BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Politik Garis Lucu


Pena Laut - Yah bukan apa-apa sih, sekedar curhat-curhatan saja tentang keadaan politik saat ini yang selalu menjadi pusat perhatian di jalan, sosial media, bahkan di koran. Sehingga kita bisa mengetahui keadaan yang sedikit melawak dan melucu, bukan mulut yang ingin tertawa namun pemikiran kita yang selalu menertawakan.

Kebetulan juga sudah H-5, yah keadaan negara kepulauan sedang seperti dilanda matahari yang jaraknya hanya sejengkal saja, hingga mengakibatkan suhu yang sangat panas. Semboyan yang menjadi pedoman negara yakni "Bhineka Tunggal Ika" katanya anak SD, kini seperti sedang diasingkan ke tempat yang sangat terpencil di Indonesia.

Capres yang sedang berkontestasi untuk merebut kursi kehormatan kini seperti yang di jelaskan di bukunya Niccolo Machiavelli yang berjudul Il Principe (Sang Pangeran: 2019) yakni menghalalkan segala cara demi suatu jabatan, bahkan jika harus membunuh pun demi kursi kerajaan. Untungnya sekarang segala sesuatu sudah ada undang-undangnya. Selain itu, masyarakat pun sudah mau melek ke ranah politik. Sehingga mereka yang seharusnya dimanfaatkan caleg kini ada yang sudah berani memanfaatkan caleg, wkwkw. Jadi keinget momen pada waktu akan digantinya Presiden Soekarno yang calonnya adalah Ahmad Yani dan 5 jendral lainnya. Sebab, pada waktu itu Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak ingin salah satu dari mereka menjadi Presiden Indonesia akhirnya PKI melakukan Gerakan, yakni menculik 6 jendral dan 1 perwira tersebut lalu dibunuh dan dimasukkan ke lubang buaya dengan sepengetahuan Soeharto, karena Soeharto juga mempunyai ambisi untuk menjadi Presiden Indonesia di kala itu. Akhirnya beliau menyembunyikan rencana PKI tersebut, kejadian tersebut dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September (G30S-PKI).

Bukannya tidak suka dengan momen politik saat ini, sesuai dengan tema, hanya saja ingin ketawa-ketiwi. Dengan adanya debat kandidat/persaingan saat ini mereka bukannya mengutamakan pembahasan visi misi ke depan untuk memakmurkan Indonesia menjadi "Indonesia Emas". Akan tetapi mereka fokus bagaimana menjatuhkan lawan mereka dengan cara apapun walaupun harus mengumbar aib-aib nya agar publik menilai calon tersebut buruk. Selain itu juga ada yang menggunakan politik agama, yakni dengan cara mem-video ketika menjadi seorang imam yang kemudian di-up di sosmed, melakukan video clip adzan dan berwudhu. Padahal dalam agama sudah dijelaskan bahwasannya ibadah yang paling baik dan pahalanya dilipat gandakan adalah mereka yang beribadah dengan cara samar/sembunyi-sembunyi. Yah, sebenarnya penulis paham sih tujuan mereka, hanya saja tidak penulis cantumkan karena takut dikira penulis itu dukun, yaitu sok tau wkwkwkw.

Selain itu juga iming-iming yang mereka berikan seperti BBM gratis, uang 60 jt., dll. Penulis sampek gak hafal sangking banyaknya. Mau tak catat takutnya, Penulis dikira malaikat Roqib & Atid wkwkw. Bukannya Penulis gak mau, siapa yang gak mau uang dan sesuatu yang gratis. Akan tetapi jika hal tersebut terjadi: pertama pajak negara terbesar juga di dapat dari BBM, kedua jika Masyarakat diberi 60 jt. apa tidak mengakibatkan kemalasan bagi masyarakat untuk bekerja. Jika itu terjadi apakah tidak akan menyebabkan Inflasi. Selain itu, menurut penulis iming-iming seperti itu kurang produktif, karena akan menyebabkan kemalasan bagi masyarakatnya yang dampaknya akan menambah jumlah pengangguran. Seharusnya bantuan seperti itu diberikan berupa bentuk usaha seperti gerobak ataupun bentuk usaha lainnya. Sehingga lebih produktif dan juga akan mengurangi pengangguran yang ada. Selain itu jika mereka ingin mendapatkan uang yang banyak, tergantung dari usaha dan kerja keras mereka dalam memanfaatkan bantuan berupa usaha tersebut.

Penulis sekedar tahu sesuai dengan apa yang ada di buku Menggugat APBN (keuangan rakyat tidak untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat: 2012) melalui UUD No.11 tahun 2011 tentang APBN. Kesehatan hanya dianggarkan 1,94%, seharusnya di UUD yang dianggarkan adalah 5%. Sedangkan Partai Politik (parpol) yang selama ini cenderung tidak mempunyai persentuhan dengan kepentingan rakyat, justru mendapatkan alokasi anggaran yang cukup besar, yaitu sejumlah Rp.500 M per-parpol setiap tahunnya. Tinggal kalian kalikan saja selama 1 periode.

Jadi Penulis gak heran dan gak kaget kalau Parpol ketika berkampanye itu membagi-bagikan uangnya, karena sebenarnya itu uang kita sendiri yang dibuat pencitraan. Akan tetapi hal tersebut tidak diketahui oleh Masyarakat yang terlalu ceria dengan selembaran kertas berwarna merah dan biru hingga lupa bahwasannya suara mereka bukan untuk selembar kertas tersebut namun untuk 1 periode kedepannya. Apalagi rakyat yang biasanya bilang "Aku mah tak turu ae ben gak resiko", tapi ketika sudah ada yang kepilih lalu memberikan kebijakan yang tidak sesuai garek sambate ambek nyalahne. Repot repot.

Parahnya lagi selama penulis belajar ilmu agama Penulis tidak pernah mendengar yang namanya malaikat berkampanye wkwkwk. Bahkan tugas Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu sekarang di ganti dengan menyampaikan surat suara. Demi apa cobak lucu banget, gilek. Yah, apa yang penulis tulis bukan karena condong ke satu pihak. Karena pilihan penulis adalah rahasia bagi Penulis sendiri. Sesuai dengan konsep Pemilu yaitu: LUBERJURDIL (Luas, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil) hal tersebut masih penulis terapkan dalam diri penulis tampa mengumbar-ngumbar pilihannya. Berbeda dengan penguasa-penguasa di daerah Masyarakat saat ini seperti RT, RW, Tokoh Masyarakat ataupun lainnya. Ya kalau pilihannya gak sesuai dengan saya nanti urusannya saya persulit wkwkwkw. Ini sekedar unek-unek yang ada di pikiran penulis jadi jangan baper, anggap saja ini pengetahuan baru untuk membuka pemikiran pembaca.

"Manusia akan membela orang yang mereka takuti, di banding yang mereka cintai. Rasa takut tak akan pernah gagal.”

Jika ada kritikan dan saran, Penulis terima. Jika Penulis salah bisa ditegur. Penulis mau bilang benar, takutnya dikira malaikat juga nanti wkwkwkw.


Oleh: Moh. Hanafi
Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak