BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Relevansi One Piece dalam Kehidupan Kita Sekarang

Relevansi Onepice

Pena Laut - Relevansi One Piece dalam Kehidupan? Bagi pecinta manga atau anime, pasti tidak asing lagi dengan serial One Piece. One Piece adalah manga (komik gaya Jepang) yang dikarang oleh Eiichiro Oda, seorang mangaka (orang yang membuat manga) yang berasal dari Prefektur Kumamoto, Jepang.

Oda membuat One Piece dengan genre petualangan. Manga ini mengisahkan perjalanan seorang pemuda bernama Monkey D. Luffy yang mengarungi lautan untuk menjadi  Raja bajak laut. Dalam perjalanannya, Luffy dibantu oleh teman-temannya yang juga menjadi kru di kapalnya.

Bajak laut adalah karakter yang mendominasi dalam cerita One Piece. Bila dalam dunia nyata bajak laut dipandang sebagai kriminal di lautan, dalam serial One Piece, bajak laut lebih dianggap sebagai pahlawan. Hal ini disebabkan peran bajak laut yang banyak memberikan ancaman bukan bagi rakyat biasa, namun justru bagi pemerintah dunia. 

Pemerintah dunia atau World Government  adalah otoritas tertinggi  dalam serial One Piece. Mereka dipimpin oleh 4 orang yang disebut dengan Gorosei. Gorosei memiliki wewenang penuh atas aparat keamanan yang direpresentasikan oleh Angkatan Laut.

Seperti halnya dalam dunia nyata, tugas dari Angkatan Laut adalah menjaga keamanan di lautan, namun tidak hanya disitu, angkatan laut dalam cerita One Piece juga menjadi penjaga bagi keturunan bangsawan atau disebut dengan Tenryuubito.

Mengapa Bajak Laut menjadi ancaman bagi pemerintah dunia ?

Awal dimulainya era bajak laut adalah disebabkan oleh  seorang bajak laut bernama Gold D Roger, yang telah berhasil mengarungi lautan yang disebut dengan Grandline. Ketika sampai di pulau terakhir, Roger menemukan sebuah harta karun yang disebut dengan One Piece.

Setelah kembali dari petualangannya, Roger akhirnya dijuluki sebagai raja bajak laut. Sekembalinya dari pelayaran, Roger justru menyerahkan diri kepada angkatan laut untuk kemudian dieksekusi.

Eksekusi Roger menjadi berita besar dan dianggap oleh pihak angkatan laut dan pemerintah dunia sebagai intimidasi bagi orang-orang agar tak menjadi bajak laut.

Namun, sesaat sebelum eksekusi, pernyataan roger lah justru yang menginspirasi orang-orang untuk pergi ke lautan. Roger mengatakan bahwa dia meninggalkan harta karunya yaitu One Piece di Grand Line.

Kata-kata terakhir Roger inilah yang membuat pemerintah dunia menjadi geram, karena lautan berubah menjadi tidak aman akibat banyaknya bajak laut yang berlayar.

Abad Kekosongan dan Harta Karun One Piece

Dalam kurun waktu 900 tahun sebelum dimulainya era bajak laut, terdapat 20 keturunan bangsawan yang membentuk pemerintahan dunia, yang memiliki wewenang untuk menciptakan sistem kekuasaan dalam dunia One Piece.

20 keturunan bangsawan itulah yang disebut dengan Tenryuubito. Mereka memiliki wewenang khusus untuk mengatur segala instansi termasuk juga memberikan perintah terhadap Gorosei.

Uniknya, posisi Tenryuubito dalam serial One Piece ini mirip dengan para Oligarki dalam dunia nyata. Terlebih Tenryuubito memiliki perilaku yang angkuh di hadapan masyarakat.

Bajak laut sebagai kelompok yang mencari harta Karun One Piece turut menjadi kelompok yang membenci Tenryuubito. Menurut mereka, berhadapan dengan Tenryuubito sama halnya dengan menciptakan masalah besar buat mereka. Karena mereka akan berurusan dengan angkatan laut bahkan pemerintah dunia.

Lain halnya dengan kelompok bajak laut lain yang memilih untuk menghindari konfrontasi dengan Tenryuubito atau angkatan laut,  Kelompok Bajak Laut Topi Jerami, atau sebutan bagi kelompok bajak laut yang dipimpin oleh Monkey D. Luffy, justru kerap berhadapan langsung dengan kedua pihak tersebut.

Pasalnya salah satu anggota bajak laut Topi Jerami yang bernama Nico Robin, mampu membaca relief yang disebut dengan Poneglyph.

Poneglyph adalah relief yang terdapat di sebuah batu yang dijaga kerahasiaannya oleh pemerintah dunia, seperti halnya Supersemar di negeri Wakanda. Selain itu, hanya orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan untuk membaca dan menerjemahkan poneglyph. Dan salah satu dari mereka adalah Nico Robin.

Poneglyph dianggap sebagai dokumen penting bagi pemerintah dunia karena di dalamnya memuat informasi tentang zaman sebelum Tenryuubito membentuk World Government atau disebut dengan zaman abad kekosongan. Begitu juga ada jenis Poneglyph tertentu, disebut dengan Road Poneglyph, yang menjadi petunjuk ke pulau terakhir di mana One Piece berada.

Mengapa One Piece layak untuk dibaca para aktivis ?

Terlepas dari sebuah mangga yang oleh kebanyakan orang dianggap sebagai komik khas Jepang dan berisi cerita fiksi, One Piece dalam hemat penulis adalah karya yang patut dibaca atau ditonton oleh para aktivis.

Sebab konsep cerita yang dibangun oleh Eiichiro Oda sebagai mangaka memiliki relevansinya dalam dunia nyata. 

Seperti halnya Tenryuubito yang berperan untuk mengendalikan segala sesuatunya termasuk pemerintah dunia, hal ini relevan dengan kondisi di dunia nyata sekarang, di mana banyak pemerintah di negara-negara di dunia yang justru dikendalikan oleh para oligarki yang terdiri dari segelintir pengusaha besar korporasi, tidak terkecuali indonesia.

Para pengusaha besar di berbagai sektor telah banyak yang membajak, bahkan menguasai birokrasi negara. Begitu juga dengan peran angkatan laut, yang seharusnya sebagai representasi dari aparat keamanan yang menjaga dan mengayomi masyarakat, justru menjadi pelindung bagi penguasa seperti Tenryuubito pada dunia Onepice.

Ironisnya, hari ini banyak aparat negara termasuk di Indonesia sendiri yang justru menjadi musuh masyarakat. Seperti kasus munculnya berita seorang ibu di Luwu Timur, Sulawesi Selatan yang melaporkan tiga anaknya diperkosa oleh ayah kandungnya sendiri pada Oktober 2021.

Alih-alih ditindaklanjuti, laporan itu justru diabaikan oleh polisi. Buntut daripada itu, memunculkan tagar percuma lapor polisi yang kemudian menjadi trending di media sosial

Terakhir, penulis berharap semoga One Piece bisa menjadi salah satu alternatif media belajar bagi para aktivis, lebih-lebih untuk membangun nalar kritis dalam melihat kondisi sosial politik lingkungan sekitar.

Penulis: M. Hasan Basri 

Baca Juga: Konsep disobedience (Ketidakpatuhan)

Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak