BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Kota Wisata Dilanda Bencana

 

Banyuwangi banjir

Pena Laut - Banyuwangi merupakan kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa yang dikelilingi oleh Kabupaten Jember dan Bondowoso pada sebelah barat, Kabupaten Situbondo di Sebelah Utara.

Sedangkan di sebelah timur, Banyuwangi berbatasan dengan laut yang memisahkan Pulau Jawa dan Bali (Selat Bali) dan di sebelah selatan membentang luas Samudra Hindia.

Walaupun letak geografis Banyuwangi yang dikelilingi oleh gunung dan lautan, menjadikan Banyuwangi memiliki potensi keragaman pemandangan alam yang indah maupun kekayaan seni dan budaya, serta adat tradisi.

Belakangan ini Pemerintah Banyuwangi lebih menitik beratkan pada pembangunan pariwisata berbasis kearifan lokal dan pelestarian budaya lokal, dengan harapan bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke Banyuwangi.

Dari situ menjadikan Banyuwangi dikenal oleh banyak orang bahkan sampai mancanegara, akan keindahan objek pariwisata alamnya maupun kebudayaan lokalnya.

Ada beberapa destinasi wisata alam unggulan di Banyuwangi seperti kawasan Gunung Ijen yang menawarkan pemandangan Blue Fire, Pantai Plengkung (G-Land) yang terkenal dengan ketinggian ombaknya, serta wisata Budaya Osing Kemiren.

Bahkan lain daripada itu Banyuwangi juga dikategorikan sebagai Kota Festival, mengingat banyaknya kegiatan Festival yang diselenggarakan setiap tahunya, yang mungkin masyarakat setempat tidak mengharapkan itu.

Namun ternyata dibalik keindahan Banyuwangi masih tersimpan banyak kekurangan, seolah Banyuwangi tidak mencerminkan dengan puluhan bahkan ratusan penghargaan yang dimiliki.

Entah pintar atau cerdiknya Bupati yang sekarang dan sebelumnya  mampu menutupi segala kekurangan dengan alibi Meningkatkan Penghasilan UMKM dan Melestarikan Tradisi di Banyuwangi, dengan bungkus kegiatan festival di setiap bulannya.

Baca Juga: Memahami Pengertian Organisasi

Orang nomor satu di Banyuwangi ini seolah lupa dengan Visi besarnya saat mencalonkan diri sebagai Bupati pada tahun 2019 lal, yaitu  “Terwujudnya Banyuwangi yang Semakin Maju, Sejahtera dan Berkah”

Ya, mungkin dia lupa dengan visinya sendiri, mengingat sekarang adalah tahun terakhir dia menjabat, sehingga harus diingatkan lagi.

Baiklah, prestasi apapun itu, sektor apapun itu, yang mengalami kemajuan di Banyuwangi sampai mendapatkan penghargaan sangat patut dan sepantasnya untuk diapresiasi.

Namun, permasalahan serius lainnya di Banyuwangi juga harus mendapatkan perhatian khusus. Contohnya seperti bencana alam yang melanda Banyuwangi beberapa tahun ini.

Selama 2 tahun ini bencana banjir beberapa kali melanda Banyuwangi di beberapa titik rawan dan selama itu juga mungkin Bupati masih belum menemukan solusinya.

Mengutip dari media lokal Banyuwangi pada Jumat (10/02/2023) Bupati mengatakan, untuk penanganan banjir Pemerintah Daerah selain mengambil langkah kuratif atau pemulihan dampak banjir, juga fokus empat hal, yang salah satunya penghijauan di daerah tangkapan hujan.

“Kami telah membuat peraturan daerah yang mengatur alih fungsi lahan di kawasan atas, sehingga sawah dan kebun tidak diubah menjadi kompleks perumahan secara tidak teratur,” ucap Bupati saat meninjau lokasi banjir di kawasan perkotaan Banyuwangi.

Tidak hanya sebatas itu, Bupati juga meminta kepada pihak perkebunan agar kawasan lereng gunung kembali ditanami dengan tanaman keras atau tanaman tahunan.

Berdasarkan paparan Bupati, dalam beberapa tahun terakhir ada perubahan fungsi lahan menjadi tanaman hortikultura di kawasan lereng gunung yang sebelumnya ditanami tanaman keras.

Saat ini mungkin Bupati Banyuwangi sedang menjalankan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

“Kegiatan penanggulangan bencana pada dasarnya adalah serangkaian kegiatan baik sebelum, saat terjadi dan sesudah terjadi bencana yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, menghindari dan memulihkan diri dari dampak bencana”

Namun sayang, kenapa mitigasi tersebut baru akan dilaksanakan sekarang, memang pada tahun-tahun sebelumnya fokus kemana? Apa alasanya karena adanya wabah Covid 19 ? Atau jangan-jangan ada alasan lain mungkin ?

Padahal Sri Rahayu, Anggota Komisi V DPR RI, mengatakan kalau lahan subur untuk pertanian sebaiknya jangan dibangun perumahan.

“Kalau mau membuat rumah harus memperhatikan itu. melihat penduduk Indonesia yang semakin bertambah, maka kebutuhan pangan akan semakin banyak. Mohon hal ini menjadi perhatian bagi para pengusaha developer,” papar Sri Rahayu di ruang rapat Komisi V, Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (26/9/2022).

Baiklah semoga dengan kejadian ini semua pihak bisa mengambil hikmahnya, terkhusus untuk memiliki kebijakan dan pemilik kepentingan agar lebih mengupayakan pencegahan dan tidak mengorbankan rakyat.

Selain itu masyarakat juga memiliki peran penting untuk selalu melakukan upaya pencegahan juga, dengan harapan kedepan Banyuwangi bisa terhindar dari bencana apapun.

Amin.

Baca Juga: Diskurusus Pemimpin dalam Berorganisasi

Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak