BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Selamat Kepada Seluruh Sahabatku

Gerakan adalah suatu tindakan atau proses yang dilakukan oleh suatu entitas, yakni manusia. Ini sudah menjadi ciri bahwa entitas tersebut masih aktif, bereaksi, dan bernyawa. Bayangkan jika tidak bergerak. Apakah dapat disebut demikian? -Tanyakan pada rumput yang bergoyang.


Menurut aristoteles, manusia adalah zoon politicon, yaitu makhluk sosial, makhluk yang dapat dikatakan selalu berinteraksi terhadap manusia lainnya. Interaksi tersebut dapat berawal dari suatu pertemuan, lalu beranjak ke sebuah sapaan. Fenomena tersebut, manusia dapat secara langsung menjadi sosok yang dinamakan zoon politicon. Seperti halnya mahasiswa ketika berada di perguruan tinggi. Yang dimana secara terus- menerus bertemu langsung dengan manusia lainya. Namun, tak hanya bertemu dengan manusia, tentu ada makhluk-makhluk yang dapat dikatakan makhluk. Makhluk gaib, misal.

Pertemuan adalah suatu hal yang tidak dapat dielakkan oleh seluruh individu manusia. Mau tidak mau, sukar tidak sukar, kita harus berani menjadi agen yang selalu bertemu. Milih bertemu dekne, misal. Dengan pertemuan inilah, manusia dapat berperan aktif serta bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan. kenapa kita harus bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan? Salah satu filsuf prancis yang bernama Sartre mengatakan, bahwa individu memiliki kebebasan mutlak dan tanggung jawab penuh atas pilihan-pilihan mereka. Dapat sedikit kita simpulkan, bahwa manusia dihadapkan dengan suatu pilihan. Sedangkan apa yang menjadi pilihan itu adalah sesuatu yang pasti akan menimbulkan sebuah dampak. Dengan dampak tersebut,maka kita menjadi agen yang harus bertanggungjawab.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mahasiswa merupakan sosok orang yang tengah menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi. Tidak hanya menempuh, namun mahasiswa juga harus belajar memiliki nilai-nilai masyarakat. Silahkan baca (Tri Dharma Perguruan Tinggi).

Proses yang dapat ditempuh pada Perguruan Tinggi untuk mencapai syarat ketentuan Lulus, yakni tugas akhir (Skripsi), yang ditempuh minimal 7 semester dengan maksimal 14 semester. Perlu kita ketahui juga, bahwa menjadi mahasiswa itu tidak semudah yang kita pikirkan untuk menjalani proses tersebut. Pelbagai macam rintangan harus mereka lalui. Mulai dari tugas dari Dosen, memahami karakteristik Dosen, dan lain sebagainya. Tentu tidak semudah menelapakkan telapak kaki tangan.

Kalau berbicara tentang Mahasiswa, maka berujuk pada suatu peran mahasiswa. Ada 5 peran mahasiswa yang perlu kita ketahui :

1. Mahasiswa sebagai Agent of Change
Peran mahasiswa sebagai Agen Of Change, ialah sosok penggerak perubahan. Dengan kemudahan akses ilmu pengetahuan, maka mahasiswa dapat menambah suatu wawasan. Dengan perolehan itu, mahasiswa dapat mampu menganalisis secara kritis suatu fenomena sosial yang terjadi. Dengan demikian, mahasiswa dapat memberikan sebuah tawaran yang dapat dipertanggungjawabkan serta memberikan suatu perubahan yang lebih baik terhadap sosial.

2. Mahasiswa sebagai Agent Of Control
Peran kedua ini tidak jauh-jauh dari peran perubahan (Change). Dengan melakukan proses control dalam kehidupan sosial. Ihwal ini, mahasiswa perlu belajar menata pikir secara analitis, kritis-konstruktif agar dapat menemukan celah-celah ketimpangan yang masih belum diketahui banyak orang.

3. Mahasiswa sebagai Moral Force
Penguat Moral yang merupakan peran mahasiswa sebagai benteng ketahanan bangsa. Artinya, mahasiswa diharap mampu memiliki moral yang baik, agar dapat mempertahankan nilai-nilai bangsa serta menjadi teladan bagi sosial masyarakat.

4. Mahasiswa sebagai Guardian of Value
Peran mahasiswa sebagai penjaga nilai. Tak hanya itu, mahasiswa juga mengembang nilai-nilai luhur yang telah diakui secara universal dan menyebarkan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan lain sebagainya.

5. Mahasiswa sebagai Iron Stock
Peran mahasiswa sebagai Iron Stock, ialah Mahasiswa yang menjadi sosok yang tangguh, serta memiliki suatu kemampuan dan akhlak mulia. Dalam peran ini mahasiswa merupakan suatu harapan Bangsa. Seorang generasiator yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Selebihnya (baca Deepublish Store).

Kemudian ketika kita sudah mengetahui beberapa peran mahasiswa diatas, maka mau bagaimanakah kita? Ya, terserah nya panjenengan. Itu masing-masing pribadi. Mau gulung kuming, atau njungking-njungking, itu hak nya njenengan. Namun paling tidak, ini dapat kita jadikan sarana evaluasi—terutama penulis, yang agak malas dan yang belum lulus di semester akhir ini. Namun, saya tidak merasa menyesal. Karena ini sudah menjadi konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan.

Ngomongin kelulusan mahasiswa, saya jadi teringat, bahwa kemarin Sabtu, 28 September 2024, sekitar jam 11.00 WIB. Salah satu kampus tertua di Banyuwangi, yakni Institut Agama Islam Ibrahimy Genteng (IAII), telah selesai melaksanakan kegiatan Rapat Terbuka Senat Institut dalam rangka WISUDA ke-30, yang bertempat di Havana Ballroom. Kegiatan tersebut dihadiri kisaran 300 mahasiswa serta ratusan wali mahasiswa. Seraya juga, calon wisudawan-wisudawati juga tidak terlepas oleh suasana kebahagiaan, kebanggaan, keterharuan dari kegiatan tersebut. Di satu momen ada pula moment yang tak bisa dilupakan, yakni Anumerta Anisah Hajir Dzahabiyah.

Moment yang penuh terisi dengan warna-warni suasana tersebut, yakni akan menjadi salah satu moment yang akan sangat dirindukan pada nantinya. Saya salah satu mahasiswa yang masih menjadi bagian di kampus IAII, mengucapkan selamat kepada seluruh sahabat-sahabat yang telah berhasil menyandang gelar sarjana. Panjenengan semua telah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. panjenengan semua TOP! Tapi jangan melupakan apa itu sarjana (baca Jejak Sejarah di Balik Kata "Sarjana").

Hemat saya, sarjana itu adalah sosok individu yang memiliki pengetahuan dalam berbagai bidang, paling tidak di bidang yang digeluti. Dengan demikian, dapat sedikit disimpulkan, bahwa sarjana adalah seseorang yang nantinya bakal menjadi sosok orang yang terhormat dalam masyarakat. Minimal, namanya disebut oleh pembawa acara (MC) yang membacakan teks sambutannya “yang terhormat kepada …..”.

Jadi, dengan rasa hormat, saya ucapkan kembali, selamat atas keberhasilan seluruh sahabat-sahabati saya yang telah menyandang Gelar. Mudah-mudahan itu menjadi kebanggaan bagi panjenengan semua dan dapat membanggakan orang tua, serta memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Amin. 

Yang terakhir, iringan do’a kepada Almarhumah Sahabati Anisah Hajir Dzahabiyah. Lahal Fatihah.

Oleh: Hendika Nanta
1 komentar

1 komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak
  • febryjack.10@gmail.com
    febryjack.10@gmail.com
    29 September 2024 pukul 16.52
    Salam pergerakan
    Reply