BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Politik Dinasti Dalam Negeri

Pena Laut -
Negara tercinta ini telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan negara, tujuh kali kepala negara dengan dinamika yang terekam rapih oleh Sejarah dimulai dari Ir. Soekarno (1945-1967), Soeharto (1967-1998), Bacharuddin Jusuf Habibie (1998-1999), Abdurrahman Wahid (1999-2001), Megawati Soekarnoputri (2001-2004), Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014), dan Joko Widodo (2014-2019). Tahun 2024 waktunya pergantian pemimpin negara dengan nama-nama berikut yang telah terdaftar di komisi pemilihan umum antara lain: nomor urut 1) H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D dan Dr. (H.C) Drs. H, Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si, no 2) Letjen TNI (Purn) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan Gibran Rakabumi Raka, B.Com, no 3) H. Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P, dan Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud Mahmodin, S.H., S.U., M.I.P. Mari tentukan pilihan dengan cerdas tanpa terintervensi oleh apapun atau siapapun. Kaum-kaum milenial dan generasi Z yang menduduki kuartal tertinggi dalam negeri tercinta ini memiliki peran andil dalam pemilihan umum tahun 2024.

Kita tidak hanya ikut-ikutan dalam menentukan pilihan pemilu nantinya, akan tetapi benar-benar yakin akan pilihan kita. Karena pemimpin negara merupakan nahkoda paling depan dalam memimpin negara tercinta ini. Pemimpin tidak hanya berbicara tentang melanjutkan program pemimpin sebelumnya akan tetapi bagaimana membawa kapal besar bernama negara menjadi lebih baik dari segala sisi. Walaupun Indonesia memiliki PR negara yang begitu kompleks, jika pemimpin yang akan memimpin mampu mengakomodir seluruh jajaran dari kepemimpinannya maka negara Indonesia dengan tagline Indonesia maju dan Indonesia mas tahun 2045 akan terwujud. Praktek-praktek elit yang masyarakat bawah tidak ketahui menjadi isu-isu berkeliaran yang terus berkembang di kalangan masyarakat. Apabila semua komponen negara digunakan untuk keperluan pribadi atas nama kekuasaan maka tinggal bagaimana kaum oligarki yang akan menjadi kelompok elit yang berkuasa dengan mengatasnamakan kesejahteraan rakyat tetapi mementingkan golongan tertentu.

Sebagai calon pemilih yang cerdas maka kita dapat menentukan pilihan nantinya seperti apa pemimpin yang benar-benar memikirkan rakyat secara keseluruhan bukan hanya mementingkan golongannya. Baru-baru ini kita dapat saksikan bagaimana pemberitaan tentang kondisi pemerintahan kita. Bagaimana para dewan ketika duduk bersama rapat membahas suatu masalah yang harusnya berbicara tentang rakyat menjadi berbicara kepentingan golongan semata, bagaimana permasalahan MK dengan ketukan palu waktu sidang putusan menjadi ambang kecacatan konstitusi yang mana memicu reaksi para mahasiswa untuk menyuarakan akan putusan tersebut, bagaimana para calon legislatif mulai memasang poster-poster mengemis untuk dipilih agar nantinya terpilih menjadi dewan, bagaimana permasalahan partai yang harusnya sebagai alat kelancaran untuk menentukan para pemimpin yang kompeten menjadi alat untuk kepentingan semata. Sedari awal harusnya kita tidak tunduk akan kebenaran yang ada akan tetapi menguji kebenaran tersebut dengan kebenaran fakta yang ada tidak karena kepentingan golongan. Karena kebenaran yang hakiki merupakan kebenaran mutlak dari tuhan tidak kebenaran kepentingan kelompok semata.

Praktek-praktek kepemimpinan yang harusnya adil bagi seluruh rakyat Indonesia yang memiliki potensi dan kemampuan dikotomi oleh regulasi. Harusnya para pemimpin yang di cetak sejak awal, di siapkan untuk menjadi pemimpin masa depan menjadi para pemimpin terbaik akan tetapi tergeser kan dengan kekuasaan yang ada. Mematikan semangat anak muda yang memiliki visi besar untuk merubah suatu masyarakat dengan mendedikasikan belajar cara menjadi pemimpin yang baik. Besar harapannya nantinya mampu memberikan dampak perubahan menjadi lebih baik akhirnya kandas dengan kondisi yang membuat ia tidak memiliki gairah untuk memimpin. Banyak mimpi anak muda dengan misi perubahan menjadi lebih baik untuk negaranya menjadi sirna karena melihat kondisi dan situasi politik dikuasai oleh kaum yang beruang dan sekelompok orang semata. Sungguh sayang kondisi seperti ini, bonus demografi yang dimiliki Indonesia harusnya menjadi kekuatan negara untuk mampu memimpin negara menjadi unggul dan maju tidak menjadi pesimis dengan kondisi saat ini. Bonus demografi yang terjadi di suatu negara merupakan potensi besar dan hanya terjadi dalam satu kali dalam sekian abad dalam suatu negara.

Indonesia harus mampu melihat peluang tersebut untuk dijadikan kekuatan sebagai alat negara untuk memberdayakan dan menunjukkan Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara maju. Pemimpin yang hadir dengan sikap siap dan mampu adil itulah yang harusnya memimpin negeri ini. Masyarakat Indonesia kini tidak bodoh akan kondisi negaranya akan tetapi masyarakat Indonesia saat ini merupakan masyarakat yang siap berdaya dengan negara-negara maju di kanca global. Rakyat muak dengan kondisi yang terus menerus dijajah mungkin negara secara fisik tidak sedang dalam jajahan atau kengkangan oleh kaum penjajah akan tetapi Indonesia sedang dalam ancaman dan cengkraman global elit yang memiliki modal. Bagaimana Indonesia dengan negara terkaya dari negara-nagara lain tetapi memiliki hutang yang begitu mencekik sehingga negara tidak memiliki keberdayaan atas kebebasan dari negara-negara pemodal. Sungguh sangat disayangkan negara tercinta ini menjadi negara yang kerdil oleh dirinya sendiri. Para calon pemilik hak suara harusnya sadar akan kondisi saat ini yang di alami Indonesia secara keseluruhan. Indonesia harus bangkit, Indonesia harus berdaya dengan kekuatannya, Indonesia harus berdikari atas apa yang ia miliki untuk menuju hal tersebut maka kita harus benar-benar memilih pemimpin yang adil serta mementingkan kesejahteraan rakyat. Setidaknya ada 4 elemen yang harusnya memiliki andil dalam mewujudkan Indonesia maju dan berdaya kedepannya antara lain: pertama ulama yang menjadi panutan ummat mampu memberikan pemahaman akan sebuah konsep keberagamaan dan konsep kenegaraan yang utuh, kedua pemimpin yang mementingkan rakyat secara adil tanpa tebang pilih, ketiga orang kaya yang mementingkan kondisi rakyat sekitarnya sehingga menopang akan sebuah kesetaraan ekonomi, keempat yaitu para professional yang jujur dan bertanggung jawab atas profesi yang dijalani sehingga mampu menjadi generasi yang unggul.

Isu politik yang makin deras di masyarakat mendekati pemilu tahun 2024 sangat santar di lingkungan masyarakat bahkan media sosial sesak dengan media-media yang memberitakan tentang pasangan calon yang akan maju. Politik dinasti dan politik ketidak jujuran harus dihindarkan dimana kepemimpinan yang harusnya adil dengan pemilihan hati nurani menurut rakyat tidak peralihan hak kekuasaan dengan alih jabatan karena sebelumnya merupakan kenalan, kolega ataupun keturunan. Rakyat Indonesia secara umum harus benar-benar bijak dalam memilih sebuah pemimpin tanpa ada intervensi dari siapapun. Merdeka sejak dalam diri serta independent atas sebuah pilihan harus tertanam kan. Kita tidak menginginkan kepemimpinan seperti periode-periode tahuan-tahun awal kepemimpinan Indonesia dengan kepemimpinan yang tidak dibatasi sehingga kesempatan-kesempatan pemimpin baru muncul menjadi terhambat. Pemuda Indonesia memiliki peran dalam mewujudkan masyarakat adil makmur untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Seperti kata-kata kasino warkop mengatakan “Indonesia tidak kekurangan orang pintar akan tetapi orang jujur” apabila kita mau menyadari dan sadar sejak dini tentang bagaimana kita menyikapi politik maka kita akan memilih sesuai dengan hati nurani.

Kita melihat dengan sangat sadar dimana pemimpin yang harusnya berproses dari tahap ke tahap dikalahkan oleh seseorang yang memiliki kekuasaan dan kekayaan. Polemik dalam negeri ini tidak hanya bicara tentang bagaimana menentukan pemimpin semata, akan tetapi proses menjadi pemimpin itulah yang menjadi tanda tanya besar. Mengapa dan bagaimana? Kesetaraan dan kesempatan hanya dimiliki oleh kaum-kaum elit semata. Apakah karena biaya politik itu mahal? Atau karena hanya mampu dikuasai oleh kaum elit? Maka politik dinasti dalam negeri harus dienyahkan dalam negeri Indonesia tercinta ini dengan segudang solusi yang kita miliki. Sebagai masyarakat yang sadar akan hal itu kita harus ikut andil dalam mensukseskan setiap pemilihan umum untuk menentukan pemimpin. Agar pemimpin yang terpilih nantinya benar-benar sosok yang berafiliasi kepada rakyat tidak hanya kepada sekelompok orang tertentu. Negeri tercinta ini membutuhkan tangan-tangan yang banyak untuk membuat Indonesia berdaya dan berdikdaya dengan negaranya sendiri. Tanpa kita berkontribusi dalam negeri tercinta ini maka khayalan dan mimpi mewujudkan Indonesia Emas atau Indonesia maju hanya menjadi mimpi semata. Waktunya kita sadar akan kondisi bangsa saat ini untuk menyongsong kemandirian bernegara dan mampu bersaing secara sehat dengan negara-negara lain. Anak muda harus mengambil peran, anak muda menentukan arah perubahan, anak muda menjadi kekuatan dalam menentukan pilihan dengan ini maka pemuda harus ikut andil menyuarakan keadilan dan menyuarakan kesejahteraan kepada rakyat secara luas.


Oleh: Ihya' Ulumuddin 
Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak