BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Catatan Pilkada 2024

Pena Laut -
 Semua orang bisa tahan dengan kesengsaraan, tapi bila kau ingin mengetahui karakter seseorang, berilah dia kekuasaan. 
(Abraham Lincoln)

Bagaimana Abdullah Azwar Anas Mempertahankan Kekuasaannya?

Puluhan tahun silam, keluarga Kennedy salah satu keluarga politik yang paling legendaris di negeri Paman Sam. Kerrily Sapet menulis “biografi Ted Kennedy”. Di situ, dia mengatakan Keluarga Kennedy seperti keluarga kerajaan, semua orang AS selalu mengikuti kehidupan mereka.

Trah “Kennedy” merujuk kepada keturunan dari “Joseph Patrick Joe Kennedy, Sr” dan “Rose Fitzgerald Kennedy”. Dia berdarah Irlandia-Amerika. Keluarga ini berpengaruh dalam masyarakat Amerika Serikat. Terlebih di bidang pemerintah dan politik, terutama di Partai Demokrat.

Kekayaan, keglamoran, dan penampilan adalah ciri khas dari trah 'Kennedy,' yang terus-menerus terlibat dalam dunia politik. Citra trah ini telah mengangkat nama keluarga Kennedy hingga mencapai status ikonik selama lebih dari setengah abad."

Anak pertama dari Joseph P. Kennedy, Sr : Jossep Patrick “Joe” Kennedy diharapkan untuk terjun di dunia politik dan menjadi Presiden. Setelah “Joe” tewas dalam perang II, harapan dialihkan kepada John Firzferald “Jack” Kennedy. Dia terpilih pada November 1960. Setelah menjadi Presiden: Jack mengajak adik laki-lakinya Francis “Bobby” Kennedy dan Edward Moore “Ted” Kennedy untuk menempati jabatan-jabatan penting di pemerintah federal.

Terhitung dari 1947 ketika Jack dilantik sebagai anggota Konggres hingga tahun 2011, saat Patrick Joseph Kennedy II pensiun dari kongres. Anggota klan Kennedy selalu menempati jabatan politik di Washington, D.C.

Berdasarkan langkah yang ditempuh keluarga Kennedy. Hasil dari riset penelitian : Melinda Ayu Wardani. Judul tesis S2 Pengkajian Amerika Fakultas Ilmu Budaya UGM: Dinasti Politik di Amerika “Studi Kasus Dinasti Politik Kennedy menunjukkan: terdapat peran yang signifikan dalam pemerintah keluarga Kennedy, diantaranya meningkatkan toleransi antarwarga Amerika, melakukan reformasi perlindungan Kesehatan, serta meningkatkan pamor AS di kancah internasional.

Selain itu, upaya yang dilakukan Kennedy untuk mempertahankan keberlangsungan dinasti dengan mempertahankan ambisi, membentuk tim yang kuat, kampanye inovatif dan terorganisir, membangun image di media, melakukan lobby dan kekurangan, serta memanfaatkan kepopuleran keluarga. Keenam hal tersebut, saling berkaitan erat satu sama lain yang didukung perpektif publik AS terhadap mereka sehingga menjadikan keluarga Kennedy masih menempati posisi penting dalam Politik AS hingga sekarang.

Apa yang dipraktekan trah “Kennedy” di AS untuk mempertahankan kekuasaan, merupakan hal yang lumrah terjadi di belahan di dunia. Termasuk, di Indonesia, banyak contoh “trah” politik serupa dapat ditemukan, mulai dari : “trah” Presiden Joko Widodo di Solo, “trah” Herman Deru yang menggantikan “trah” Alex Noedin di Sumatera Selatan, “trah” Ratut mewarnai politik tanah Banten sejak lama, Di Kalimantan, “trah” Isran Noor mulai terbentuk. Di Sulawesi “trah” Limpo yang menduduki posisi yang strategis di jajaran pemerintahan, dan di Maluku Utara terdapat “trah” Abdul Ghani Kasuba yang membentuk di Halmahera.

Apa yang dilakukan oleh “trah” Abdullah Azwar Anas (selanjutnya disingkat AAA) di dalam kancah politik daerah di Banyuwangi, sekiranya mirip dengan “trah” Kennedy maupun keluarga “trah” politik di Indonesia.

AAA dikenal sebagai kepala daerah yang berprestasi. Berkat tangan dinginya, dia mampu mengubah Banyuwangi sebagai jujugan wisata kelas dunia. Berbagai penghargaan mampir di kota yang dikenal dengan budayanya itu.

Tetapi, sepanjang proses politik AAA, dikenal sebagai politisi yang santun, lihai di dalam komunikasi, sehingga pada akhirnya dia begitu powerful di Banyuwangi. Jaring kekuasaanya mulai dia tebar, dari isteri-Nya saat ini menjabat sebagai Bupati Banyuwangi yang menggantikannya. Hingga adik kandung, Mufti Anam kini menduduki kursi DPR – RI dari partai PDI Perjuangan.

Akan tetapi, jarang orang bertanya, bagaimana AAA mempertahankan kekuasaannya ?

Perjalanan Karir Politik AAA 1997-Sekarang

Tesis Abraham Lincoln yang mengatakan: semua orang bisa tahan dengan kesengsaraan, tapi bila kau ingin mengetahui karakter seseorang, berilah dia kekuasaan. Pendapat dari Lincoln, kemudian dielaborasi dengan apa yang telah lakukan AAA di dalam membangun karir politik.

AAA bukan lahir dari rahim keluarga ningrat, tetapi dia memulai karir politik dari seorang aktivis, kemudian berjenjang menjadi anggota dewan, bupati, hingga sekarang menjadi Menteri PAN – RB. Ayahnya: Kiai Haji Muhammad Mussayidi seorang ulama di desa Karangdoro, Tegalsari. Ibunya: Nyai Haji Siti Aisyah juga pengasuh pesantren.

AAA tumbuh dengan kultur pesantren. Masa muda-Nya: AAA sering berpindah-pindah pesantren, Dia pernah masuk di MI Karangdoro, Tegalsari pada tahun 1980 MI Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep Madura pada tahun 1982 – 1983 dan masuk MI Kebonrejo Genteng pada tahun 1983 hingga 1988. Setelah itu melanjutkan di SMP Negeri 1 Genteng pada tahun 1986 hingga 1988 dan pindah ke SMP Negeri 1 Banyuwangi pada tahun berikutnya.

Setelah tamat SMP, AAA hijrah ke Jember dan melanjutkan SMA 1 Jember dan tamat pada tahun 1992. Pendidikan di Perguruan Tinggi ia jalani di IKIP Jakarta (Fakultas Teknologi Pendidikan) dan Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Pria berdarah Madura itu hanya mempunyai kemampuan berorganisasi di atas rata-rata. Karir organisasi diasah mulai berproses dari organisasi Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 1 Jember, hingga beproses sebagai aktivis Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) yang mengantarkan AAA menjadi ketua umum pada tahun 2000.

Berkat pengalamannya di organisasi, AAA mulai berkenalan di dalam dunia politik. Kiprah pertama di dunia politik: menjadi anggota MPR RI utusan golongan tahun 1997, dengan usia yang paling muda pada waktu itu. Karir politik AAA berlabuh di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai Wakil Sekjen DPP PKB pada tahun 2001. Pada Pemilu 2004, Azwar terpilih menjadi anggota DPR 135.337 suara dengan daerah pemilihan Jatim III meliputi: Banyuwangi, Bondowoso dan Situbondo.

Sebagai wakil rakyat 2004 – 2009, AAA terlibat di berbagai pansus dan alat kelengkapan DPR lainnya. Ia pernah menjadi wakil ketua Pansus RUU Pilpres, Pansus Tata Ruang, Pansus RUU ITE dan Panitia Anggaran. Dia juga menjadi salah satu inisiator lahirnya Angket BBM, BLBI, Angket Haji, dan Angket Hak Rakyat untuk memilih DPT.

Meskipun AAA pada tahun 2009 gagal untuk menjadi DPR RI 2009 – 2014. Dia kembali ke kampung mengikuti pemilihan Bupati Banyuwangi. Dia berpasangan dengan Kader PDI-Perjuangan: Yusuf Widyatmotko.

Pasangan AAA-Yusuf Widyatmoko diusung: PKB, PDIP, Partai Golkar, PKS dan PKNU itu mengalahkan berhasil meraup 372, 149 suara atau 49, 23 persen, dan dua pasangan calon lainnya: Ir. Jalal – Yusuf Nur Iskandar yang diusung Partai Demokrat dengan memperoleh 235.057 atau 31 persen suara. Sedangkan pasangan Emilia Contesa – Zaenuri Ghazali diusung oleh partai Gerindra, Republikan, PAN hanya mengantongi 130.792 atau 17,3 persen suara.

Di periode pertama : AAA berhasil dengan cemerlang membangun Banyuwangi, diantaranya peresmian Bandar Udara Blimbingsari, Penyelenggara pendidikan gratis dan program pendukungnya, diselenggarakan program Banyuwangi Festival, seperti: Gandrung Sewu, Banyuwangi Etno Carnival, Jazz Festival, Tour de Ijen.

Berkat tangan dingin AAA: pada pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak tanggal 09 Desember 2015 menjadi Calon Bupati Banyuwangi dan bersama Yusuf Widyatmoko dengan diusung PKB, PDIP, Partai Gerindra, Nasdem, PKS, PAN, Demokrat, dan PPP. Sedangkan pasangan penantangnya, Soemantri – Sigit yang diusung partai Golkar dan Hanura.

Di periode kedua ini, AAA mulus dengan kemenangan mutlak dengan suara 680.365 atau 88,96% dengan penantangnya hanya meraup 84.431 atau 11,04 %.

Dalam kinerja di periode kedua: AAA menghadirkan beragam prestasi, mulai dari pemutakhiran sistem pelayanan administrasi kependudukan hingga pemantauan ternak melalui jaringan internet, selain itu, pendirian Mall Pelayanan Publik sehingga masyarakat bisa mengurus 203 macam jenis dokumen dari Kartu Tanda Penduduk sampai penerbitan daerah.

Selain itu, AAA meluncurkan Smart Kampung, yaitu: membuat 189 desa di seluruh banyuwangi berbasis fiber obtik. Kemudian, yang paling prestisius: jumlah wisatawan mancanegara yang melancong ke Banyuwangi meningkat lebih 300 persen, hingga tingkat kemiskinan berdasarkan data BPS yang pertama dia menjabat : 20, 4 persen, kemudian di akhir masa jabatan tinggal 9,2 persen, dan hingga hari ini dimasa jabatan Bupati Ipuk per 30 November 2023 tercatat 7,34 persen.

Berkat kepiawaian, memimpin Banyuwangi. Maka AAA sempat dimaksukkan oleh PDI-Perjuangan menjadi bakal calon wakil gurbernur Jawa Timur yang mendampingi Drs. H. Saifullah Yusuf. Meskipun diujung dia mengundurkan diri, dan tetap menjadi Bupati Banyuwangi sampai di tahun 2020.

Di penghujung periode kedua AAA: dinamika Pilkada Banyuwangi pada Pilkada Serentak tahun 2020 mulai menghangat. Salah satunya keputusan kontroversial, yakni : penunjukkan isteri Abdullah Azwar Anas, sebagai calon Bupati Banyuwangi yang dipasangkan oleh kader asli PDI-Perjuangan: Haji Sugirah.

Lawannya ketika itu: Yusuf Widyatmoko adalah mantan wakil Bupati AAA. Sedangkan, wakilnya: Riza Azizy Putera dari KH. Hisyam Syafaat, pengasuh Blokagung itu. Pada waktu itu, pertarungan sengit dan dimenangkan oleh pasangan Ipuk – Sugirah dengan meraup 438.847 atau 52.43 persen dari rivalnya Yusuf – Riza hanya memperoleh 47,57 persen atau 398.113 suara.

Reproduksi Kekuasaan AAA

Pendeknya, dari jejak rekam AAA, di dunia politik. Untuk menjelaskan bagaimana dia mempertahankan kekuasaan, begini : AAA merupakan seorang politisi yang handal, dia tidak di produksi secara instan di dalam melenggang di pusaran kekuasaan.

Pertama, meminjam dari Pierre Bourrdieu tentang Habitus atau sebagai konsekuensi langsung dari keterlibatan dalam hubungan sosial tertentu yang berulang-ulang. habitus yang direproduksi oleh AAA salah satunya dari rekam jejaknya di organisasi IPNU, satu organisasi yang membesarkan namanya.

AAA melalui proses Habitus sebagai aktivis NU memrepsentasikan sebagai seorang organisatoris, pandai dan terampil didalam mengkonsilidasi massa. Proses itu terjadi secara alamiah, kemudian AAA mampu mempunyai modalitas yaitu jaring kekuasaan yang dia tebar melalui kegiatan aktivisme.

Selain itu, habitus AAA menyangkut prakteknya di dalam reproduksi kekuasaan, misalnya sifat komunikatif, ulet, cerdas, memiliki jiwa leadership. Keterampilan kemudian dia asah untuk bertukar pikiran dengan para senator, Misalnya: ketika AAA menjadi DPR RI. Dia berkomunikasi dan terampil di dalam pemetaan politik. Kemampuan ini ditunjukkan di dalam persiapan yang mantang untuk berlaga di Pilkada Banyuwangi tahun 2010. Berbekal hanya sebagai senator di legislatif, AAA bersaing ketat dengan kompetitornya : Ratna Ani Lestari yang notabene sebagai incumbent pada waktu itu, berhasil AAA rebut rekomendasi dari PDI-P.

AAA merasa membutuhkan tiket dari PDI-P, karena secara mesin politik lebih massif, apalagi dia pada waktu itu didukung PKB, yang merupakan partai jumlah terbanyak kedua di Banyuwangi. Berkat kegigihan AAA bertarung dan pada akhirnya, dia berhasil memenangkan Pilkada Banyuwangi tahun 2010.

Kedua, terkait relasi kekuasaan AAA, Pierre Boudieu menyebutkan kerangka investigatif : modal sosial, modal budaya, modal ekonomi dan modal simbolik.

Mekanisme membangun reproduksi kekuaasaan AAA diawali dengan modal sosial. AAA membangun jaring kekuasaan sejak lama, mulai rekam jejak sebagai aktivis hingga menjadi anggota DPR. Kemampuan konsolidasi AAA di dalam kepentingan elektoral dilakukan, mulai dari menggunakan NU sebagai penggerak massa, memanfaatkan basis kultural PDI-P sebagai strategi kemenangan, mengaktifkan simpul-simpul jaringan aktivis di dalam simpul kemenangan, hingga menggunakan kanalisasi media massa sebagai alat propaganda kemenangan.

Proses dari konversi : modal sosial menjadi infrastuktur politik AAA, berhasil dia lakukan. Proses konsolidasi terbilang mulus. Hal yang dilakukan AAA : Mulai lawan politik AAA dirangkul, hingga memperkuat jaringan birokrasi sebagai mesin politiknya. Maka, tak jarang dimasa pemerintah AAA Banyuwangi relative stabil dan tanpa ada gejolak politik.

Meskipun demikian, AAA dikritik sebagai politisi bunglon, yakni perilaku politisi yang bisa beradaptasi sesuai dengan kebutuhan. Dalam kadar tertentu, istilah politisi Bunglon diseterakan politisi oportunis. Istilah digunakan Jean – Francois Laslier dan Bilge Ozturk untuk menggambarkan politisi yang ingin memaksimalkan kemenangan.

Hal itu terlihat, langkah zig-zag dilakukan AAA yang pernah menjadi kader PKB, kemudian hengkang menjadi kader PDI-P. Sikap demikian, AAA dianggap mengedepankan sikap adaptif sesuai landscape politik nasional.

Lebih lanjut: modal budaya. AAA berangkat dari keluarga santri. Kemampuan demikian, mewarisi nilai-nilai kultur AAA yang diterapkan di dalam kontestasi kekuasaan. Citra AAA dikonstruksikan di masyarakat: Santri, Muda, Berpendidikan Tinggi. Hal demikian, berpengaruh di masyarakat. Terutama kepada mempengaruhi preferensi pemilih.

Selanjutnya: modal ekonomi. Meskipun AAA bukan dari keluarga yang berada. Tetapi, dia sadar betul bahwa sumber finansial merupakan logistik utama di dalam kekuasaan dibutuhkan. Maka, AAA banyak sumber finansial yang diinvestasikan, mulai dari properti, tanah dan usaha yang lain.

Hal itu termaktub pada laporan harta kekayaan penyelenggara negara pada tahun 2022, dengan total harta kekayaan 16.380.464.415 yang meliputi: Tanah Bangunan, Alat Transportasi dan Mesin, Harta Bergerak Lainya, Surat Berharga, kas dan setara kas, harta lainnya.

Terkahir: modal simbolik. Atau dapat dijelaskan sebuah jenis sumber daya yan dioptimalkan dalam meraih kekuasaan simbolik. Kekuasaan simbolik sering membutuhkan simbol kekuasaan seperti : prestise, gelar, tinggi dan keluarga ternama.

Di dalam operasional AAA dalam menjalankan modal simbolik : dia mendapatkan legitimasi sebagai kader asli NU, juga sebagai kader PDI-P. Dua kelompok yang memiliki massa yang organik di Banyuwangi, dan secara militansi, kedua corak masa yang sama-sama loyal, dan AAA dapatkan kekuatan simbolik itu semuanya.

Lebih lanjut, AAA juga mampu merawat basis-basis simbol tersebut, ditambah kelihaian dia di dalam mempersonifikasi branding seorang pemimpin yang dekat dengan rakyat. Dia sering menggunakan istilah “ekonomi kerakyatan”, “ kebijakan pro rakyat dengan menutup indomaret”, “menggunakan idio, Yu Nah, Yu Tun di berbagai sambutan sebagai bentuk pembelaan kepada wong cilik”.

Dampaknya: Kepuasaan rakyat (approval rating) sangat tinggi dan tidak tertandingi oleh lawan-lawan politiknya.

Walhasil, demikian cara AAA di dalam mempertahankan kekuasaan. Dengan modalitas politik di dalam membangun kekuasaan dari Banyuwangi, hingga tingkat nasional. Saya kira tidak seperti politisi yang lain, AAA membangun jejaring kekuasaan dari bawah, lihai didalam menyiapkan segala resiko politik. Termasuk : menyiapkan isterinya untuk maju mengantikan AAA sebagai bupati Banyuwangi, atau sedang menyusun skenario politik: menyiapkan adiknya Mufti Anam sebagai investasi politiknya di masa yang mendatang.

Hal ini dapat dimengerti, AAA usia masih muda dengan syahwat politik yang belum habis. Dan masih banyak ambisi politik dengan dimbangi langkah manuver AAA yang belum dicapai, mungkin paling dekat AAA mengamankan Pilkada Banyuwangi dengan mendukung isterinya kembali, sehingga AAA dianggap mampu mengontrol perpolitikan di Banyuwangi selama 5 tahun kedepan.

Namun, hanya yang satu yang berada di luar kontrol AAA, itu adalah: Rakyat.

Dadapan, 11 Agustus 2024


Oleh: Atho’ilah Aly Najamudin
Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak