BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Kenapa Mahasiswa Harus Ber-PMII ?

Pmii
Pena Laut
- Kenapa kita sebagai mahasiswa harus ikut organisasi? dengan berorganisasi kita bisa dapat menambah pengalaman yang tidak bisa kita dapatkan di dalam bangku perkuliahan.

Selain itu juga bisa menambah sirkel pertemanan, serta juga berorganisasi akan memberikan ruang kepada mahasiswa untuk berkreasi dan beraktifitas secara luas.

Diantara banyaknya organisasi yang ada, Salah satu organ ekstra kampus yang "recommended" untuk diikuti adalah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Kenapa harus PMII, karena dengan berorganisasi PMII banyak manfaat yang didapatkan.

PMII adalah organisasi yang jelas keIslamannya dan tidak dapat diragukan, karena PMII sayap organisasi NU di bidang kemahasiswaan. Dengan aktif di PMII, sanad ke NUan mahasiswa tidak terputus, dan juga menganut paham Ahlussunnah Waljamaah.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman.
Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah wal Jama’ah. 

Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai penyebab berdirinya PMII.
Carut marutnya situasi politik bangsa indonesia dalam kurun waktu 1950-1959.
Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada.
Pisahnya NU dari Masyumi.

PMII mengasah kemampuan akademik dan dan non-akademik. PMII mempunyai cangkupan kajian ilmu yang luas dan dalam, seperti kajian kemahasiswaan, keislaman, keindonesian. PMII juga membekali kadernya untuk mempelajari materi-materi lintas keilmuan (inter-multidisipliner).

Semuanya bertujuan untuk membangun nalar kritis (critical thinking). Sehingga ketika berada dalam sebuah diskusi dapat menghidupkan suasana dan memberikan sumbangsih pemikiran kepada teman-teman.

Dalam ber PMII kita dilatih untuk memiliki skill kepemimpinan (leadership), bicara di depan publik (public speaking), teknik lobi (lobbying), orasi, metode fasilitasi forum, jurnalistik, manajemen organisasi, dan masih banyak hal lainnya. Kita mustahil menemukan materi-materi mahal tersebut di dalam kelas. 

Usia PMII memasuki 63 tahun (lahir 17 April 1960), dalam jangka itu PMII sudah banyak melahirkan alumni yang memegang lini-lini strategis dalam struktur sosial. Mulai dari Kiai, akademisi, politisi, entrepreneur, teknokrat, pegawai negeri, menteri. Sehingga kapanpun dan di manapun, mahasiswa bisa memanfaatkan luasnya jaringan PMII yang bersifat nasional.

Dengan ber PMII kita melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar, melihat keresahan masyarakat ,dan persoalan yang ada di masyarakat oleh karena itu mahasiswa yang tergabung di PMII, maka bisa menemani masyarakat serta mencarikan solusinya. Kita diajarkan membangun kepekaan, bukan saja simpati akan tetapi empati yang disertai tindakan dan kerja nyata.

Belajar tanggung jawab sosial dengan jargon Dzikir, Fikir, dan Amal Sholeh, PMII mendidik kadernya untuk responsif terhadap isu-isu krusial yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat. Belajar menjadi agen perubahan mahasiswa adalah agen perubahan sosial (agen social of change).

Melalui sistem kaderisasi yang matang, PMII mencetak kadernya untuk menjadi orang yang solutif di lingkungannya. Sebagai kaum cerdik-cendekia, tidak elok ketika mahasiswa hanya melontarkan kritik tanpa aksi konkrit. (Zak).

Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak