Pena Laut - Pendidikan merupakan alat
penyadaran bangsa, pendidikan adalah alat perjuangan untuk merebut takdir
sebagai bangsa bermartabat.
Namun hari ini pendidikan yang terjadi di Indonesia ini menjadi ladang bisnis, apalagi di era pandemi covid-19 ini.
Lembaga pendidikan hanya menjadi ruang kosong yang semakin menjadikan mulusnya ambisi tikus tikus terpendidik yang menggrogoti lumbung lumbung wali murid yang menggunakan jalan pendidikan.
Seharusnya sorang pendidik harus menjaga visi dan misi yang menjadi tujuan lembaga pendidikan tersebut.
Sangatlah dholim ketika seorang pendidik lupa akan niat untuk menjadikan pelajar berkualitas yang bakal menjadi aset aset penerus perjuangan bangsa ini (Indonesia).
Bagaimana bangsa akan maju
ketika fenomena pendidikan yang seperti ini terus dibiarkan. Bagaimana seorang
pelajar akan fokus belajar ketika hal ini terus merajalela dalam lembaga pendidikan.
Apalagi SPP, uang gedung, uang ujian (waktu ujian), dan masih banyak pembayaran pembayar lainya. Ketika hal ini terus dibiarkan, maka akan memberatkan bagi wali murid.
Kalau wali murid sudah merasa keberatan, maka dukungan belajar dari orang tua untuk seorang pelajar akan minim. Sehingga pelajar dalam hal ini sangat dirugikan.
Orang bodoh bukan orang yang malas belajar saja, namun orang bodoh adalah orang yang mencari keuntungan untuk uang dalam sebuah lembaga pendidikan.
Baca Juga : Refleksi Sumpah Pemuda
Posting Komentar