BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Pendiri PMII KH Chalid Mawardi Tutup Usia, Berikut Biografi Singkatnya

chalid-mawardi
Muasis PMII, KH Chalid Mawardi
Penalaut.com
- Keluarga Organisasi Pergerakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Nahdlatul Ulama (NU) baru saja merasakan duka mendalam atas wafatnya KH. Chalid Mawardi pada usia 87 tahun, Jumat (26/7/2024).

Dikutip dari laman NU Online Jawa Timur, Kepergian salah satu dari 14 pendiri PMII itu sempat dikonfirmasi salah satu mantan Ketua PB PMII, KH. Ali Masykur Musa dalam sebuah pesan whatsapp.

“Telah berpulang ke Rahmatullah, Bapak KH. Chalid Mawardi, pendiri PMII, Pengabdi NU sepanjang hayat, kagem Beliau Insya Allah Husnul Khotimah, Al Fatihah, Amin,” tulis ketua PP ISNU.

Chalid Mawardi lahir di Solo pada tanggal 11 September 1936 dan tumbuh di tengah keluarga santri yang kental dengan suasana NU. Ibunya Mahmudah Mawardi merupakan Ketua Umum PP Muslimat NU pertama sejak menjadi badan otonom NU.

Semasa hidup Chalid Mawardi ini terkenal dengan pengabdiannya yang luar biasa terhadap NU. Beliau menjadi sosok yang sangat diteladani oleh kader PMII, karena senantiasa memberikan motivasi terhadap kader muda NU.

Selain sebagai salah satu yang memprakarsai berdirinya PMII pada tahun 1960, Chalid Mawardi juga pernah menjadi Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor pada tahun 1980-1985, melalui Kongres VIII yang digelar di Jakarta tahun 1980.

Saat menjadi mahasiswa Chalid Mawardi merupakan salah satu perwakilan dari Jakarta yang ikut merumuskan berdirinya PMII di Gedung madrasah Muallimin NU Wonokromo Surabaya, pada tanggal 14-16 April 1960.

Dari hasil musyawarah tersebut juga memutuskan Chalid Mawardi sebagai Ketua I, untuk untuk mendampingi Mahbub Djunaidi sebagai ketua dan M. Said Budairi sebagai sekretaris PP PMII untuk periode tahun 1960 - 1961.

Pada awal mula berkerah, PMII sering mengikuti berbagai forum begengis maik skala nasional maupun internasional. Bahkan Chalid Mawardi sebagai Ketua I, pernah mewakili PP PMII berangkat ke Moskow untuk menghadiri forum Pemuda sedunia pada bulan Juni 1961.

Salah satu pesan yang disampaikan beliau semasa hidup adalah agar PMII tidak jauh-jauh dari Nahdlatul Ulama, karena baginya kiprah NU dan PMII sejak awal didirikan di ibarat sebuah rumput yang apabila tersiram air hujan akan lebih subur.

Sehingga tidak heran, pada masa kepemimpinan pusat PMII dipegang oleh Sahabat Zamroni, gagasan Independensi PMII sempat ditolak oleh Chalid Mawardi. Menurutnya jika PMII keluar dari NU akan kehilangan panutan dan melayang layang, atau PMII akan kehilangan tokoh yang akan dijadikan acuan dalam bersikap.

Namun ternyata argumentasi beliau tidak diindahkan dan rumusan independensi PMII tetap dilakukan pada sidang Mubes II, yang dituangkan dalam “Deklarasi Murnajati”, lalu dikukuhkan dalam Kongres ke V dengan diktum keputusan “Manifest Independensi PMII”.

Mengetahui hasil keputusan tersebut, mantan Duta Besar RI untuk Lebanon dan Syria (Khalid Mawardi), menulis sebuah opini yang dipublikasi oleh surat kabar Harian Kompas dengan judul “PMII dan cita - cita NU”.

Setelah beliau sudah tidak lagi berkecimpung dalam struktural PMII, melalui Musyawarah Nasional I (Munas) Alumni PMII pada 27-29 September 1988 di Jakarta, berhasil membentuk sebuah wadah alumni PMI.

Adapun wadah tersebut bernama, Forum Komunikasi dan Silaturahmi Keluarga Alumni PMII (FOKSIKA PMII), yang sekarang berganti nama menjadi Ikatan Keluarga Alumni PMII (IKA PMII).

Kemudian melalui forum itu, Sahabat Khalid Mawardi juga ditetapkan menjadi penasehat bersama dengan Mahbub Djunaidi dan tiga sahabat lainya. Sedangkan untuk Ketua Umum Foksika PMII pertama adalah sahabat HM. Abduh Paddare.

Selain dari beberapa uraian diatas Sahabat Chalid Mawardi juga pernah bekaris sebagai Anggota DPR RI dari Partai NU melalui hasil Pemilu 1971 dan Duta Besar RI untuk Suriah tahun 1984. Kemudian sebelum ia menjadi Ketua Umum PP GP Ansor, ia juga bermula sebagai Sekretaris PC GP Ansor Solo (1951-1954).

Pada tahun 2018 silam, saat momen Konferensi Cabang PMII Surakarta, KH. Chalid Mawardi juga sempat berpesan agar kader NU tidak hanya ahli dalam ilmu nahwu dan shorof saja, melainkan harus ahli juga dalam ilmu komputer dan yang lainya, karena NU sekarang sedang menghadapi tantangan baru.***

Sumber: PMII dalam Simpul - Simpul Sejarah Perjuangan, Fauzan Alfas (2015)

Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak