Rokok Tali Jagat adalah rokok tembakau lokal, yang dibalut daun jagat, daun tembakau yang diproses dengan cara tradisional. Rokok ini tidak hanya terkenal dengan rasa khasnya, tetapi juga dengan filosofi yang terkandung dalam proses pembuatannya. Seorang kating, sebut saja Awan. Memperkenalkan rokok Tali Jagat kepada Izzul sambil berujar, "Ini bukan sekadar rokok, ini adalah meditasi dalam genggamanmu."
Suatu hari, setelah sebuah diskusi panas di kampus tentang ketimpangan sosial dan masalah lingkungan, Izzul memutuskan untuk duduk di bawah pohon rindang di sudut kampus, sambil menyulut sebatang rokok Tali Jagat. Setiap hisapan terasa seperti tarikan napas dalam menuju kesadaran baru. Asap yang mengepul mengingatkannya pada kehadiran alam dan waktu yang terus mengalir, sementara daun jagat yang membakar perlahan membawa pikirannya pada renungan tentang makna perjuangan dan eksistensi manusia.
Dalam keheningan itu, Izzul teringat pada kisah yang pernah didengar tentang pembuatan rokok ini. Para petani di pedesaan merawat tembakau mereka dengan penuh perhatian, memanen daunnya dengan tangan, dan meraciknya tanpa mesin, tanpa tergesa-gesa. Proses ini membutuhkan kesabaran, seperti halnya perjuangan yang Izzul jalani, yang tidak selalu bisa dilihat hasilnya secara instan, tetapi memerlukan ketekunan dan keyakinan pada tujuan jangka panjang.
Sambil menikmati rokoknya, Izzul merenungkan betapa banyak hal dalam hidup yang terhubung layaknya anyaman daun jagat dalam sebatang rokok. Setiap kejadian, setiap perjuangan, setiap tantangan, seperti helaian daun yang dijalin menjadi satu kesatuan yang utuh. Di dunia ini, setiap tindakan, sekecil apa pun, memiliki dampak yang saling terhubung. Seperti rokok Tali Jagat yang membutuhkan kesabaran dalam pembuatannya, begitu pula perubahan sosial membutuhkan proses yang panjang dan ketekunan.
Pada saat yang sama, Izzul menyadari paradoks yang ia hadapi. Rokok ini, yang menjadi simbol kontemplasi dan perenungan, adalah zat yang pada akhirnya bisa merusak tubuhnya. Ini mengingatkannya pada kehidupan dan perjuangan yang penuh dengan dilema. Terkadang, dalam upaya mencari makna dan keadilan, ia menghadapi pilihan yang tampak benar tetapi mengandung konsekuensi yang sulit.
Ketika rokoknya hampir habis, Izzul mematikan bara api di ujungnya. Dia menatap ke depan, dengan pikiran yang lebih jernih dan hati yang lebih tenang. Rokok Tali Jagat bukan hanya alat untuk meredakan pikiran, tetapi juga cermin yang memantulkan kompleksitas hidup dan perjuangan. Izzul bangkit dengan tekad baru, siap menghadapi dunia dengan pemahaman yang lebih dalam tentang makna setiap langkah yang diambilnya.
Dengan langkah mantap, Izzul meninggalkan bayangan pohon itu, menyadari bahwa perjuangan hidup dan keadilan tidak hanya membutuhkan aksi, tetapi juga momen-momen refleksi yang mendalam. Seperti Tali Jagat yang dihasilkan melalui proses yang penuh makna, demikian pula perjuangannya harus terus dijalani dengan kesabaran dan ketekunan, menyatukan segala elemen kehidupan menjadi satu tali yang kuat.
Oleh: Febri Kurniawan
Posting Komentar