Pena Laut - Mental illness atau yang biasa dikenal dengan gangguan kesehatan mental mengacu kepada berbagai kondisi yang mempengaruhi perasaan, pikiran, suasana hati maupun perilaku seseorang.
Kondisi ini bisa terjadi hanya dalam jangka waktu tertentu atau dalam waktu yang sangat lama.
Penyakit mental tidak hanya mengakibatkan kesulitan yang timbul dari gejala penyakit tetapi juga kerugian melalui reaksi masyarakat.
Bahkan, beberapa orang dengan penyakit mental akan menerima prasangka umum tentang penyakit mental yang dialami, stigma terkait diri sendiri, dan kehilangan kepercayaan diri.
Dampak penderitaan bagi orang dengan penyakit mental semakin besar ketika gap antara jumlah kapasitas layanan kesehatan jiwa dengan orang yang membutuhkan layanan tersebut tinggi.
Dampak ini pun tidak hanya dialami oleh orang itu sendiri, tetapi juga dialami oleh keluarga, lingkungan sekitar, serta negara.
Memiliki Mental Sehat adalah Kebutuhan Kita
Kesehatan mental terkait dengan beberapa hal, antara lain:
Ketenangan batin, kemampuan adaptasi, dan partisipasi aktif dalam lingkungan.
Disisi lain, beberapa faktor bisa memicu terjadinya gangguan mental seperti mengalami penyakit tertentu sampai dengan stres akibat berbagai peristiwa traumatis, sehingga berpotensi kehilangan orang yang kita sayangi.
Melalui pengalaman tersebut, sistem kekebalan tubuh manusia dapat turut melemah.
Melihat adanya berbagai situasi di luar kendali manusia, sehat mental menjadi sebuah kebutuhan yang penting.
Simpelnya begini, manusia berusaha memenuhi kebutuhan makanan setiap harinya, sehat mental pun mendapat porsi yang serupa untuk dipenuhi dalam kehidupan.
Sehat mental perlu dijaga dan diupayakan agar manusia mampu tetap berdaya secara optimal dalam menjalani hidup.
Selain itu, sehat mental juga mendukung manusia untuk lebih tahan dan tangguh ketika menghadapi masalah atau tantangan yang akan menghampirinya.
Sampai kapan? disini dan sekarang
Dalam kehidupan, apapun yang telah terjadi pada masa lalu, cukup letakkan pada masa itu.
Sementara, apapun yang terjadi di masa depan tidak bisa kita prediksi.
Ketika menyadari kedua kondisi ini, coba tanyakan kembali pada diri, “sudahkah mampu menyadari dan menikmati kondisi saat ini dan di sini?”
Fritz Perls, seorang satu tokoh psikologi dari Jerman, mengenalkan konsep "here and now" atau bisa disebut “di sini - saat ini”.
Konsep ini menjelaskan tentang pentingnya manusia untuk merasakan keberadaannya di sini dan saat ini.
Manusia yang berusaha menikmati momen saat ini tanpa gangguan terhadap dendam di masa lalu, maupun kerisauan pada masa depan.
Masa lalu adalah satu hal yang tidak bisa kita ubah, namun bisa kita kelola agar hidup kita dapat optimal menjalani kehidupan “here and now”.
Begitu juga dengan masa depan. Masa depan perlu kita rencanakan dan antisipasi, akan tetapi tidak untuk dirisaukan secara penuh sampai menghabiskan seluruh fokus dan kesadaran yang kita miliki.
Karena faktanya, momen saat ini - di sini adalah sesuatu yang benar-benar nyata sedang kita jalani.
Yang menjadi tantangan selanjutnya adalah, apakah kita sudah mampu untuk memaknai kehidupan saat ini sebagai sesuatu yang menyenangkan dan berarti?
Renungan untuk dapat memaknai kehidupan saat ini, diperkuat dengan pendapat Martin Seligman, seorang pakar psikologi positif asal Amerika.
Seligman mengatakan bahwa perlu adanya pemahaman yang baik terkait bagaimana manusia memandang arti kehidupan yang menyenangkan dan kehidupan yang bermakna atau yang biasa disebut dengan pleasure dan gratification.
Kenikmatan dan Kebahagiaan Hidup Kini, Saat Ini
Pleasure bicara tentang kenikmatan atas perasaan-perasaan dasar dan komponen indrawi yang kuat.
Sementara gratification, berbicara tentang kebahagiaan atau kenikmatan hidup melalui kegiatan yang disenangi.
Gratification tidak ada batasan pada perasaan dasar, tetapi melibatkan kemampuan berpikir dan interpretasi manusia dalam memandang apapun yang terjadi.
Zaman sekarang, kita seakan sangat bergantung dengan aneka kemudahan dan kenikmatan yang ditawarkan.
Hasilnya kehidupan selalu dipenuhi dengan memikirkan “Hiburan apa lagi yang akan saya nikmati?”, “Bagaimana hidupku kelak kalau tidak bahagia?”.
Hal konyol seperti ini yang biasanya membuat kita gagap dalam menumbuhkan potensi – potensi yang ada pada diri kita.
Kita terlalu fokus agar terciptanya keadaan emosi positif dan meminimalkan emosi negatif dalam diri kita.
Pencariaan keadaan emosi positif ini pun sering kali berada di luar diri sendiri, sampai lupa menengok apa yang ada saat ini.
Maka dari itu, sudah saatnya kita fokus terhadap kehidupan sekarang dan saat ini.
Dengan berfokus pada saat ini, kita diajak untuk menelaah kembali adanya hal-hal baik yang sudah diraih.
Segala sesuatu yang terjadi di masa lalu cukup kita jadikan sebagai referensi pembelajaran di masa kini atau masa depan.
Sementara apa yang akan terjadi di masa depan, kita cukupkan dengan apa yang bisa kita upayakan serta pasrah meyakini bila itu akan terjadi.
Kakak RA Kartini, RM SOSROKARTONO berkata “Trimah mawi pasrah, dan sepi pamrih tebih ajrih’’ terima apapun yang ada hari ini.
Oleh: Kph Budyadinigrat
Posting Komentar