BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Tuhan Selalu Bersamaku dan Bersamamu

Pena Laut -
Cinta adalah suatu anugerah yang Tuhan berikan kepada setiap manusia. Manusia bisa mati ketika tiada cinta setitik pun di hatinya.

Dharma, seorang remaja yang berasal dari pelosok desa. Dia lahir dari kedua orang tua dengan mata pencaharian sebagai buruh tani. Sejak kecil ia senang sekali untuk belajar demi mengangkat drajat orang tua.

Setelah Dharma lulus SMA ia bertekad untuk kuliah di kota. Hari demi hari, waktu demi waktu selalu ia habis kan untuk membaca buku. Dia tertarik dengan pemikiran-pemikiran kiri. Bersama 4 temannya Derry, Ivan, Jimy, dan Bob, mereka sering kali berdiskusi dari kedai kopi ke kedai kopi lainnya.

Suatu malam ketika Dharma pulang dari kedai kopi menuju kostnya, dia melihat seorang wanita yang sedang mendorong motor. Seketika dia langsung berhenti.

"Kenapa motor, anda?" Tanya dharma yang berniat membantu.

Kemudian si wanita menoleh lantas menjawab, "Mogok mas".

Seketika itu Dharma terdiam terpaku sepersekian detik melihat sosok wanita cantik jelita dengan raut muka kelelahan.

"Coba saya bantu mbak.........."

Setelah beberapa waktu akhirnya motor si cewek hidup kembali.

"Terima kasih mas atas bantuannya", berkata sambil tersenyum lega.

Setelah dari kost Dharma bingung dengan perasaan berdebar, kebingungan. "Bodohnya aku tak berkenalan dengan dia", gumam Dharma dalam hatinya.

Keesokan harinya seperti biasa, Dharma dan kawan-kawannya berkumpul membahas tentang audiensi di depan Rektorat.

"Hoy, Dharma, kenapa kamu tidak seperti biasa?", ucap Jimmy.

"Ngelamun terus", timpal Bob.

Dharma diam saja sembari terpikirkan kejadian yang membuat hatinya larut dalam kata cinta.

Disaat audiensi tiba-tiba lewat seorang cewek berambut lurus, body ramping, yang membuat Dharma terpaku berkeringat dingin. Dalam batin Dharma mengucap: "Anjir, ternyata cewek yang kemarin telah membuatku tak bisa tidur nyenyak, sekampus denganku".

Yang membuat Dharma semakin tegang tiba-tiba si cewek mendatangi Dharma.

"Mas Dharma, kan?"

"Iiiyyaa."

"Terima kasih ya, kemarin sudah mau membantu aku."

"Oh, iya tidak masalah", sambil tercengang.

"Nama ku, Evelin"

"Senang berkenalan denganmu"

Setelah berkenalan hati Dharma semakin meronta-ronta terbakar oleh asmara. Suatu ketika saat sore hari, Evelin mendatangi Dharma dan teman-temanya untuk ikut berdiskusi seperti hari-hari sebelumnya. Sorot mata Derry, Ivan, Jimmy,dan Bob tertuju ke Evelin.

"Tolong matanya di jaga ya, kawan-kawan"

Lambat laun, hari demi hari Evelin dan Dharma semakin dekat bak pasangan. Setiap hari Evelin dan Dharma chatingan, hampir setiap hari mereka selalu bersama, hingga membuat benih-benih cinta semakin melekat di hati Dharma. Meskipun setiap hari mereka komunikasi, namun Dharma tak pernah tau latar belakang Evelin, karena yang Dharma tau hanya aku mencintaimu.

Tahun demi tahun tak terasa terlewati begitu saja sampai hari kelulusan hampir tiba.

Ketika wisuda kurang 1 bulan, tiba tiba Evelin menghilang tanpa kabar, tak pernah tampak batang hidungnya yang mancung, tak pernah membalas chat dari Dharma, hingga membuat Dharma gelisah.

Beberapa kali teman-teman Dharma bertanya di mana Evelin? Dharma hanya bisa menjawab: "Aku tak tau dia di mana tiba tiba tiada kabar".

Setelah 15 hari tanpa kabar tiba-tiba Evelin muncul lagi yang dengan mata sedikit bengkak terlihat habis menangis.

"Eveline kemana saja kamu selama 15 hari tidak kelihatan? Sekali kelihatan matamu mirip disengat lebah", tanya seorang Bob sambil bercanda.

"Tidak apa-apa, hanya ada sedikit masalah di rumah"

Satu jam telah berlalu, namun wajah Evelin terlihat murung, yang membuat Dharma semakin khawatir.

"Kamu sakit?"

"Tidak kok hanya memang ingin diam"

Wisuda kurang 3 hari, tiba-tiba ada seorang bapak-bapak berkendaraan mobil Pajero hitam dengan penampilan rapi seperti penjabat, mencari Dharma.

"Apakah kamu yang bernama Dharma"

"Iya, Pak, benar"

"Tolong jangan dekat-dekat dengan anak saya! Anak saya telah dijodohkan dengan seorang konglomerat dan mereka akan tinggal di luar negeri"

Perasaan yang selama bertahun-tahun iya pendam, seketika runtuh mendengar apa yang dikatakan oleh bapak-bapak itu.

"Mohon maaf, pak, jika saya telah mengusik keharmonisan keluarga anda"

"Terima kasih, Nak, atas pengertian dan kesadaranmu"

Malam harinya perasaan Dharma semakin kemalut, pikiran-pikiran semakin terpenuhi dengan masalah ini.

"Tuhan mengapa kau mempertemukan bidadari yang tak kau takdirkan bersamaku? Apakah ini jalan terbaik untukku untuk menjadikanku sebagai hambamu yang engkau sayang? Apakah ini musibah?"

Hari wisuda pun telah datang. Mahasiswa lain sorak-sorai merayakan hari kelulusan mereka, namun tidak bagi Dharma. Setelah acara wisuda selesai tiba-tiba Evelin mengajak Dharma untuk keluar berdua di kedai kopi andalan mereka. Suasana terasa sunyi di dalam keramaian hingga beberapa saat, Evelin membuka pembicaraan.

"Selamat, Mas, atas gelar S1 mu"

"Iya, Lin, kamu juga"

"Mungkin ini hari terakhir kita bertemu, Mas. Aku merasa sedih berpisah denganmu dan teman-teman yang lain. Aku harap kita bisa saling mengingat bahwa kita pernah bersama-sama"

"Evelin, aku ingin ngomongin sesuatu!"

"Ngomong apa mas?"

"Sejak pertama kita bertemu, jujur aku merasakan tekanan yang luar biasa di dalam hati. Mungkin mereka mengatakan pertemuan kita hanya suatu kebetulan, namun tidak bagiku. Tidak ada kata kebetulan ketika Tuhan menakdirkan untuk kita bertemu, tidak ada kata kebetulan aku merasakan jatuh hati kepadamu. Aku tau apa jawabanmu, dan aku tau kau tak terlahir di dunia ini untuk diriku. Namun hanya satu yang aku minta. Izin kan aku terus mencintaimu meskipun kau tak bersamaku. Aku akan selalu menjaga cinta ini hingga aku bertemu dengan Tuhanku"

"Maaf, Mas, ini semua bukan keinginanku", ucap Evelin sambil meneteskan air mata.

"Evelin, aku yakin ini jalan terbaik untukmu yang telah tercatat di lauhul mahfudz. Aku berterima kasih kepada Tuhan, karena telah ditakdirkan bertemu denganmu sebagai sejarah dalam hidupku"

Setelah melewati obrolan yang cukup menyedihkan akhirnya mereka berpisah.

Ada pertemuan ada perpisahan, ada kehidupan juga ada kematian. Aku tau, Tuhan, engkau yang memiliki segala hal yang ada di bumi dan langit, sedangkan aku hanyalah hambamu yang tak akan bisa ingkar dari takdir dan nikmatmu.

Terima kasih, Nona, atas kenangan indahmu. Kini waktunya aku kembali ke jalanku.


Oleh: Ikhsan Prayoga
Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak