BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Menyingkap Kekuatan Pikiran Bersama Teori The Law Of Attraction—Hukum Tarik-Menarik

The Law Of Attraction (Hukum Tarik-Menarik)

Pena Laut
- Secara esensial manusia mempunyai kekuatan untuk berpikir. Sejak kita—meminjam istilah Heidegger—“terlempar” di dalam dunia ini, kita dibekali berbagai macam sesuatu. Salah satunya adalah akal, yang dengan proses kerjanya memiliki kekuatan yang sangat-sangat jenius. Buku-buku, kapal, pesawat, dan berbagai macam mahakarya, tidak akan ada, apabila cara kerja akal tidak memiliki kekuatan yang hebat. Kekuatan yang hebat itu bersumber dari dalam pikiran dan keyakinan yang kuat, sehingga mampu “menarik” apa yang diinginkannya menjadi kenyataan. Inilah yang disebut dengan "The Law of Attraction (Hukum Tarik-menarik)". Suatu hukum alam (natural law) yang menyatakan bahwa apapun yang kita pikirkan dan terus kita percayai, maka itulah yang akan menjadi kenyataan. Entah itu pikiran positif atau negatif.

Seputar The Law of Attraction

Dalam ihwal pemikiran, biasanya peradaban barat sering dikonotasikan dengan hal-hal yang bersifat Materialistis, fokusnya hanya kepada kemajuan dan perubahan yang bersifat materi. Berbeda dengan peradaban Timur, yang sering dikonotasikan dengan hal-hal yang bersifat Spiritualistik. Bahkan, ada juga yang—dengan kedangkalannya—berpikiran bahwa Barat adalah Kiri dan Timur adalah Kanan. Kiri yang bersifat menghilangkan dimensi ketuhanan atau spiritualistik, sedangkan kanan, sebaliknya, berdimensi ketuhanan. Padahal, apabila dilihat lebih mendalam lagi ternyata hal-hal yang bersifat spiritualistik juga dikembangkan oleh para tokoh Barat. Salah satunya ialah teori "The Law of Attraction (Hukum Tarik-menarik".

Teori ini biasanya dikaitkan dengan era "New Though" atau Gerakan Spiritual Baru di Barat. Gagasan-gagasannya secara umum mengambil dari berbagai tradisi spiritual yang sudah ada sebelumnya. Seperti gagasan-gagasan spiritual dari tradisi Hindu, Budha, Kristen, Islam, dll.

Awal munculnya teori ini, masih banyak perbedaan pendapat dari kalangan ilmuwan. Namun, apabila dilihat dalam beberapa artikel, istilah Law of Attraction ini muncul ketika William Walker Atkinson telah memperkenalkan gagasannya tentang konsep energi, getaran, dan pikiran secara komprehensif di dalam bukunya; "Thought Vibration: or the Law of Attraction in the Thought World". Lantas dikembangkan lagi oleh Rhonda Byrne, melalui film dan bukunya yang berjudul "The Secret".

The Law of Attraction secara umum terdiri dari empat prinsip dasar. Pertama, apa yang kamu pikirkan itulah yang kamu dapatkan. Kedua, pikiranmu menentukan bagaimana hidupmu. Ketiga, pikiran yang positif akan mendatangkan kenyataan yang positif. Keempat, pikiran yang negatif akan mendatangkan kenyataan yang negatif (Faiz, 2023: 39). Perhatikanlah apa yang ada di dalam pikiran kita, apakah berisi hal-hal yang positif atau malah berisi hal-hal yang negatif. Ketika isi pikiran kita positif, maka hidup kita juga akan berwujud positif. Sebaliknya, ketika isi pikiran kita negatif, maka hidup kita akan berwujud negatif.

Bayangkan, ketika anda disuruh untuk mengisi acara diskusi. Lantas, anda banyak memikirkan hal-hal negatif, seperti "jangan-jangan saya nanti tegang, jangan-jangan ketika saya tegang malah salah kata, jangan-jangan ketika salah kata saya nanti disoraki atau diketawai". Maka, akibatnya adalah anda akan menjadi takut, bimbang, resah, ragu-ragu, dll. Darimana rasa ketakutan, keresahan, kebimbangan anda hadir? Adalah dari anda sendirilah, yang terlalu memfokuskan pikiran pada hal-hal yang negatif itu.

Memang sudah tidak dielakkan lagi, bahwa kebanyakan orang lebih suka memikirkan hal-hal yang negatif. Padahal, pola pikir negatif inilah yang menahan anda untuk berkembang. Yang membuat anda terus diselimuti dengan perasaan takut, resah, ragu-ragu, atau bahkan sampai membuat anda stress. Semua perasaan negatif itu akan tidak ada, ketika anda memfokuskan pikiran-pikiranmu pada hal-hal yang positif. Seperti pendapat Rhonda Byrne dalam bukunya “The Secret”, "Apabila kita berpikir dan meyakini sesuatu itu sangat mudah untuk dilakukan, maka segalanya akan benar-benar mudah. Sebaliknya, apabila kita berpikir dan meyakini sesuatu itu sulit, maka itu akan menjadi sulit".

Selaras dengan pendapat Lisa Nichols, “Hukum tarik-menarik sangatlah patuh. Ketika anda memikirkan hal-hal yang anda inginkan, dan anda memfokuskan niat anda kepada keinginan itu, maka hukum tarik-menarik akan memberikan persis seperti apa yang anda inginkan. Sebaliknya, ketika anda befokus pada hal-hal yang tidak anda inginkan, seperti “Saya tidak mau terlambat”. Maka hukum tarik menarik tidak mendengar bahwa anda tidak menginginkannya. Hukum ini mewujudkan hal-hal yang anda pikirkan. Hal-hal itu akan terus bermunculan. Hukum tarik-menarik tidak membedakan apa yang diinginkan dan apa saja yang tidak diinginkan. Ketika anda berfokus pada sesuatu, terlepas dari apa pun sesuatu itu, sebenarnya anda sedang memanggil sesuatu itu untuk hadir”.

Seperti itulah Law of Attraction. Apa yang anda fokuskan di dalam pikiran, itulah hal yang akan ditarik hadir dalam kehidupan. Ketika anda memfokuskan pikiran pada hal-hal yang positif, maka anda akan menarik hadir hal-hal yang positif. Sebaliknya, jika anda memfokuskan pikiran pada hal-hal yang negatif, maka anda akan menarik hal-hal yang negatif ke dalam kehidupan anda.

Asumsi-asumsi The Law of Attraction


Dalam buku "Falsafah Hidup", menjelaskan bahwa terdapat enam asumsi dasar Law of Attraction:

Pertama, energi seseorang mengalir sesuai dengan apa yang ia fokuskan. Ketika anda jatuh cinta, pasti anda akan memfokuskan pikiranmu kepada orang yang anda cintai, bahkan sampai anda rela mengerahkan semua energi untuk seseorang yang anda cintai. Rela untuk dijadikan "Go-Jek", membelikan semua barang yang disukainya, dll.

Kedua, alam semesta penuh dengan kelimpahan untuk manusia. Hal ini sudah tentu tidak asing lagi di telinga para pembaca, bahwa manusia ditempatkan di dalam bumi yang sudah siap untuk dihuni. Semua yang ada di dalam bumi ini ialah fasilitas yang sudah disediakan untuk manusia. Segala keinginan kita pasti terfasilitasi oleh alam semesta. Apalagi di zaman teknologi ini, segalanya di mudahkan.

Ketiga, kemampuan atau potensi manusia sangat luas dan jauh luar biasa. Jauh lebih luas dan lebih besar daripada yang kita anggap dan kita sadari.

Keempat, tujuan dan isi kehidupan ini merupakan pilihan manusia sendiri. Semua hal di dalam kehidupan ini tergantung pada pilihan manusianya sendiri. Tetapi, janganlah anda berharap untuk menjadi selain manusia. Manusia tidak bisa hidup seperti malaikat, yang terus-terusan beribadah tanpa mengerjakan sesuatu yang lain. Malaikat nggak perlu makan dan minum, untuk beribadah. Sedangkan, manusia kalau tidak makan dan minum, pasti ia akan tidak berenergi ketika beribadah.

Kelima, pilihan-pilihan hidup tidak terbatas. Jadi, sudah jangan terlalu khawatir dalam berbagai masalah kehidupan. Masih banyak alternatif-alternatif, pilihan-pilihan, atau cara-cara lain dalam menghadapi berbagai masalah. Yakinlah bahwa anda pasti bisa. Sejalan dengan hal ini, Kyai Achyat Mahmud pernah berkata: “Apabila ada kemauan, pasti ada jalan”. Jadi, buanglah jauh-jauh pikiran-pikiran negatif yang membuat kita menyerah, buanglah kata-kata “tidak mungkin” dalam berusaha. Seperti kata sang petinju termasyhur, Muhammad Ali, “Tidak mungkin, adalah kata-kata besar yang digunakan orang kecil yang menganggap lebih mudah hidup di dunia sebagaimana adanya daripada menggali kekuatan yang mereka miliki untuk mengubahnya. Tidak mungkin itu bukan fakta, melainkan opini. Tidak mungkin itu hanya potensi. Tidak mungkin itu temporer. Tidak mungkin itu omong kosong”.

Keenam, manusialah yang menciptakan kehidupannya. Setelah manusia terlempar dalam dunia, manusia diberi kebebasan untuk memilih. Dalam situasi apapun, kebebasan untuk memilih, adalah satu hal yang sangat melekat dalam diri anda. Hanya manusialah yang punya kebebasan untuk memilih dan menciptakan kehidupannya. Kucing tidak bisa menolak untuk makan ikan asin. Ia tidak bisa sesekali memilih untuk makan bakso, misalnya. Ia tidak punya daya kreasi sendiri untuk membuat bakso. Tetapi, kalau manusia, ia bebas untuk memilih antara makan soto atau makan bakso. Manusia bisa berkreasi menurut versinya sendiri untuk menciptakan kehidupannya.

The Seven Cosmic Laws William Walker Atkinson


Sudah disebut dalam pembahasan awal, bahwa W. W. Atkinson ialah seorang yang begitu berpengaruh dalam munculnya teori The Law of Attraction. Dalam beberapa artikel juga menyebutkan, bahwa berkat buku yang ia tulis; _"Thought Vibration: or the Law of Attraction in the Thought World"_, muncullah teori The Law of Attraction. Oleh karena itu, agaknya kurang tepat kalau dalam pembahasan ini, tidak disebutkan gagasan-gagasannya.

Disini akan dimunculkan gagasannya mengenai hukum alam. Menurut W. W. Atkinson, ada tujuh hukum alam:

Pertama, The Law of Vibration. Bahwa segala hal itu bergetar, tidak ada yang diam. Getaran-getaran dalam frekuensi yang sama akan saling menarik. Kegembiraan akan menarik energi kegembiraan yang lainnya. Fokus secara konsisten terhadap pikiran tertentu, maka akan menarik getaran yang sama (Faiz, 2023: 33). Sudah tentu sangat jelas, bahwa ketika ada teman anda yang sedang sedih, galau, atau bahkan sampai menangis, maka secara otomatis anda akan ikut terhanyut dalam situasi kesedihan teman anda. Hal itu disebabkan oleh getaran yang ada dalam diri teman anda, sehingga mampu memengaruhi getaran yang ada dalam diri anda. Sama halnya, ketika anda mendengar seorang motivator atau seorang revolusioner yang mempunyai perasaan semangat yang berapi-api, maka anda pun akan ikut terhanyut dalam situasi yang dipenuhi semangat yang berapi-api.

Kedua, The Law of Relativity. Tidak ada sesuatu yang dapat dipahami tanpa keberadaan sesuatu yang lain. Anda akan kesulitan memahami orang yang pintar, kalau tidak ada orang yang bodoh. Sebaliknya, anda juga akan kesulitan memahami orang yang bodoh, kalau tidak ada orang yang pintar. Kata "tidak ada" akan sulit dipahami, kalau tidak ada kata "ada". Orang yang baik juga akan tidak ada, apabila orang yang buruk juga tidak ada. Sifat, nilai, ataupun kualitas dari sesuatu, hanya dapat diukur apabila kita membandingkannya dengan sifat, nilai, ataupun kualitas dari sesuatu yang lain. Seperti itulah hukum relativitas dalam pandangan Atkinson.

Ketiga, The Law of Cause and Effect. Kalau anda ber"aksi", maka anda juga akan "bereaksi". Seperti teori kausalitas, bahwa tatkala ada sebab pasti juga akan ada akibat. Jika anda ingin membaca buku, maka belilah, pinjamlah, atau cari di google juga bisa. Kalau anda hanya sekedar ingin berakibat saja, tanpa memiliki sebab, ya, nggak akan terjadi akibat. Ingin membaca buku, tetapi anda tidak membeli, meminjam, atau mencari di google, maka anda juga tidak akan membaca buku. Hanya sebatas berkeinginan yang naif.

Keempat, The Law of Polarity. Segala sesuatu pasti memiliki pasangannya. Ada siang ada malam, panas-dingin, atas-bawah, pintar-bodoh, dan lain sebagainya. Semua pasangan itu akan saling mempengaruhi satu sama lain, saling mengadakan. Jadi, kita tidak dapat menyangkal hal yang tidak kita sukai. Memang itu suatu hal yang wajar, karena di dalam kehidupan kita pasti ada pasangan-pasangan ini. Ada sisi baik, juga ada sisi buruk. Ada hal yang kita sukai, juga ada hal yang tidak kita sukai. Hukum ini juga membuat kita akan lebih universal dalam melihat sesuatu. Orang yang kau anggap buruk, tidak sepenuhnya buruk. Juga orang yang kau anggap baik pun, tidak sepenuhnya baik. Seperti logo dalam filsafat Yin-Yang; sebuah lingkaran yang berwarna setengah putih dan setengah hitam, di dalam warna hitam ada satu titik kecil berwarna putih, juga di dalam warna putih ada satu titik kecil berwarna hitam.

Kelima, The Law of Rhythm. Segala sesuatu memiliki siklus alaminya sendiri. Seperti siang lalu malam, berawal lalu berakhir, dan lain sebagainya. Hidup kita tidak melulu mengalami kesedihan, pasti kita juga akan mengalami kebahagiaan. Segala sesuatu yang berawal pasti akan berakhir. Jadi, janganlah anda terlalu terbelenggu dalam kesedihan. Sadarilah bahwa segalanya memiliki siklus hidupnya sendiri-sendiri.

Keenam, The Law of Gestation. Segala sesuatu memerlukan waktu untuk menjadi. Asalkan kita tetap fokus dan yakin bahwa tujuan kita pasti akan terwujud pada waktunya. Semuanya membutuhkan proses. Kita perlu membeli benih, lalu ditanam, kemudian dirawat, lantas kita akan memetik buahnya. Ketujuh, The Law of Transmutation. Bahwa, segala sesuatu akan berubah sesuai dengan energi yang keluar dan masuk. Pikiranmu adalah energi kreatif, semakin engkau memfokuskan pikiranmu pada hal yang kau inginkan, maka semakin kuat hal yang akan mengubah energi tersebut berbuah menjadi kenyataan (Faiz, 2023: 40).

Oleh : Hilmi Hafi R.

Sumber:
Byrne, Rhonda. 2007. The Secret. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Fahruddin Faiz. 2023. Falsafah Hidup. Yogyakarta: MJS Press.

M. E. Law Of Attraction: Membuat Semesta Mendukung Impian Kita. Diakses pada 21 Agustus 2022 dari https://medium.com/@1harisukses/law-of-attraction-membuat-semesta-mendukung-impian-kita-6c8d5bd77c26

Nugroho, Aditya. Kekuatan Pikiran Kita Merupakan Energi Bagi Hukum Tarik Menarik. Diakses pada 04 Oktober 2015 dari www.adityanugroho.com/beranda/kekuatan-pikiran-kita-merupakan-energi-bagi-hukum-tarik-menarik.html Zomlut, Salma. The Seven Cosmic Laws ‘’The Principles That Govern Everyone & Everything’’. Diakses pada 07 Agustus 2022 dari https://thesocialtalks.com/science/the-seven-cosmic-laws-the-principles-that-govern-everyone-everything/
Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak