumlah neuron di otak, terutama di area yang terkait dengan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, seperti korteks prefrontal, dapat mengakibatkan penurunan kemampuan untuk berpikir kritis dan menganalisis situasi dengan baik. Michael Merzenich menyatakan bahwa hilangnya neuron dan penurunan konektivitas sinaptik dapat mengurangi kecepatan pemrosesan informasi, yang krusial dalam mengambil keputusan yang tepat dalam konteks kepemimpinan.

Kedua, hilangnya neuron di hippocampus dapat mengganggu kemampuan memori, yang berarti pemimpin mungkin kesulitan mengingat informasi penting, seperti detail proyek, janji kampanye, atau pengalaman masa lalu yang relevan. Elkhonon Goldberg mencatat bahwa penurunan fungsi memori dapat mempengaruhi kemampuan pemimpin untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman, yang merupakan kualitas penting dalam kepemimpinan. Ketiga, kerusakan otak yang terjadi seiring bertambahnya usia dapat mempengaruhi keterampilan interpersonal. Penurunan kemampuan untuk memahami emosi dan reaksi orang lain dapat mengganggu kemampuan pemimpin dalam berkomunikasi dan membangun hubungan yang kuat dengan anggota tim atau masyarakat. Selain itu, penurunan kemampuan kognitif juga dapat meningkatkan risiko kesalahan dalam penilaian, yang dapat berakibat pada keputusan yang kurang efektif atau bahkan merugikan.

Akhirnya, stigma sosial terkait usia juga dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap pemimpin berusia lanjut. Masyarakat mungkin mempertanyakan kemampuan kognitif pemimpin tersebut, yang dapat mengurangi kepercayaan publik dan efektivitas kepemimpinan mereka. Oleh karena itu, penting bagi pemimpin di usia lanjut untuk tetap terlibat dalam aktivitas yang merangsang otak dan menjaga kesehatan mental serta fisik guna meminimalkan dampak negatif dari penuaan neuron. Karena seorang pemimpin memiliki tanggung jawab untuk menentukan pilihan dan Keputusan maka sebaiknya pemimpin berusia sewajarnya tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, karena memiliki tanggung jawab besar dan berdampak bagi bangsa dan umatnya.


OIeh: Madjid F. B. 
Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak