BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Perempuan Dan Kebebasan

PENA LAUT - Banyak yang berpendapat bahwa perempuan abad 22 sudah mendapatkan kebebasan yang cukup besar dibandingkan perempuan dimasa lampau.

Apakah benar seperti itu? Apakah pendapat tersebut dapat diterapkan kepada semua kalangan perempuan?

pena laut media

Gerakan mengupayakan kebebasan terhadap perempuan sudah melakukan upaya yang keras demi mencapai kebebasan pada hari ini, meskipun pada nyatanya stigma masyarakat tentang perempuan sepenuhnya belum mengalami perubahan.

Meski sudah banyak yang mengeluk-elukan tentang kebebasan perempuan, nyatanya pada penerapannya masih banyak perempuan yang mengalami kendala dalam mengekspresikan dirinya.

Bahkan dibeberapa kondisi perempuan masih belum bisa menunjukkan eksistensi nya di depan publik secara terbuka. 

Beberapa kendala yang membelenggu kebebasan perempuan diantaranya :

1. Stigmatisasi Masayarakat Terhadap Perempuan

Hingga saat ini masyarakat masih beranggapan bahwa perempuan hanya dapat berkontribusi dalam ramah domestik saja.

Hal ini karna masyarakat beranggapan bahwa publik hanya diperuntukkan untuk laki-laki.

Ranah domestik ini meliputi urusan rumah tangga, mengurus anak, dan melayani suami.

dalam pandangan masyarakat patriarki, seringkali mengaitkan kodrat perempuan dengan pekerjaan domestik. 

Maka dari itu banyak kasus-kasus perempuan, kerapkali tidak dianjurkan untuk memiliki pendidikan yang tinggi, karna masyarakat menganggap setinggi-tingginya pendidikan perempuan, pada akhirnya ia hanya akan menetap didalam rumah dan hanya menjadi ekor dari suaminya.

Selain itu, dengan menjadi-jadinya pergaulan bebas, para orang tua juga makin mengurung anak-anak gadisnya di rumah, karna mengkhawatirkan keselamatan masa depan mereka.

Orang tua mendoktrin anak-anak gadisnya dengan kodrat-kodratnya sebagai perempuan yang agan-aganya menyeleweng dari makna kodrat sesungguhnya. 

Makna kodrat sendiri bersifat bawaan dan tidak dapat dipertukarkan.

Perempuan di kodrat kan untuk punya vagina, rahim dan payudara yang memiliki fungsi sebagai alat reproduksi; menstruasi, melahirkan, dan menyusui. 

Sedangkan memasak, menyapu, mengepel dan mengurusi pekerjaan rumah tangga lainnya adalah life skill yang bisa dilakukan perempuan dan laki-laki. 

2. Kesadaran Diri

Seiring dengan keinginan tinggi mendapatkan kebebasan sebagai perempuan, agaknya kita perlu mengimbangi dengan kesadaran diri.

Kesadaran diri dapat menjadi pengingat kita dalam mencapai kebebasan.

Seperti sebebas apapun kita, pada dasarnya kita hanyalah makhluk yang identik dengan pribadi yang lemah lembut dan penuh kasih sayang.

Kesadaran diri ini lebih di arahkan pada mengenali potensi diri dan memperdalam pengetahuan pada kodrat-kodrat sebagai perempuan. 

3. Tidak Berani Mengambil Resiko

Teori tanpa aksi hanya omong kosong. Teori-teori kebebasan perempuan tanpa aksi nyata tak berati apa-apa. Setelah membekali diri pada akhirnya kita hanya akan mencapai hasil dengan melakukan aksi. 

Yang masih menjadi pertanyaan adalah, Bagaimana memulainya? 

Nah, ini yang perlu digaris bawahi tentang pentingnya membekali diri sebelum memulai aksi.

Menyiapkan diri semaksimal mungkin sebelum tampil maupun berkontribusi di ranah publik sebagai bentuk kebebasan perempuan.

Namun, resiko dari tindakan kita yang mencapai kebebasan perempuan, adalah tidak semua orang dapat menerima opsi-opsi yang kita suarakan.

Karna sedikitnya masih ada yang beranggapan bahwa perempuan tidak lebih bijak dibandingkan laki-laki, karna dianggap perempuan terlalu baperan untuk ada di wilayah publik. 

Kendala inilah yang membuat kita terkadang tidak mau mengambil resiko untuk berani maju.

Karena enggan mendapatkan resiko diskriminasi bahwasanya perempuan hanya untuk pekerjaan domestik. 

Kita tidak pernah diajarkan bahwa tugas rahim harus bisa masak dan ngepel kan guys?

Lalu bagaimana sikap kita, jika hal tersebut terjadi pada kita atau terjadi disekitar kita? 

1. Memberi Pengertian

Memberikan pengertian kepada masyarakat sekitar kita tentang pentingnya kebebasan perempuan saat ini bisa menjadi langkah awal dalam menghadapi stigma masyarakat yang harus dihapus.

Hal ini tentunya memerlukan pemahaman yang luas serta kesiapan yang matang untuk berdialog atau berdiskusi dengan keluarga maupun orang-orang terdekat, agar meminimalisir kesalah pahaman.

Berawal dari keluarga maupun orang-orang terdekat, kita bisa memberikan pengertian mengenai kebebasan perempuan dan stigma-stigma yang kurang tepat, agar nantinya diharapkan orang-orang terdekat kita juga dapat menyalurkan hal tersebut ke masyarakat luas. 

2. Mempertahankan Kepercayaan Masyarakat

Setelah memberikan pemahaman, langkah selanjutnya yakni adalah mempertahankan kepercayaan masyarakat.

Ini merupakan tantangan bagi kita untuk dapat membuktikan bahwa perempuan pun dapat menjadi pribadi yang bijak dan layak untuk turut berkontribusi dengan pekerjaan publik secara terbuka. 

Kebebasan untuk berpendapat pada dasarnya sudah menjadi hak kita. Kebebasan perempuan pada dasarnya untuk mendapatkan hak-hak yang seharusnya dimiliki setiap manusia.

Menjadi wanita independen bukan berarti menjadi orang yang menutup teling dengan semua kebudayaan sekitar, tapi berani mempertahankan konsistensi diri sendiri.

Menjadi ibu rumah tangga juga bukanlah hal yang buruk, peran ibu rumah tangga juga diperlukan untuk keseimbangan keluarga.

Yang terpenting adalah terjalinnya komunikasi yang baik antara suami maupun istri hingga mencapai keluarga yang sejahtera dan dapat membentuk generasi baru yang terbuka pemikirannya serta peka terhadap hak-hak manusia. 

Penulis : Perahu Perempuan

Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak