BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Papan Tulis Kosong

Tabula Rasa, John Locke

Pena Laut - Konsep tabula rasa berasal dari bahasa Latin yang berarti "papan tulis kosong." Dalam konteks filsafat dan psikologi, istilah ini digunakan untuk menyatakan pandangan bahwa pikiran manusia pada awalnya seperti "papan tulis kosong" tanpa ide atau pengetahuan bawaan. Ide ini mendukung gagasan bahwa pengalaman dan lingkungan memainkan peran penting dalam membentuk pikiran dan kepribadian seseorang.

Dalam tradisi filsafat, konsep tabula rasa filsuf John Locke seorang tokoh empirisme, dalam karyanya yang terkenal, An Essay Concerning Human Understanding (1690), Locke mengusulkan ide bahwa pikiran manusia pada awalnya adalah seperti papan tulis kosong yang belum ditulis. Dengan konsep ini, Locke menolak sebuah ide bahwa ide atau pengetahuan sudah dimiliki manusia sejak lahir. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa pikiran membentuk pemahaman melalui pengalaman dan persepsi yang diperoleh melalui panca indera. Dengan demikian, segala pengetahuan, ide, dan konsep berasal dari pengalaman empiris dan tidak ada yang dimiliki manusia sejak lahir. Locke juga menyatakan bahwa pendidikan dan lingkungan berperan penting dalam membentuk karakter dan kepribadian seseorang, karena pengalaman inilah yang mengisi "papan tulis kosong" tersebut.

Dalam konteks psikologi, konsep tabula rasa sering dikaitkan dengan pemikiran bahwa perkembangan individu dipengaruhi oleh pengalaman dan stimulus lingkungan sepanjang hidup mereka, pengalaman memiliki dampak besar terhadap dimensi psikologis seseorang. Pengalaman hidup baik yang menyenangkan maupun sulit, dapat membentuk pikiran, emosi, dan perilaku individu.

Pengalaman belajar mempengaruhi kognifif seseorang, budaya dan lingkungan dapat mempengaruhi nilai, norma, pola pikir dan keyakinan seseorang, pengalaman bersosial mempengaruhi keterampilan sosial dan komunikasi, trauma dan gangguan mental dapat mempengaruhi respon emosional dan kesehatan mental seseorang. Setiap individu memiliki pengalaman yang unik, dan dampaknya dapat bervariasi tergantung pada bagaimana individu tersebut memproses, memahami, dan merespons pengalaman.

Jika manusia bagaikan papan tulis kosong, apakah coretannya bisa terhapus? Mari kita analogikan misal Lucky yang nekat berkendara selama 8 jam untuk menemui kekasihnya mengalami kecelakaan dengan pilihan luka sebagai berikut:

1. Kaki patah, kekasihnya masih mengenali Lucky melalui ketampanannya.

2. Luka hebat di bagian wajah, kekasihnya tidak mengenali Lucky.

3. Hilang ingatan, Lucky tidak mengenal dirinya sendiri walaupun kekasihnya tahu bahwa tubuh dan ketampanannya adalah Lucky.

Ingatan selama 25 tahun hilang seketika akibat benturan keras dikepala yang mengakibatkan amnesia, jadi dimana Lucky berada? apakah benar bahwa Lucky adalah tubuh? Lucky hanyalah memori-memori yang terbentuk dari pengalaman hidupnya yang kebetulan memori-memori itu tersimpan di otak Lucky. Nilai dan moral yang ditanamkan orangtuanya sejak kecil, ideologi-ideologi yang dipelajarinya di bangku sekolah, kebahagiaan bersama kekasihnya, semua hilang.

Jika manusia bagaikan papan tulis kosong, apakah bisa kita menghapus cotetan? Kemelakatan kita pada sebuah barang misal, Xphone, sebuah alat komunikasi modern yang memiliki nilai psikologis karena menambah rasa percaya diri dan minder ketika tidak memiliki, maka sadari bahwa nilai dari sebuah barang itu hanyalah konsensi masyarakat yang ditanamkan oleh tim marketing Xphone agar prodaknya laku, tanpa nilai itu maka Xphone sejatinya hanyalah alat komunikasi.

Dengan menyadari sebuah nilai dari sebuah barang kita dapat memiliki pilihan untuk menghapus coretan atau tetap mempertahankannya, cara ini juga dapat kita aplikasikan pada ideologi, kepercayaan, kebiasaan, dan semua program yang ada di otak kita yang nantinya dapat kita pilih sendiri untuk mengisi "papan tulis kosong".

Oleh: Diaz Parengkuan

Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak