BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Akan Kupastikan Aku kembali Lagi Dengan Seseorang Yang Tak Kalah Istimewanya Denganmu “Yogyakarta”

Pena Laut -
Yogyakarta, atau lebih akrab disapa Jogja, adalah sebuah kota yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Kota ini merupakan ibu kota sekaligus pusat pemerintahan dan perekonomian dari provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Jogja terkenal dengan kekayaan budaya Jawa yang masih lestari dan berbagai tempat wisata bersejarah yang menarik. Jogja juga dikenal memiliki begitu banyak pesona yang mampu memanjakan jutaan pasang mata.

Mengulas sedikit cerita pertama kali saya menjajaki kota istimewa Yogyakarta. Yah, benar saja yang saya dengar selama ini ternyata bukan hanya omong kosong belaka. Akan tetapi menjadi bukti nyata bahwa Jogja mampu memikat indra penglihat bahkan hati saya. Rasanya beberapa waktu yang sudah saya habiskan dengan melihat berbagai kegiatan masyarakat sekitar sepanjang perjalanan—mulai dari petani, pegawai, penyair dan lain sebagainya, seakan rasa penat purna begitu saja.

Tidak menjadi hal yang saya lupakan untuk mencoba menyisiri beberapa tempat pusat oleh-oleh, mulai dari pernak pernik kuliner maupun kerajinan yang dibuat oleh sumberdaya yang ada di sekitar Jogja. Tak heran jika di sana begitu banyak wisatawan lokal maupun luar, dimana tujuan mereka menjajaki Jogja tidak jauh berbeda dengan beberapa wisatawan yang ada. Ada yang ingin mengobati rasa penasaran, ada pula yang ingin menikmati dan bercengkrama dengan suasana atau biasa disebut oleh kaum milenial Vibes jogja.

Setiap sudut kota menyimpan kenangan indah. Di Malioboro, di antara keramaian pedagang kaki lima, saya menemukan ketenangan dalam kegaduhan. Dan di setiap warung kopi, aroma khasnya selalu mengingatkanku pada cerita kita yang terukir begitu istimewa. Langit Jogja sore itu berwarna jingga, seperti lukisan seniman ulung yang ingin menuangkan kerinduan dan cinta. Angin sepoi-sepoi membelai wajah, membawa aroma khas Malioboro yang dipenuhi pedagang kaki lima dan wisatawan. Di malam hari aku duduk di bangku taman Malioboro, memandangi kerumunan orang yang berlalu lalang, merasakan denyut nadi kota yang selalu hidup.

Namun, di balik keindahan Jogja, aku sadar bahwa ada kehidupan yang menunggu untuk dibagikan bersama seseorang yang istimewa. Aku ingin membawa dia ke dalam pusarannya, menunjukkan setiap sisi yang membuatnya bahagia. Saya ingin mengajak dia merasakan kehangatan malam di Malioboro, merasakan getaran rindu yang sudah lama ku dambakan, dan menikmati hidangan lezat di warung-warung Jogja. Aku merasakan sesuatu yang berbeda di hatiku. Rasa nyaman, bahagia, dan mungkin juga cinta. Aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama dia nantinya di kota ini. Aku ingin menjelajahi Jogja bersama dia dan menciptakan kenangan indah yang tak mampu sedikitpun dilupakan. Hingga waktu pun makin larut malam sudah waktunya pamit dan berpesan pada kota ini.

Jika Albert Einstein berkata: “Keindahan adalah bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang”.

Sembari senyum dan syukur, maka aku pun juga berpesan kepada Jogja: “akan ku pastikan aku kembali lagi dengan seseorang yang tak kalah istimewanya denganmu, Jogja”.


Oleh: Bintang
Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak