BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Mengenal Pengarang Mars PMII, Sahabat Shaimoery W.S

Pemgarang mars PMII
Pena Laut
Sahabat Shaimoery atau yang memiliki nama lengkap Shaimoery Wignjo Soebroto, merupakah salah satu tokoh di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sebagai pengarang mars PMII.

Sahabat Shaimoery mengarang lagu Mars PMII bersama dengan sahabatnya yaitu Mahbub Djunaidi yang juga sebagai Ketua PB PMII pertama.

Tulisan ini akan menjelaskan biografi singkat dari Sahabat Shaimoery, sebagai pengarang lagu mars PMII, sedangkan untuk biografi Sahabat Mahbub Djunaidi bisa dibaca pada tulisan yang lain.

Sahabat Shaimoery Wignjo Soebroto, lahir di Tuban, Jawa Timur, pada 01 Agustus tahun 1930, putra dari pasangan Boediharjo dan Ibu Siti Romlah asal Tuban, Jawa Timur.

Kiprahnya di PMII berawal saat dia menjadi mahasiswa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, sekaligus dikenal sebagai generasi awal atau perintis.

Sewaktu aktif di organisasi PMII, dirinya sempat menjadi Pengurus Komisariat di Fakultas Sosial Politik Universitas Gadjah Mada sekitar tahun 1962 sampai 1964.

Biografi Shaimoery Wignjo Soebroto


Waktu kecil Shaimoery sempat menempuh pendidikan di Hidayat Islamiyah School (HIS), walaupun sekolah tersebut harus terpaksa bubar pada tahun 1942, setelah jatuh ke tangan penjajah Belanda.

Selanjutnya Shaimoery masuk kelompok Pemuda Seinendan untuk berlatih militer, sampai akhirnya terpilih menjadi Seinnin Gakko, karena prestasinya meraih juara istimewa nomor 1.

Selain itu Shaimoery pada masa kemerdekaan, mulai 17 Agustus 1945 ia dikenal sebagai komandan seksi berpangkat Letnan II pada Barisan Hizbullah III, Regimen VI dan Divisi Sunan Ampel Jawa Timur dan kemudian pindah menjadi staf Batalyon sampai dengan tahun 1948.

Shaimoery bertugas sebagai tentara hizbullah sebagai front terdepan di Surabaya, semasa Agresi Militer Belanda yang pertama.

Kemudian pada Agresi militer ke II, dia bergabung dengan Pemerintahan Militer Manisrenggo dan Prambanan Kabupaten Klaten hingga Daerah Istimewa Yogyakarta dikembalikan kepada Indonesia pada 19 Desember 1949.

Tidak berhenti disitu Shaimoery melanjutkan pendidikan di SMA Nasional Jurusan A, lalu bekerja sebagai seorang guru di SMA Negeri Sungai Penuh (Kerinci) dari tahun 1956-1960 dan mendirikan SMA Harapan di Sungai Penuh, Provinsi Jambi.

Dari Jambi Shaimoery kemudian meneruskan ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta di Fakultas Sosial dan Politik Jurusan Administrasi Negara tahun tahun 1960-1964.

Setelah selesai pendidikan di UGM, Shaimoery kembali ke Sumatera dan mendapatkan pekerjaan sebagai di kantor Gubernur Sumatera Barat.

Namun tidak berhenti disitu, karir Shaimoery terus naik dengan berbagai jabatan dan salah satunya adalah menjadi Walikota Sawahlunto, Sumatera Barat dan kemudian pensiun.

Memasuki masa pensiun Shaimoery tetap aktif bekerja seperti sebagai penatar BP-7 Provinsi Sumatera Barat, serta mengabdi sebagai pengajar atau dosen luar biasa di STIA, AKOP, Fisipol.

Bahkan sampai akhirnya Shaimoery meninggal dunia, dia masih menjadi Ketua Koperasi Wredatama Kota Padang serta aktif di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.

Shaimoery sebelumnya juga mendapatkan gelar Sutan Indra Kesuma (diberikan Ninik Mamak Tanah Datar yang berdomisili di Sungai Penuh, Kerinci, Sumatera Barat).

Shaimoery wafat pada Jumat, 18 Februari 2005 pukul 03.00 WIB di RS M. Jamil Padang, dan dimakamkan di Pemakaman Umum Tunggul Hitam, Padang, Sumatera Barat.

Kepergian Shaimoery meninggalkan istrinya Hj. Rosma Arief dan 7 orang anak Sri Widati, Haryantina, M. Hidayat, Susi Muhardini, Eva Yulia, Ahmad Drajat Bara Putra dan M. Hendy Sucitra.

Semasa hidupnya Shaimoery dikenal sebagai seorang aktivis sejati karena banyaknya berbagai kesibukan di berbagai organisasi dan lembaga, baik dibawah naungan Nahdlatul ulama (NU) maupun yang lainya.

Berikut daftar organisasi dan lembaga yang pernah diikuti.
  1. Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia Cabang Tuban, 1946 – 1948
  2. Ketua Pelajar Islam Indonesia Cabang Tuban 1945 – 1948
  3. Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Fakultas Sosial Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1962 – 1964
  4. Pembina PMII Cabang Sumatera Barat di Padang 1964 – 1970
  5. Ketua III Pimpinan Wilayah NU Sumbar 1968 – 1969
  6. Ketua Dewan Pembina Golongan Karya Sawahlunto 1971 – 1983
  7. Ketua Dewan Pembina Legiun Veteran Sawahlunto 1972 – 1983
  8. Ketua Dewan Masjid Indonesia Provinsi Sumatera Barat 1985 – 1999
  9. Wakil Ketua Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Provinsi Sumatera Barat 1988 – 1993
  10. Pembina PMII Provinsi Sumatera Barat 1984 – 1994
  11. Ketua Yayasan Al Islam Padang 1984 – 1999
  12. Anggota Dewan Pertimbangan Kosgoro Sumbar 1985 – 1999
  13. Anggota Dewan Pertimbangan MUI Sumbar 1985 – 1987
  14. Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama Sumbar 1994 – 1999
  15. Dewan Komisaris Yayasan Al Islam 1999 – 2004
  16. Komandan Seksi Hizbullah Bat. III Reg. IV Divisi Sunan Ampel Tuban Jawa Timur 1945 – 1947 (Semasa agresi Belanda)
  17. Staf Bat III di Tuban waktu Agresi I 1947-1948
  18. Staf Pemerintahan Militer Kecamatan Di Manisrenggo dan Klaten Jawa Tengah Agresi Militer II 1948-1950
  19. Staf Mobilisasi Pelajar Tuban Jawa Timur 1950
  20. Direktur SMA Negeri Sungai Penuh Kerinci 1958-1960
  21. Staf Sekretariat Komando Pelaksana Daerah Perbatasan (Kopedasan) 1964-1965
  22. Wakil Sekretaris Badan Koordinasi Pembangunan Daerah (Bakopda) Sumatera Barat di Padang 1965-1966
  23. Kepala Biro Pembangunan Daerah Sumbar di Padang 1966-1968
  24. Kepala Biro Pemerintahan Umum Kantor Gubernur Sumbar 1968-1969
  25. Kepala Biro Desentralisasi dan Tata Hukum Kantor Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Barat 1969-1970
  26. Menjabat Walikotamadya Daerah Tingkat II Sawahlunto Sumatera Barat, tiga periode 1970-1983
  27. Kepala Biro Pemerintahan Umum 1983-1986
  28. Ketua Koperasi Wredatama Kota Padang 1988 – 2004
Semasa hidupnya Shaimoery merupakan sosok yang sederhana, dan sudah sepatutnya sebagai penerus perjuangannya di PMII, harus meniru dan meneladani sifatnya.

Kader PMII juga tidak boleh lupa pada tokoh Shaimoery dan sejarahnya, apalagi karyanya yang selalu dinyanyikan setiap kegiatan PMII dimanapun.

Baca Juga: Tokoh Pedndiri PMII

Catatan: Bagi siapapun yang membaca tulisan ini apabila menemukan kesalahan pada tulisan ini atau memiliki data atau fakta yang terbaru tentang tokoh tentang sahabat Shaimoery silahkan hubungi admin blog ini, terimakasih.
Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak