Aku Bangga Menjadi Pelacur
Dendy Wahyu Anugrah (Ketua Rayon Syariah XII)
Karena aku tak menindas yang lemah dan tak menghamba pada kemunafikan.
Tak mendukung kerja paksa dan selalu di barisan para pejuang kemanusiaan.
Karena mati adalah keniscayaan.
Kebenaran harus tetap diperjuangkan.
Aku bangga menjadi pelacur.
Karena aku tak menjual agama atas kepentinganku.
Dan tak mengadili sesamaku bahkan melacur-lacurkan mereka.
Tak pernah mensesat-sesatkan keyakinan-keyakinan sesama.
Juga tak mendoktrin sebangsaku untuk membunuh diri sendiri untuk surgawi semata.
Keyakinanku,
Surga milik semua manusia.
Hanya jalan menuju Roma yang berbeda-beda.
Salah satu Rahmat Tuhan semesta raya.
Aku bangga menjadi pelacur.
Karena aku makan dari hasil kerja kerasku.
Kebugaran tubuhku tak terbuat dari hasil merampas hak-hak sesama.
Tak berwajah sopan ketika ada kepentingan pribadi.
Tak berwajah hina ketika kalah duduk di kursi Bupati.
Aku bangga menjadi pelacur.
Karena aku tak menghina perbedaan.
Karena tidak ada persatuan tanpa adanya perbedaan.
Aku lebih mulia menjadi pelacur.
Daripada melacurkan ideologi dan agama.
Demi membuncitkan perut dan nafsu birahi semata.
Sekali lagi,
Aku bangga menjadi pelacur.
Aku sangat geram dan murka ketika penindasan, kemunafikan, ketidakadilan tetap menang di bumi manusia bangsaku.
Aku selalu berfikir dan bergerak,
Bagaimana hirarki, tirani, patriarki, matriarki dan sejenis pengkerdilan golongan - golongan yang subur pada bumi pertiwiku.
Tumbang dan tergeletak menangis darah di hadapan pribumi bangsaku.
(2021, Bangunan tua tengah kota)
Baca Juga : Kumpulan Puisi yang Lain
Posting Komentar