BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

PC PMII Banyuwangi Kritisi Harga Pupuk Sangat Mahal

Hkti Banyuwangi

Pena Laut - Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kabupaten Banyuwangi hadiri Peringatan Hari Tani Nasional ke-62 yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Banyuwangi.

Acara tersebut dilaksanakan pada Sabtu (1/10/2022) di halaman rumah Ketua DPC HKTI Banyuwangi, H. Sugirah yang juga termasuk Wakil Bupati Banyuwangi, Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung.

Selain Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, M. Khoiri, puluhan petani, kelompok pemuda yang fokus pada sektor pertanian juga ikut hadir dalam acara tersebut.

Ada beberapa hal yang disampaikan oleh PC PMII Banyuwangi, berdasarkan hasil diskusi dan kajian antara Bidang Eksternal PC PMII Banyuwangi mengenai isu pertanian hari ini.

"Mulai dari benih yang terbatas, pupuk mahal, kurang meratanya sosialisasi regulasi pertanian, intervensi pasar, peningkatan produktivitas daerah produsen, dan masih banyak lagi," Ucap Ketua Cabang PMII Banyuwangi, M. Farid.

"Kami juga mengusulkan agar dibentuk lembaga Keuangan (bank atau asuransi) yang pro-petani serta memberikan perlindungan atau asuransi terhadap petani yang gagal panen," ucap Sahabat Farid.

Menurut Sahabat Farid permasalahan sektor pertanian di wilayah Banyuwangi memang sangat kompleks, yang kesemuanya itu terakumulasi dari kebijakan, organisasi petani yang kurang berfungsi dan lain lain.

"Dari hal tersebut PMII akan terus berupaya mencari solusi terbaik dengan melibatkan beberapa stakeholder untuk mengatasi problems tersebut, tentu dengan cara-cara yang dialogis," Jelas Farid.

Sedangkan Ketua DPC HKTI Banyuwangi, H. Sugirah mengapresiasi masukan dan saran dari PC PMII Banyuwangi yang akan dijadikan sebagai bahan kebijakan Pemerintah Daerah Kedepannya.

Wakil Bupati menyampaikan bahwasanya saat ini dalam waktu dekat akan menghadapi krisis pangan, tidak hanya di Indonesia tapi seluruh negara di dunia.

"Krisis pangan terjadi dikarenakan peperangan di Negara Eropa yang masih berlangsung sampai detik ini, sehingga berimbas kepada kenaikan harga apapun, termasuk pupuk," ujar H. Sugirah.

Wakil Bupati Banyuwangi yang memiliki latar belakang petani itu memberikan motivasi kepada para petani untuk mulai berpindah dari pupuk kimia ke pupuk organik secara pelan pelan untuk petani hortikultura.

"Mari para petani seperti buah naga atau jeruk kurangi penggunaan pupuk kimia mengingat harganya yang tinggi, kita bisa memakai pupuk organik dari kotoran hewan ternak," pungkas H. Sugirah (Zak).

Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak