BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Kursi Cabang yang Telah Usang

PENA LAUT - Pertanyaan dari seluruh kader PMII se - Banyuwangi akhirnya terjawab dengan dirilisnya,  flayer "Coming Soon Konfercab" Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Banyuwangi, pada Rabu (6/7/2022).

Kursi Cabang yang Telah Usang

Upaya akan diselengarakanya forum tertinggi di tingkat cabang PMII Banyuwangi perlu diapresiasi.

Lantas, siapa yang nantinya menduduki kursi yang telah lama usang itu?

Yang pasti, akan ada kader PMII yang tergiur dengan posisi tersebut.

Kita semua berharap, Konfercab tahun ini akan menjadi konferensi yang mampu menjunjung tinggi demokrasi.

Bukankah kontestasi demikian yang diharapkan? Kalau tidak, itu soal pilihan sahabat - sahabat.

Namun, jika sepakat dengan hal di atas, mari sedikit kita kupas bagaimana konferensi 'yang semestinya' dilaksanakan.

Pertama, Konferensi Cabang nanti harus jauh dari kecurangan yang membuat 'gaduh' di dalam tubuh pergerakan.

Sehingga, proses kaderisasi menjadi terganggu.

Mengapa harus jauh dari kecurangan?

Ya, karena proses di dalam organisasi harus menjunjung tinggi sportivitas. 

Kedua, sesuai dengan AD/ART dan Muspimnas.

Karena jika tidak menaati peraturan yang ada di organisasi, lantas peraturan siapa?

AD/ART adalah landasan organisasi yang harus ditaati oleh seluruh warga pergerakan, sekalipun itu pimpinan organisasi.

Bagaimanapun, semua harus mengacu pada peraturan organisasi.

Bila tidak, marwah organisasi niscaya akan mati, sampai ada kader yang memang benar-benar ingin membenahi kesalahan fatal ini.

Ketiga, para calon ketua cabang.

Nah, ini yang menjadi pokok pembahasan.

Selama ini, kita membaca dan berdiskusi soal pemimpin.

Bagaimana kriteria Ketua Cabang PMII Banyuwangi selanjutnya?

Setiap kader pasti mempunyai kriteria pemimpin masing-masing.

Bahkan, setiap Komisariat PMII se - Banyuwangi pun demikian.

Yang tidak bisa di pungkiri kriteria pemimpin adalah, kualitas.

Pemimpin yang kosmopolit adalah pemimpin yang menjadi tolok ukur setiap kader.

Tanpa dilandasi dengan pengetahuan dan wawasan yang mumpuni, pasti organisasi akan menjadi rumah yang kosong tak berpenghuni.

Segala kebijakan yang diambil akan berpotensi moderat, jika ia berwawasan luas.

Selama ini yang kita lihat, setiap kontestasi semacam ini, jalan koalisi adalah kunci.

Biasanya, para calon memberikan 'iming - iming' jabatan atau posisi yang strategis untuk setiap komisariat yang diajak koalisi.

Hal tersebut juga strategi politik.

Coba bayangkan saja (bayangkan dulu), jika kriteria pemimpin kita adalah orang seperti KH. Abdurrahman Wahid atau Mahbub Djunaidi yang memiliki intelektualitas tinggi.

Karena beliau berdua memiliki elektabilitas, maka jabatan yang datang, bukan malah mengejarnya.

"Lah, itu kan masa lalu. Kita hidup di masa kini, ya nggak sama dong, bat!"

Kalau begitu, kita ciptakan PMII yang mampu menjawab problematika zaman, seperti zaman kita ini, dengan ilmu pengetahuan.

Singkatnya, calon Ketua Cabang harus mantap spiritual dan mantap intelektual.

Oleh : Dendy Wahyu Anugrah

Baca Juga : Ikhtisar Pendidikan Kaum Tertindas

Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak