BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W
BWlBduTUUim65BmNoRNRwZwviGLcUft1snoGQp4W

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Bawah Artikel

Recent

Bookmark

Aktivis Perempuan

Oleh : Maghfirotul Iklimah ( Ketua Kopri PK PMII Ibrahimy )

Perempuan Aktivis

Pena Laut - Menjadi perempuan aktivis tak harus melupakan kewajibannya, Perempuan adalah sosok yang tak luput dalam proses pembelajaran, baik dalam mengasah kreatifitas, intelektual maupun kemampuan yang lainnya dalam berorganisasi.

Ketika perempuan dirasa mampu menyaingi kemampuan seorang lelaki dalam berorganisasi, perempuan akan menjadi pusat perhatian yang biasa di sebut aktivis.

Menjadi perempuan aktivis tidaklah mudah dalam membagi waktu dan menjalankan kegiatan - kegiatan produktifitas seperti yang dilakukan oleh seorang lelaki pada umumnya, namun kendala itu tak pernah mengurangi rasa semangat sekalipun untuk menjadi perempuan aktivis.

Menjadi perempuan aktivis bukan berarti mampu untuk menindas laki - laki karna di rasa perempuan sudah mampu menyaingi seorang lelaki.

Namun perempuan juga tak harus mengalah karna dirasa lebih sering menggunakan perasaan dalam mengambil keputusan maupun dalam menjalankan tugasnya yang akan di jadikan alat oleh laki laki yang dirasa mereka lebih sering memakai logikanya. 

Perempuan juga mampu melakukan dengan mengimbangi logika dengan perasaannya tapi bukan berarti perempuan bisa semena - mena dengan lelaki.

Memang benar adanya bahwa perempuan harus unggul dalam segala hal termasuk menjadi ujung tombak kaderisasi, namun perempuan juga harus tetap mengingat bahwa marwah seorang lelaki harus tetap terjaga, dengan begitu marwah perempuan juga akan selalu terjaga.

Banyak sekali yang berpandangan bahwa perempuan aktivis tak pernah bisa menjadi perempuan yang selalu di idamkan menjadi istri solehah dengan keluguan dan kesopananannya, karena perempuan aktivis yang terbiasa melakukan kegiatan yang hampir sama yang dilakukan seorang laki laki, pada umumnya itu menjadi kebiasaan buruk yang di takutkan oleh para lelaki ketika perempuan sudah berkiprah dalam rumah tangga.

Ini hanya masalah peran dalam lingkup yang berbeda artinya perempuan juga harus mengetahui bahwa peran ketika masih bebas berorganisasi dengan perempuan yang punya batasan ketika berorganisasi itu berbeda.

Dengan begitu  perempuan tidak akan disudutkan menjadi perempuan yang harus ahli di dapur saja, namun perempuan juga harus ahli menjadi sosok yang patut dicontoh karna kegiatan kegiatan yang bermanfaat yang selalu di lakukan dalam batasan berorganisasi.  

Sedikit kemungkinan perbedaan antara kebebasan berorganisasi dan batasan berorganisasi, yakni yang menjadikan perbedaan hanya lebih banyaknya kita memberikan rasa kepercayaan terhadap orang disekeliling kita.

Karena batasan bukan berarti kita berhenti untuk memberikan manfaat, melainkan dengan cara melakukan kewajiban seorang perempuan dulu sebelum melakukan kegiatan kegiatan yang lain.

Maka dengan begitu perempuan tidak akan di pandang sebelah lagi. dengan pilihan pilihan yang akan mempersulit kita nantinya,  seperti yang di katakan "najwa Shihab" bahwa perempuan harus menjadi sosok yang multitalenta.

Maka,  untuk perempuan Menanglah tanpa harus mengalahkan !!!

Bebaslah tanpa mengurangi batas kebebasan !!!

Dan Kuatlah tanpa harus melemahkan !!!

Editor : Irham Muzaki

Baca Juga : Organisatoris Yang Akademis

Posting Komentar

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bijak