BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Sosok Guru Ideal Menurut Ronggowarsito

Ronggowarsito
Pena Laut
- Manusia modern ibarat kapal laut tanpa nahkoda, terombang ambing diatas laut tanpa arah yang pasti. Teknologi yang semakin melaju tanpa kendali moral adalah ancaman dan bom waktu bagi semua.

Atas dasar inilah, dunia pendidikan dewasa ini dituntut agar mampu memberikan problem solving terhadap krisis dan gejolak perubahan nilai dengan membumikan pendidikan spiritual yang tepat dan mencerdaskan.

Hanya saja, fakta yang terjadi di lapangan bahwa pendidikan spiritual menempati posisi sebagai second class, sementara penguasaan skill dan intelektual menjadi fokus utama.

Tanggung jawab pendidikan spiritual tentu saja bukan hanya dibebankan pada pendidikan formal dengan segudang teori yang bersumber dari barat atau lembaga pendidikan berbasis keagamaan seperti pondok pesantren, majelis taklim, madrasah dan sejenisnya.

Pendidikan spiritual tentunya lebih berorientasi pada pengisian jiwa sesuai dengan bimbingan dan petunjuk Allah SWT melalui penyatuan hati, akal dan jiwa sehingga mampu mewujudkan hidup yang tenang, damai dan jauh dari berbagai penyakit hati.

Pendidikan spiritual memberikan pengaruh kuat pada kepribadian seseorang menjadikanya terbiasa pada kebaikan, berhias dengan sifat-sifat mulia dan gemar membantu sesama.

Akan tetapi, pemikiran pujangga jawa yang berlandaskan nilai-nilai pendidikan spiritual, dapat dijadikan sebagai tawaran solusi dalam menghadapi tantangan dan tuntutan masyarakat modern. Salah satu pujangga yang cukup mumpuni akan hal ini adalah Raden Ngabehi Ronggowarsito.

Masyarakat Jawa di masa lalu mengenal sejumlah nama pujangga yang melestarikan dan mengembangkan kesusastraan jawa. Salah satu nama yang terkenal adalah Ronggowarsito.

Ronggowarsito atau Raden Ngabehi Ronggowarsito dikenal sebagai pujangga besar dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Dia lahir pada tahun 1802 dan wafat pada tahun 1873. Ronggowarsito dianggap sebagai pujangga terakhir tanah jawa.

Pasalnya, sepeninggal Ronggowarsito belum ada sastrawan lain yang bisa menyamai dan mengunggulinya. Raden Ngabehi Ronggowarsito dalam gagasannya menyebutkan beberapa karakteristik sosok guru yang ideal. Diantaranya adalah:
  1. Asih ing murid, den anggep putra wayah (Kasih kepada murid dan menganggap murid sebagai anak atau cucu sendiri)
  2. Telaten pamulangipun, mboten wigah wigih (Telaten mengajar tanpa rasa kikuk)
  3. Lumuh ing pamrih (Tanpa pamrih dan tidak mengharap balas apa-apa)
  4. Tanggap ing sasmita, saged anampeni pasemoning murid (Memiliki kepekaan atau tajam perasaan dan mampu menangkap gelagat murid)
  5. Sepen ing panggrayangan, mboten dados kinten kintening murid (Tidak mengambil apapun sehingga tidak menimbulkan prasangka buruk dari murid)
  6. Mboten ambaekaken pitaken (Tidak menolak setiap pertanyaan murid)
  7. Mboten angendhak kagunan (Tidak menolak kecakapan)
  8. Mboten amburu aleman, angunggul-ngunggulaken kasagedanipun (Tidak mencari pujian dan tidak menyombongkan kepandaian yang dimiliki)
Selain delapan karakteristik diatas, seorang guru menurut Ronggowarsito juga harus memiliki watak sebagai berikut:
  1. Mulus ing sarira (Baik keadaan tubuhnya)
  2. Alus ing wicara (Halus tutur katanya)
  3. Jatnika ing solah (Sopan perangainya)
  4. Antepan bubudenipun (Teguh pendirianya)
  5. Paramata lalabuhanipun (Baik pengorbananya)Patitis ing nalaripun (Memiliki nalar yang tajam)
  6. Sae lalabetanipun (Baik pengabdianya)
  7. Mboten darbe pakareman (Tidak pemilih)
Demikianlah delapan karakter dan watak sosok guru ideal menurut Raden Ngabehi Ronggowarsito. Memang bukan perihal mudah menjadi seorang guru seperti yang dimaksudkan, perlu laku tirakat khusus dan proses yang berliku untuk bisa mencapainya. Antara digugu lan ditiru atau justru malah diguyu lan ditinggal turu.

Penulis: Anisah Hadjir Dz.
Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak