Pena Laut - Sangatlah mustahil ketika seorang mahasiswa tidak mengetahui lagu pengobar semangat yang sering dilantunkan bersama sama.
Siapapun mereka baik anggota organisasi intra kampus maupun ekstra kampus, pasti hafal dengan lagu yang satu ini, yaitu buruh tani.
Lagu yang paling sering dinyanyikan ketika aksi unjuk rasa, atau menyampaikan aspirasi dimuka umum.
Tapi sangat disayangkan sekali, hanya segelintir mahasiswa (Aktivis) yang mengetahui sejarah dari lagu satu ini.
Lagu yang diciptakan pada tahun 90-an ini menceritakan demokrasi dan kemerdekaan atau pembebasan, atas rezim orde baru, yang berkuasa saat itu, yang dinilai sangatlah dzolim atas rakyat.
Lagu yang diciptakan Syafii Kemanang pada saat ia bergabung dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang dijalankan dengan gerakan bawah tanah di Provinsi Jawa Timur.
Awalnya lagu ini berjudul pembebasan dan setelah itu dipopulerkan oleh salah satu band kemahasiswaan dari Universitas Indonesia yaitu Marjinal.
Kemudian diubah judul dan beberapa liriknya menjadi Buruh tani.
Lagu “Marjinal - buruh tani” menjadi rujukan para aktivis untuk mengcovernya kembali.
Syafii Kemanang saat ini tinggal di Timor Leste, lahir di Lamongan, Jawa Timur, dengan nama Arifin, pada 05 Januari 1976, dari pasangan suami istri Mustofa dan Siti Karmiati.
Lagu pembebasan tersebut muncul berawal dari tragedi pada 27 Juli 1996 terjadi tragedi yang sangat menggemparkan dunia politik,
dimana kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) diambil alih oleh Soerjadi yang berkoalisi dengan rezim dari tangan kekuasaan Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum PDI, yang dikenal dengan dengan tragedi “Kudatuli”.
Sehingga berdampak pada Partai PRD, yang diikuti Syafi'i, yang pada waktu itu, bergerak secara diam - diam.
PRD menjadi partai yang dikambing hitamkan atas peristiwa tersebut.
Hal ini mengakibatkan PRD menjadi partai yang terlarang, kader dan anggotanya diburu, ditangkap dan diculik tanpa diketahui kabarnya.
Parahnya lagi PRD dianggap sebagai bibit - bibit dari PKI yang hidup kembali oleh rezim yang berkuasa saat itu.
Dengan dalih tragedi tersebut pada akhir tahun 1996, Syafi'i menciptakan lagu yang berjudul Pembebasan di Surabaya,
dengan lirik awalnya menggunakan “Buruh, tani, mahasiswa, kaum miskin kota” yang bertujuan untuk menyatukan mereka semua yang bernasib sama, yang merasakan penindasan dari pihak rezim yang diktaktaktor.
Penulis : Febri Kw (Rayon Tarbiyah PK PMII IAI Ibrahimy)
Inilah lirik asli lagu berjudul "Pembebasan"
Buruh,tani,mahasiswa,kaum miskin kota
Bersatu padu, rebut demokrasi
Gegap gempita dalam satu suara
Demi tugas suci yang mulia
Hari hari esok adalah milik kita
Terbebasnya masyarakat pekerja
Terciptanya tatanan masyarakat
Sosialis sepenuhnya
Marilah kawan, mari kita kabarkan
Ditangan kita, tergenggam arah bangsa
Marilah kawan, mari kita nyanyikan
Sebuah lagu, tentang pembebasan
Posting Komentar