BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Ihwal Etika dan Moral hingga Kesadaran Kritis

Etika dan moral

Pena Laut - Dalam kehidupan sehari-hari, kita dihadapkan dalam persoalan yang terkadang begitu rumit.

Apalagi, manusia sebagai mahluk sosial diberikan tanggung jawab dalam bertingkah laku sebagaimana ajaran moral yang berlaku.

Konsensus masyarakat membentuk ajaran moral yang telah menjadi warisan dari generasi ke generasi.

Entah siapa peletak batu pertama yang merumuskan moralitas masyarakat tersebut, yang jelas, baik-buruk sesuatu sudah diajarkan oleh orang tua kita, lebih-lebih dalam pembelajaran.

Setiap wilayah tertentu mempunyai ajaran moral masing-masing, tak terkecuali dunia kampus yang selalu bersinggungan dengan istilah “ilmiah” atau “intelektual”.

Ah, sungguh indah sekali! Kebebasan akademik kampus diatur sedemikian rupa dalam peraturan perundang-undangan.

Sehingga, proses pembelajaran yang ada di kampus harus membuka ruang dialektik, agar dapat dikritik dan dievaluasi guna menciptakan kesadaran kritis. 

Namun, banyak kasus yang terjadi justru kampus bersifat represif terhadap diskusi maupun gerakan-gerakan mahasiswa yang menuntut keterbukaan dan mencoba mengevaluasi kebijakan yang ada di kampus.

Padahal, sudah menjadi keniscayaan dalam dunia kampus untuk menerima sekaligus mempertimbangkan apa yang menjadi masukan dari para mahasiswa. 

Represifitas pihak kampus—meskipun tidak secara eksplisit—sekilas tidak menunjukkan sikap menekan.

Namun, jika dikaji dan dianalisis, ternyata banyak hal yang secara intrinsik, membunuh kebinalan berpikir mahasiswa.

Sebagai contoh, persoalan etika. “Kamu mahasiswa yang tidak punya etika! Jika kamu melakukan demonstrasi” atau “Kalau kamu kuliah disini, kamu harus mengedepankan etika!”. Kurang lebih demikian. 

Menanggapi hal tersebut, penulis berusaha untuk memberikan penjelasan perihal etika dan moral dalam sudut pandang filsafat.

Karena, bisa jadi istilah “etika” atau “moral” mengalami bias makna atau definisi. Penulis tidak akan menjelaskan etika secara sistematis dan komprehensif, karena tulisan ini bukan tugas untuk memenuhi nilai mata kuliah!

Etika menjadi salah satu cabang filsafat yang terus dijadikan diskusi panjang para pemikir terdahulu, sebut saja para filsuf.

Secara etimologi dan terminologi, tidak akan ditulis di sini. 

Franz Magnis Suseno, dalam Etika Dasar masalah-masalah pokok filsafat moral, menjelaskan bahwa etika bukan suatu ajaran, melainkan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran moral.

Jadi, etika dan ajaran moral tidak berada ditingkat yang sama. Yang mengatakan bagaimana kita hidup, bukan etika melainkan ajaran moral.

Sedangkan moral ialah mencakup baik-buruknya manusia sebagai manusia, bukan hanya baik-buruk belaka.

Apalagi, ia sebagai rektor, dosen maupun mahasiswa. Hal tersebut sudah lain pembahasan.

Bidang moral ialah kebaikan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. Dari penjelasan singkat tersebut, dapat dipahami bahwa etika dan moral berbeda. 

Lebih jauh, dalam pemikiran kritis tidak ada sopan santun. Karena sopan santun ialah norma yang menjadi konsesus masyarakat—terlepas benar atau tidaknya konsensus tersebut—sehingga norma sopan santun tersebut mempunyai penilaian yang berbobot dalam pandangan masyarakat.

Singkatnya, sopan santun adalah etiket. Jika pemikiran di “sopan santun-kan”, maka yang terjadi ialah pengkerdilan daya kritis. Itu pikiran apa bonsai? 

Kalau hal tersebut menjamur di dunia kampus, maka sebagai “intelektual organik”, meminjam istilah Gramsci, suatu keharusan untuk melawannya.

Karena, pendidikan harus menjadi ruang yang mampu menciptakan dialektika. Pertengkaran argumentasi secara ilmiah dan rasional yang “boleh” berada di dunia kampus. 

Semoga tulisan yang sangat singkat ini mampu menciptakan dialektika sekaligus kesadaran kritis. Sehingga, akal pikiran tidak sampai mati dibunuh oleh egosentris pribadi!

Oleh : Dendy Wahyu Anugrah

Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak