BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Hubungan Nilai Dasar Pergerakan dan Teologi Pembebasan Asghar Ali Engineer

Nilai dasar Pergerakan

Pena Laut - Nilai Dasar Pergerakan merupakan peleburan dari nilai-nilai Aswaja, sebagai pondasi untuk melangkah, sebagai dasar untuk berbuat, sehingga setiap kegiatan yang dilakukan ada dasarnya bukan hanya datang dari ego pribadi.

Seperti contoh ketika bermuamalah dalam bidang ekonomi halal dan haram, toyyib dan mudharatnya pun juga menjadi dasar.

Agar, apa saja yang dikonsumsi tidak hanya mendapatkan rasa kenyang dari apa yang telah dimakan, tetapi ada sisi kebaikannya juga.

Teologi pembebasan dapat diartikan peran agama dalam cakupan lingkungan sosial.

Simplifikasinya, teologi pembebasan ialah suatu usaha untuk menerapkan ajaran-ajaran keagamaan pada masalah di sekitar.

Penulis mencoba untuk mengkaji nilai yang ada NDP yakni Hablunminallah (teosentris/hubungan dengan Tuhan), Hablunminnas (antroposentris/hubungan sesama manusia), dan Hablunminal alam (biosentris/hubungan dengan makhluk hidup lainnya) dengan teologi pembebasan menurut Asghar Ali Engineer.

Hablunminallah (teosentris) adalah bagaimana upaya-upaya manusia peribadatan manusia terhadap Tuhan, jika di islam ada iman, islam, ihsan.

Intinya, manusia berkeyakinan bahwa Tuhanlah aspek utamanya, segala hal yang dikerjakan diatribusikan secara penuh kepada Tuhan.

Hablunminannas (antroposentris) dimaknai dengan tindakan menjaga hubungan sosial sesama manusia.

Dengan senantiasa berbuat baik, menjaga tali persaudaraan, kepedulian sosial, saling tolong menolong, dan saling menghormati tanpa memandang suku, ras, agama.

Islam pun mengutuk secara tegas segala bentuk penindasan, eksploitasi,dan ketidakadilan bagi manusia baik dari segi sosial, politik, maupun ekonomi.

Hablunminal alam (biosentris) bukan hanya manusia yang berhak dihormati dan terbebas dari segala bentuk penindasan dan eksploitasi, bahkan alam pun sama.

Semua ciptaan pantas mendapatkan segala bentuk perhatian dan tanggung jawab moral. 

Mawar yang indah tapi berduri juga berhak mendapatkan sinar matahari untuk keberlangsungan fotosintesis.

Sungai juga berhak mengalir tanpa adanya sampah yang menghambat aliran.

Hutan juga demikian, berhak untuk hidup secara bebas sebagai upaya menghasilkan oksigen demi keberlangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya.

"Sikap" alam tergantung dari manusia. Asghar Ali Engineer mengungkapkan bahwa tingkat keimanan (teosentris) manusia adalah memiliki perhatian penuh terhadap kondisi sosial (antroposentris dan teosentris).

Istilah “Kafir” menurut Asghar Ali Engineer, bukan hanya sekedar siapa yang ingkar kepada Tuhan, tetapi siapa dia yang tidak memiliki rasa kepedulian kepada kelompok masyarakat tertindas, ketidakadilan sosial, maka ini yang dikategorikan sebagai kafir.

Artinya meski secara verbal mengatakan beriman, tetapi jika tidak memperhatian realitas sosial, Asghar Ali Engineer menggolongkan sebagai kafir.

Kafir tidak berfokus pada hal yang bersifat ukhrawi (akhirat) saja tetapi juga memegang realitas kehidupan (duniawi) juga.

Teologi Pembebasan yang digagas oleh Asghar Ali Engineer terfokus pada problematika yang ada di dunia.

Hal ini sangat berhubungan dengan nilai NDP yang berbunyi “Habluminallah dan Habluminannas”, di mana setelah berfokus pada hubungan dengan Tuhan.

Maka, buktikan hubungan baik sesama manusia tanpa adanya perbedaan status antara si kaya dan si miskin, serta membebaskan kelompok masyarakat yang termarjinalkan.

Oleh : Ahmad Hasrul Maulana Kidam

Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak