BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Apa Kabar Indonesia Hari Ini

Pena Laut -
Indonesia dengan gelanggang drama hari ini penuh dengan cerita-cerita menarik dari deretan waktu yang dialami hari demi hari. Kita menyaksikan dimana Indonesia di sebuah jurang pilihan, bukan hanya soal tahun 2024 merupakan tahun politik dan tahun menentukan jutaan harapan yang diembankan kepada calon pemimpin baru akan tetapi deretan drama telah dipertontonkan dengan jelas dan culas. Apakah tahun reformasi yang pernah kita sebut di tahun 1998 akankah akan terulang lagi dengan nama neo orba atau apalah itu, yang jelas selaku orang yang paham akan tatanan negara yang baik tidak kunjung diam semata dengan kondisi negara tercinta saat ini. 

Sebuah ilmu pengetahuan bukan saja sebuah teori semata sehingga ilmu pengetahuan dikerdilkan dengan ucapan “teori yang lahir tidaklah sama dengan prakteknya”, akan tetapi sebuah ilmu pengetahuan menjadi landasan utama sebuah ilmu. Apabila teori dikatakan tidak sesuai dengan prakteknya, sesungguhnya prakteklah yang tidak sesuai dengan landasan ilmu pengetahuan. Banyak kasus yang dialami Indonesia baru-baru ini, dimana kita tidak bisa menutup mata begitu saja dengan berita-berita yang sedang bergulir dan ramai diperbincangkan. Ambil beberapa permasalah: MK (Mahkamah Konstitusi), calon presiden, pajak, kasus HAM yang hingga kini tak tau kapan ujungnya, kasus perampasan tanah milik warga seperti Rempang, kasus yang bergulir yang silent tanpa suara seperti kasus sambo, korupsi, bahkan cawe-cawe presiden yang tidak konsisten akan ucapannya dimana presiden atau aparatur negara harus netral akan tetapi prakteknya presidenlah yang lupa akan ucapan itu. Kaum akademisi seperti guru besar yang turun gunung, soal dimana suara rakyat yang melihat kasus-kasus yang terus bergulir dan seperti halnya sumbu-sumbu bara api menyala begitu saja melihat kondisi Indonesia hari ini.

Beberapa kejanggalan akan adanya pemilu yang akan berlansung digelar dan dilaksanakan sikap-sikap intervensi dari pihak aparatur negara yang secara terselubung marak kita dengar berita-berita itu. Sebuah gerakan mahasiswa yang sadar akan kondisi tersebut tidak tinggal diam dan tidak mau larut dengan kondisi negara saat ini. Semua yang sadar akan kondsi Indonesia hari ini perlu adanya perbaikan dan diluruskan kembali ke jalur yang benar. Jatuhnya kasus ketua MK sepertinya biasa saja bagi para penegak hukum akan pelanggaran etik yang dilakukan. Apakah karena ada hubungan keluarga sebuah pimpinan negara sehingga penegak hukum begitu segan untuk menindaklanjuti kasus yang sedang dialami. Sedangkan permasalahan kasus rakyat yang memperjuangkan haknya dianggap kasus yang begitu biasa-biasa saja, apakah seperti itu negara ini bersikap adil dengan melakukan tebang pilih sebuah keadilan. 

Seluruh mahasiswa sepertinya bungkam atau dibungkam? Dengan kondisi seperti ini, kebodohan yang muncul bagi kaum-kaum yang memiliki ilmu pengetahuan sepertinya buta akan sebuah ilmu yang telah diterima. Sehingga seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan seperti terhipnotis akan sebuah ketimpangan. Besar harapan yang kita amanahkan kepada para pemimpin nantinya yang diberikan amanat akan sebuah tugas dan tanggung jawab ia sebagai perwakilan rakyat yang nantinya memimpin. Kronolgi yang terjadi mengharuskan kita tidak tinggal diam begitu saja melihat situasi saat ini. Mari kita berhimpun menyuarakan kebenaran diatas kebathilan yang ditakutkan merajalela dari sebuah kepemimpinan yang memenangkan kontestasi pemilihan umum pada tahun 2024.

Indonesia sedang tidak baik-baik saja dengan segala heterogen kultur ataupun banyak suku ataupun hal lain, perlu kita garis bawahi yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini merupkan final bagi rakyat Indonesia. Bonus demografi, bonus anak muda dimana angkatan produktif lebih banyak dari pada tidak, sebagai pertanda Indonesia memiliki peluang besar memimpin negara lain bahkan dunia menjadi tranding topik yang tidak kalah seksi untuk dibahas. Namun sayangnya, pemerintah sepertinya abai dengan konsidi itu. Kaum muda yang sadar akan kondisi negerinya mari kita bangkit seperti lagu kebangsaan kita antara lain “hiduplah bangsaku, hiduplah negri ku, rakyat ku semua”, lagu kebangsaan yang sering kita dengar bukan lagu semata akan tetapi terkandung makna tersirat dan tersurat yang harus kita pahami. Wahai rakyat ku mari kita bangkit dengan segala keterpurukan bangsa ini dengan segala kekuatan yang kita punya untuk mengembalikan bangsa ini sesuai cita-cita luhur pendiri bangsa. Jangan kau biarkan ataupun kita menyumbangkan dosa-dosa baru atas nama bangsa yang kita cintai. Demokrasi harus tetap tegak, penegak hukum harus adil, suara rakyat harus didengar, instansi pemerintahan harus netral menyambut pemilu yang akan mengantarkan bangsa ini kedepan lebih baik.

Siapapun nantinya pemimpin yang lahir ataupun siapa saja yang akan memimpin negara ini, kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia harus benar-benar terwujud, bukan ketimpangan bagi rakyat miskin yang tertindah bagi penguasa serta lupa akan bangsanya. Tidak seperti itu, mari kita bangkit dari tidur panjang kita wahai penduduk negeri, waktunya seluruh rakyat Indonesia berdikari dan mewujudkan Indonesia “Baldatun Thoyyibatun wa rabbhun ghaffur”. Waktunya Indonesia memimpin dunia, waktunya Indonesia maju, waktunya Indonesia sejahtera tanpa ketimpangan yang kita rasakan. Negara yang kaya akan sumber daya manusia, sumber daya alam, keanekaragaman sebuah etnis suku dan budaya. Seharusnya Indonesia bangga dengan semua yang ia miliki sehingga ia tidak lagi minder dikancah internasional. Akan tetapi melihat Indonesia saat ini apakah benar-benar siap dengan segala dinamikanya yang sepertinya jauh dari amanat Undang-Undang Dasar 1945. Indonesia sepertinya hanya milik para penguasa dan milik segelintir orang yang memiliki modal semata, Indonesia milik sekelompok orang saja. Hanya satu yang mampu kita lakukan “lawan” atau kita akan terus terbungkam begitu saja.


Oleh: Ihya Ulumuddin
Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak