BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Diskusi Kini Hanya Jadi Sekedar "Tongkrongan Basi"

Pena Laut - Miris, itulah kata yang hari ini sangat pas diungkapkan untuk wajah mahasiswa kita. 21 Mei 1998 adalah hari yang bersejarah bagi bangsa ini, pada saat itu nama mahasiswa melambung tinggi ke angkasa, kini tercoreng oleh tindak tanduk penerusnya yang buta dengan perjuangan pendahulunya.

diskusi

Mungkin di luar sana masih banyak forum-forum yang mewacanakan bagaimana nasib negara ini ke depan, dan tentunya ini menjadi tanggung jawab kita bersama, sebagai rakyat, sebagai guru, sebagai petani, sebagai buruh, sebagai pelajar, dan yang pasti ujung tombak perubahan bangsa, sebagai Mahasiswa.

Akan tetapi, melihat kondisi yang ada saat ini, di sebuah kampus yang ada di Banyuwangi, forum-forum ilmiah semacam itu bagai hilang ditelan bumi.

Padahal, lembaga pendidikan tinggi ini berlabelkan agama islam, sebuah intitut yang ada di kota kecil bernama Genteng.

Tentu kita sudah paham, bahwa agama islam adalah agama yang mengedepankan demokrasi lewat musyawarah-nya dan melalui forum diskusi untuk mencapai kesepakatan bersama.

Sayang, nilai demokrasi yang menjadi salah satu pilar utama agama itu, tak ternilai di mata mahasiswa di kampus ini.

Benar memang, bila mahasiswa pada umumnya selalu dikelilingi oleh kesibukan perkuliahan dan juga sederet aktivitas akademis yang menyita waktu mereka.

Selain itu juga berbagai kegiatan dari organisasi intra maupun ekstra mereka yang tak luput dari mimbar diskusi, namun berbeda dengan yang terjadi di kampus yang berada di kota Genteng ini.

Para mahasiswa lebih cenderung berkumpul untuk membahas hal remeh temeh seputar game, gosip, atau hal yang tak ada progress sama sekali untuk hari depan.

Alih-alih membuat mimbar diskusi, perkumpulan yang mereka lakukan hanya bersifat momentum untuk memperingati hari-hari tertentu  dan juga tidak ada refleksi berkelanjutan dari kegiatan yang mereka lakukan itu.

Bahkan ironisnya,  hanya sebagai  simbol eksistensi mereka di sosial media dengan cara selfi dan sebagainya, Padahal sebenarnya di sekeliling mereka ada seumbrek  permasalahan yang merupakan tanggung jawab besar bagi mahasiswa seperti mereka.

Dimulai  dari dalam kampus mereka sendiri. Berbagai permasalahan yang sebenarnya perlu untuk didiskusikan dan diperjuangkan bersama antara mereka dengan lembaga. 

Seperti fasilitas yang dirasa belum memadai, kapabilitas dan kredibilitas, serta kinerja dosen yang perlu dipertanyakan, dan masih banyak lagi yang lain. Belum lagi permasalahan yang kelak akan mereka hadapi di tengah masyarakat.

Mungkin dalam diri mahasiwa itu sendiri juga terdapat suatu masalah yang mereka sendiri malas atau bahkan tak mau untuk mengatasinya.

Melihat realitas mahasiswa masa kini yang terbilang apatis untuk melihat lebih jeli berbagai permasalahan di sekitarnya.

Terlebih fakta yang terjadi di lapangan adalah berulang kali mahasiswa terlihat "melongo" ketika mereka diajak untuk berdiskusi masalah yang bahkan sangat dekat dengan kehidupan mereka.

Mungkin ini disebabkan oleh minat baca para mahasiswa yang bisa dikatakan minim atau bahkan tidak ada sama sekali.

Padahal dari membaca meraka akan lebih mengerti kondisi yang terjadi di sekelilingnya. Permasalahan-permasalahan yang seperti terurai di atas misalnya, dan seyogyanya mahasiswa dan lembaga perguruan tinggi  sudah pasti memiliki tujaun yang tertera dalam Tri Darma yang katanya ingin mereka laksanakan secara terarah dan terpadu itu.

Dan pada akhirnya, untuk mengakhiri sebuah tulisan yang menjadi curhatan yang mewakili kegelisahan seorang mahasiswa yang kebetulan dekat dengan para mahsiswa  apatis itu.

Penulis berharap agar forum-forum diskusi di kampus yang menjadi penambah wawasan mahasiswa, agar kembali dihidupkan lagi.

Selain itu juga menghimbau para mahasiswa untuk menghidupkan kembali semangat membaca dalam dirinya, agar dapat memaksimalkan peranya sebagai MAHA-SISWA yang berguna bagi bangsa dan negara.

Baca Juga : Aku Cinta dan Perlawanan

Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak