BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Huru - Hara Followers Bung Karno di Ponpes Al Zaytun

Ponpes Al-Zaytun
Pena Laut
- Banyuwangi, 01 Juli 2023, Katanya pengasuh Pondok Pesantren, kok ngakunya komunis? Apa iya Pak Soekarno bermadzhab Komunis? Daripada sekedar jadi bahan pertanyaan, lebih baik kita ulas bersama secara ringan eksistensi pesantren dan keyakinan sosok Bung Karno yang diidolakan oleh Panji Gumilang yang sedang hangat diperbincangkan.

Pondok pesantren secara historis merupakan kawah candradimuka berkumpulnya seorang santri dari segala penjuru dunia untuk terus menimba dan mengasah keilmuan keagamaannya (islam) dibawah asuhan seorang figur utama yang disebut Kyai. Tak hanya itu, pendidikan non formal tersebut juga identik dengan sebuah asrama yang dihuni para santri untuk beristirahat usai mereka belajar. Serta media ibadah sentral yakni masjid ataupun mushola sebagai tempat mereka berkomunikasi dengan Yang Maha Esa.

Bagi masyarakat Indonesia yang terkenal religius, tempat tersebut sudah sangat familiar di telinga mereka bahwasanya pesantren adalah salah satu tempat paling religius dan tempat dimana amaliyah keislaman dijaga kemurniannya.

Akan tetapi, akhir-akhir ini bumi nusantara khususnya lagi dari kalangan agamis dikejutkan oleh sosok pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Panji Gumilang namanya. Bagaimana tidak, kemunculannya (keviralan) Panji Gumilang itu sendiri, langsung menuai kontroversi dikarenakan berbagai ajaran keislamannya yang dianggap menyeleweng atau nyeleneh, seperti melalui video yang dibagikan akun TikTok @heripatoeng, bahwasanya panji saat mengisi ceramah di depan santri-santrinya ia menyatakan Al-Qur’an merupakan karangan Nabi Muhammad SAW. “Bukan kalam Allah SWT,tapi kalam Nabi Muhammad yang didapat daripada wahyu,” ujar Panji Gumilang (14/06/2023).

Terlepas dari hal diatas, yang ingin saya soroti terkait sosok panji adalah statemen pengakuan dirinya sebagai sosok penganut ajaran Soekarno. Secara gamblang, hal tersebut ia sampaikan sewaktu mengisi tausyiah shalat jumat lewat kanal siaran langsung YouTube Ponpes Al-Zaytun (24/04/2023). Dan disusul pula pengkuannya dengan lantang bahwa dia komunis “Saya komunis, saya komunis” sebut Panji Gumilang dalam video yang diunggah akun TikTok @inverno.channel (16/06/2023).

Sontak hal tersebut mengundang beribu-ribu pandangan dan pertanyaan susulan dari segenap orang, terutama saya dan teman-teman kader GmnI yang setiap harinya tak lepas untuk mengkaji sosok Bung Karno dan segala yang melekat pada dirinya.

Sependek pengetahuan saya, Bung Karno secara pribadi merupakan sosok agamis yang tak perlu diragukan lagi sanad keilmuannya yang ia peroleh dari para ulama' besar yang namanya mencorong di nusantara. Salah satu bukti keislaman dan kereligiusannya bisa dilihat lewat karya pena saudara sekaligus senior kami yakni Bung Ahmad Basarah yang berjudul “Bung Karno Islam dan Pancasila”. Pada halaman 4 misalnya, sudah dikenalkan bahwasanya gambaran jati diri Bung Karno dipengaruhi sejak masa remaja. Ketika umur 15 tahun atau tepatnya tahun 1916, Bung Karno oleh Ayahandanya dititipkan kepada Haji Oemar Said Tjokroaminoto untuk tinggal kepadanya. Yang kebetulan H.O.S Tjokroaminoto sendiri merupakan tokoh besar islam pada masa tersebut.

Bung Karno sendiri juga mengakui bahwa konstruksi pemikirannya dipengaruhi oleh islam, dan

mengakui kalua ia memang tertarik oleh islam. Bung Karno mengaku “Tuhan amatlah bermurah hati pada saya. Pada waktu aku masih muda, diberikannya kepadaku pemimpin-pemimpin yang utama, Tjokroaminoto, Tjipto Mangunkusumo, Ahmad Dahlan.. dan lain-lain mereka semua itu menanamkan pengaruh yang dalam pada jiwa saya yang dahaga. Terutama sekali Tjokroaminoto, termasuk salah seorang guru saya yang amat saya hormati, kepribadiannya menarik saya dan islamismenya menarik saya pula oleh karena tidak sempit.” (Solichin Salam, Soekarno Putra Sang Fajar, Jakarta: Gunung Agung, 1966, hlm. 37).

Tidak berhenti di situ, setelah menjadi Presiden RI Pertama, Bung Karno dengan konsisten, tidak meninggalkan dimensi Ketuhanan dalam dirinya. Beberapa bukti diantaranya adalah pada pidato

penutupan Muktamar Muhammadiyah tahun 1962, di Jakarta, Bung Karno mengatakan, “Jikalau saya meninggal, supaya saya dikubur dengan membawa panji Muhammadiyah atas kain kafan saya”. (Cindy Adams, op, cit, hlm. 459).

Berdasarkan fakta-fakta sejarah perkembangan dan pemikiran Bung Karno kepada Islam dan Dunia Islam tersebut, maka pernyataan yang mengatakan Bung Karno seorang sekuler apalagi komunis, adalah pendapat atau tuduhan yang ahistoris dan tidak sesuai dengan fakta jati diri Bung Karno yang sebenarnya. Dari sini bisa dilihat dengan seksama, bahwa pernyataan yang disampaikan Panji Gumilang sama sekali tidak mencerminkan sosok yang dianggap panutannya yakni Bung Karno. Justru sangat terlihat ahistoris dan kontradiktif ditambah dengan pernyataan bahwa dia komunis, sedang Bung Karno sendiri adalah pemeluk Islam yang Religius.

Penulis: M Yazid Al Bahtiar

Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak