Marwah organisasi sebagai kawah candradimuka serta ajang pemupukan ideologisasi dan idealisme organisasi tercoreng dengan statement sahabat Muhaimin Iskandar selaku Mabinas PB PMII yang mempelesetkan jenjang kaderisasi PMII pasca PKN adalah PKB.
Secara tidak langsung penyampaian tersebut sangat mencederai marwah organisasi yang senantiasa menjaga independensi organisasi atas apapun yang menjadi persoalan konflik politik praktis nasional antara PBNU, PKB dan pemegang kekuasaan hari ini.
Tanggapan saya selaku kader akar rumput PMII penulis opini ini, benar benar sangat menyayangkan statement tersebut. Karena itu akan menimbulkan multitafsir pemikiran kader-kader PMII di akar rumput, seolah apapun yang menjadi masalah senior maka junior harus dilibatkan dalam konflik tersebut.
Hal ini bukan menjadi statement ngaco dari kami selaku kader. Dasar argumentasi ini kami sampaikan berdasarkan atas apa yang di sampaikan sahabat Muhaimin perihal saat salam penghormatan kepada Wakil Menteri Agama. Sahabat Muhaimin lupa dengan namanya karena yang sering beliau ingat hanya tentang pansus haji. Belum lagi tentang "karakter kepemimpinan moral" yang disampaikan juga dengan hal ini bahwa "kalau ada kyai yang suka ngajak gelud itu begitu sangat mengkhawatirkan".
Ditelisik lebih dalam, belakangan ini memang antara kepengurusan PBNU, PKB dan kekuasaan saat ini emang lagi seru-serunya dalam bersitegang antara satu individu dengan individu yang lain. Semua berebut saling ingin menguasai kelembagaan NU baik kelembagaan struktural maupun kultural, agar mendapatkan simpatisan yang banyak untuk saling bersitegang.
Menyikapi hal tersebut kami sarankan kepada semua senior senior yang terhormat untuk tidak melibatkan kami kader kultural NU. Biarkan kami belajar materi ideologisasi pmii, mengikuti jenjang kaderisasi baik formal, non formal maupun informal. Agar suatu saat nanti apabila kami dipercayai memegang estafet kepemimpinan strategis elektoral itu terjalankan dengan baik dan tentunya dengan harapannya tidak selalu berseteru terus menerus sampai umat dibikin resah dengan fenomena atas apa yang telah terjadi hari ini.
Oleh: Sabil
Posting Komentar